Selamat pagi semua.😊 Hore akhirnya aku update juga. Maaf ya terlalu lama menunggu dan terima kasih atas vote dan commentnya kemarin.
Happy Reading!!!
Sebuah mobil Audi R8 berhenti di depan pintu gerbang, keluarlah seorang wanita muda dengan rambut yang dikuncir kuda. "Lain kali jangan ajak aku lagi!" sentak Keyla sambil menutup pintu mobil dengan keras.
Sam hanya menggelengkan kepalanya sambil menahan tawa di dalam mobil ketika melihat tingkah Keyla yang menggemaskan, pantas saja ia hanya menganggap gadis itu sebagai adiknya. "Kau ini lucu sekali."
"Wah, lucu ya?" Keyla menatap tajam ke arah Sam yang masih duduk di kursi kemudinya. "Ya, aku memang lucu seperti badut. Puas kau?" geramnya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Hey, tenanglah kelinci mungil! Jangan marah-marah terus!" ucap Sam yang masih menahan tawa. "Kau bisa cepat tua nanti dan aku tidak mau mempunyai adik yang sudah tua."
Kesal, itulah yang dirasakan Keyla terhadap lelaki yang menduduki hatinya. Setiap bertemu selalu saja membuatnya jengkel dan marah, tapi ia juga selalu membuatnya nyaman hingga tumbuh rasa itu. Rasa yang tidak akan bisa mati kecuali jika tergantikan dengan yang lain.
"Sudahlah, jangan cemberut terus! Aku pulang dulu ya," ucap Sam yang melajukan mobilnya. Keyla hanya mampu menatap kepergian lelaki muda itu dengan tatapan sendu. Patah hati memang sakit tapi memendam rasa itu jauh lebih menyakitkan.
Satu tetes air keluar dari mata cokelatnya, "Adakah yang lebih menyakitkan dari rasa ini?"
Keyla mengusap air matanya kasar, sudah cukup ia menangis dan itu tidak akan merubah apapun. Sekarang waktunya untuk ia membuka hati bagi orang lain. Menahan sebuah rasa itu terlalu menyakitkan hingga ia sendiri tidak tahu cara mengobatinya. Tubuh mungilnya berbalik dan melangkah ke dalam rumah. Namun, tiba-tiba ada yang membekap mulut dan hidungnya dengan sapu tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
General Fiction"Kamu itu hanya milikku dan aku bersumpah tidak akan membiarkanmu hidup tenang kecuali bersamaku," ucapan Arron begitu membekas di otak Keyla. Gelap dan dinginnya malam kota New York, seakan ingin menggambarkan perasaan Keyla. Tidak pernah terpikirk...