Assalamualaikum. Selamat malam.😊😊😊 Ada yang kangen gak ya sama Arron dan Keyla?😁😁
Happy Reading!!!!
Keyla sungguh tidak mengerti dengan sikap Arron kepadanya. Terkadang sangat manis hingga mampu meluluhkan hatinya, tapi terkadang juga bisa bersikap sangat dingin dan pemarah. Kini ia hanya bisa berdiam diri di kamar setelah Arron mengusir dan membentaknya.
Keyla berdiri mematung di kamarnya sambil menatap ke arah kaca jendela, ia dapat melihat sebuah mobil Bugatti Veyron berwarna hitam keluar dari pelataran rumah Arron. "Mungkinkah itu Arron?"
Sebenarnya dari tadi ia merasa sangat tidak nyaman karena tubuhnya terasa sangat lengket dan bau. Dari kemarin malam hingga menjelang sore ia belum mandi ataupun ganti baju. Sungguh ia sangat jijik dengan keadaannya sekarang.
"Mungkin aku bisa mandi dan meminjam baju Arron," Keyla melangkahkan kakinya keluar dari kamar yang ia tempati. Ia ingin kembali ke kamar Arron yang berada di samping kamarnya. Mungkin di sana ia akan menemukan baju Arron untuk dipakainya.
Sepanjang berjalan menuju kamar Arron, matanya terus mengamati setiap sudut rumah itu. Sungguh mewah dan luas, banyak lukisan yang terpajang di dinding. Tidak hanya lukisan, di setiap sudut ruangan juga pasti terdapat guci yang sangat besar dan mewah. Ia sungguh takjub dengan rumah Arron, di sisi lain ia juga merasa pernah tinggal di tempat ini.
"Nona!" suara seorang wanita mengalihkan perhatian Keyla. Ia lalu membalikkan tubuhnya mencari asal suara itu.
Matanya menatap seorang wanita muda, "Kamu memanggilku?"
Wanita itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Nona mencari tuan Arron?"
"Tidak. Aku hanya ingin mandi, tapi aku tidak punya baju untuk ganti. Jadi aku pikir, aku bisa meminjam baju Arron."
Wanita itu hanya tersenyum dan berjalan mendahului Keyla. Sedangkan, Keyla hanya mengikuti langkah kaki wanita muda itu menuju kamar Arron. "Siapa namamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
General Fiction"Kamu itu hanya milikku dan aku bersumpah tidak akan membiarkanmu hidup tenang kecuali bersamaku," ucapan Arron begitu membekas di otak Keyla. Gelap dan dinginnya malam kota New York, seakan ingin menggambarkan perasaan Keyla. Tidak pernah terpikirk...