Sebelum tahun baru, insyallah cerita ini akan tamat dan ganti cerita yang baru. Doakan aku ya biar bisa buat cerita yang lebih baik.😁😁😁
Happy Reading!!!
Suara alat pendeteksi jantung terdengar nyaring di pendengaran Keyla ketika ia memasuki ruangan bernuansa putih itu. Di ranjang tampak seorang pria paruh baya yang tertidur dengan pulas. Wajahnya tampak pucat dengan kerutan yang sangat jelas.
"Ayah," Keyla menggenggam tangan pria paruh baya itu dengan erat. "Maafkan Keyla!"
"Keyla janji tidak akan marah lagi sama ayah, tapi ayah harus bangun."
Air mata Keyla menetes membasahi tangan Thomas yang masih terpasang infus. Keyla merasa benar-benar hancur ketika melihat tubuh kekar ayahnya harus terbujur kaku dan lemah di ranjang rumah sakit.
Beberapa kali Keyla menciumi tangan sang ayah yang telah menyayanginya seperti anak kandung. "Jangan buat Keyla takut ayah!"
"Keyla sangat menyayangi ayah."
Keyla terisak pelan ketika mengingat kenangan manisnya bersama Thomas. "Ayah tahu, Keyla sungguh tidak bisa tidur karena terus memikirkan ayah yang ada di rumah sendiri. Keyla takut jika ayah tidak menjaga kesehatan dengan baik karena memikirkan Keyla."
"Ayah tahu, dulu aku selalu bermimpi untuk memiliki sebuah keluarga yang lengkap. Di mana ada ayah, ibu, dan seorang anak. Namun, itu hanya sebuah mimpi yang tidak akan dapat terwujud karena orang tua kandungku tidak menginginkan diriku hadir ke dunia ini."
"Lalu saat pertama kali aku sadar dari koma, yang pertama aku lihat adalah ayah. Waktu itu aku lupa segalanya, tidak ada memori yang tergambar di otakku. Semuanya tampak kosong dan hampa, tapi ayah mewarnainya dengan kasih sayang yang tulus."
"Ayah mulai melukiskan kenangan indah itu di otakku. Membuat memori baru yang akan selalu kukenang dan baru aku rasakan. Ya, walaupun kenangan itu berlandaskan kebohongan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
General Fiction"Kamu itu hanya milikku dan aku bersumpah tidak akan membiarkanmu hidup tenang kecuali bersamaku," ucapan Arron begitu membekas di otak Keyla. Gelap dan dinginnya malam kota New York, seakan ingin menggambarkan perasaan Keyla. Tidak pernah terpikirk...