Yeee UP lagi nihh. Terima kasih yang sudah vote dan comment cerita ini. Yang selalu sabar menunggu, makasih. Yang udah baca, tapi belum vote semoga cepat diberi hidayah.😅😅😅Happy Reading!!!
Suhu udara di New York pagi ini terasa hangat karena musim gugur telah tiba. Kini Keyla tengah menunggu di pelataran rumah Arron, ia sungguh tidak sabar untuk bertemu dengan ayahnya. Selama ini ia hanya percaya kepada ayahnya dan Sam saja, tidak ada orang lain lagi.
"Cepat! Sebelum aku berubah pikiran," ucap Arron dingin dan berjalan mendahului Keyla menuju mobilnya.
Keyla menatap punggung Arron yang mengenakan jaket kulit berwarna hitam. Segera ia melangkah untuk menyusul Arron yang berjalan menuju mobilnya. Sebenarnya dalam hati ia sangat kesal dengan tingkah Arron yang seenaknya sendiri. "Dasar pria gila," umpatnya dengan lirih.
Kini Keyla dan Arron sudah berada di dalam mobil. Suasana begitu canggung, tidak ada yang memulai untuk bicara. Keyla hanya memandang jalanan New York yang dipenuhi oleh daun kering. Sedangkan, Arron masih tetap fokus menyetir mobil.
"Emmm, boleh aku bertanya sesuatu?" Keyla membuka pembicaraan, ia paling tidak suka jika suasana hening seperti ini.
"Hmm," dehem Arron tanpa menatap Keyla.
"Apa aku mengenalmu?" Keyla menatap Arron yang masih sibuk mengemudi. "Aku pernah mengalami kecelakaan hingga membuatku amnesia."
"Lalu?" tanya Arron dengan ekspresi datar.
"Mungkin saja aku kita pernah bertemu dan saat ini aku tidak mengingatmu. Jadi, apakah kita saling mengenal satu sama lain?"
"Tanyakan itu pada Thomas," ucap Arron dingin tanpa mengalihkan pandangannya. Sesungguhnya ia sangat ingin memberitahu Keyla tentang kebenaran itu. Namun, ia khawatir pada kondisi Keyla yang belum siap menerima kebenaran itu. Biarlah ia mengalami penderitaan ini, asal wanita yang dicintainya selalu bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
General Fiction"Kamu itu hanya milikku dan aku bersumpah tidak akan membiarkanmu hidup tenang kecuali bersamaku," ucapan Arron begitu membekas di otak Keyla. Gelap dan dinginnya malam kota New York, seakan ingin menggambarkan perasaan Keyla. Tidak pernah terpikirk...