BAB 9 JEBAKAN

3.4K 149 6
                                    

Met malam semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Met malam semuanya. Terima kasih yang sudah dengan ikhlas memberikan vote dan commentnya!! I Love You Too.😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

Happy Reading!!!😊😊😊

Fajar mulai menyingsing, tapi masih belum ada kabar tentang keberadaan Keyla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fajar mulai menyingsing, tapi masih belum ada kabar tentang keberadaan Keyla. Lingkaran hitam kini tampak menghiasi mata Thomas karena tidak tidur sepanjang malam. Perasaan gelisah masih setia menemaninya hingga suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Tampak dua orang laki-laki masuk ke dalam ruang kerjanya.

Thomas berdiri dari tempat duduknya, lalu berjalan mendekat ke arah Jack. "James, seorang penculik bayaran dari situs gelap di internet," ucap Jack sambil mendorong tubuh James dengan kasar hingga jatuh di bawah kaki Thomas.

Bukannya marah, James justru tertawa dengan nada mengejek. Ia mendongakkan kepalanya menatap Thomas yang sedang menahan emosi. "Oh, ini rupanya ayah dari gadis manis itu?" ejek James, lalu berdiri dan menatap tajam lelaki tua di hadapannya.

"Di mana putriku?" bentak Thomas sambil melayangkan pukulan tangannya hingga mengenai lelaki muda itu. James meringis kesakitan sambil memegang sudut bibirnya yang sobek dan mengeluarkan darah.

Amarah Thomas semakin tersulut ketika melihat reaksi lelaki muda di hadapannya yang begitu tenang dan tersenyum. "Tahan emosimu Tuan Jaden yang terhormat!" James melangkahkan kakinya menuju kursi kebesaran Thomas. "Jangan terlalu mengkhawatirkan putrimu! Dia berada di tempat yang tepat."

"Aku akan membayarmu dua kali lipat dari orang itu, tapi katakan di mana Keyla?" ucap Thomas sambil berbalik menghadap James yang sedang duduk santai dengan kedua kakinya berada di atas meja.

"Wow," James berdiri dari tempat duduknya sambil bertepuk tangan. "Apa kau sekaya itu?"

"Uang bukan segalanya untukku," ucap Thomas.

James melangkahkan kakinya menuju Thomas. "Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang," bisiknya.

Thomas semakin geram ketika mendengar bisikan James yang menurutnya sangat menghina, dengan langkah pasti ia berjalan menuju lemari besar berwarna hitam yang berada di sudut ruang kerjanya. Membuka dan mengambil sebuah koper dari dalam lemari, lalu melemparkannya ke wajah James.

James dengan sigap menangkap koper besar itu. "Wow, banyak sekali." Ia terkejut ketika membuka koper yang berisi banyak uang itu. "Baiklah, aku akan mengantarmu menemuinya."

Hanya dengan uang semua bisa didapatkan dengan mudah, termasuk dunia ini. Banyak orang rela melakukan apapun untuk mendapatkan uang, termasuk bertindak kriminal yang akan berujung pada jeruji besi. Namun, semua itu tidak akan membuatnya jera.

Senang, kata yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan Thomas saat ini. Akhirnya ia bisa bertemu dengan Keyla setelah semalaman tidak bertemu. Satu malam saja sudah membuatnya sangat sengsara, apalagi jika itu selamanya. Pasti ia akan hancur dan lama-lama akan musnah karena rindu. Rindu seorang ayah kepada anaknya.

Kini Thomas tengah mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia sudah tidak sabar lagi bertemu dengan Keyla. Senyum kebahagiaan mulai muncul menghiasi wajahnya yang mulai keriput, tapi masih terlihat tampan. "Apakah masih jauh?"

"Tidak," jawab James yang tengah duduk di samping Thomas. "Di sana." Tunjuk James ke sebuah rumah yang sangat mewah dengan gerbang yang menjulang tinggi.

Mobil Thomas melaju dengan cepat memasuki halaman rumah mewah itu. Gelap dan sunyi, kesan pertama yang terlihat ketika sudah memasuki halaman rumah itu. Thomas memberhentikan mobil Porsche berwarna putih itu. "Cepat turun!" ucap Thomas sambil melepas seatbelt yang melingkar di perutnya.

"Masuklah! Keyla ada di dalam," James membuka pintu rumah itu dan mempersilahkan Thomas untuk masuk ke dalam. Tampak senyum seringai menghiasi wajahnya ketika Thomas melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

Mewah dan elegan, itulah kata yang paling tepat menggambarkan suasana di dalam rumah itu. Sebuah sofa mewah bertengger di sisi ruang tamu. Tidak sengaja mata Thomas menangkap sebuah foto seseorang yang sangat ia kenal. Di foto itu tampak seorang lelaki dengan jas berwarna hitam yang tengah berdiri di belakang kursi, sedangkan di kursi itu terdapat seorang wanita muda yang sangat cantik. Wanita itu mengenakan gaun pernikahan berwarna putih.

Tangan Thomas terkepal dengan kuat hingga buku tangannya memutih, rahangnya mengeras, dan napasnya mulai tidak teratur karena menahan emosi. Ketika Thomas tengah sibuk menatap tajam ke arah foto yang mampu membangunkan amarahnya, tiba-tiba suara pintu tertutup mengalihkan pandangannya.

"James," panggil Thomas sambil berjalan menuju pintu. Namun, sayangnya pintu itu terkunci dari luar. "Buka pintunya, James!"

Suara tawa menggelegar mengusik pendengaran Thomas, "Terima kasih atas uangnya Tuan Jaden dan nikmatilah rumah barumu itu."

"Brengsek kau, James!" umpat kasar Thomas sambil menggedor pintu itu dengan keras. "Kau menjebakku?"

"Aku tidak menjebakmu Tuan Jaden. Anda saja yang terlalu bodoh karena tidak peka terhadap musuhmu sendiri," jawab James dengan senyum seringainya. "Kau tidak cukup pintar untuk membuatku tunduk kepadamu."

Heemmm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heemmm...maaf ya kalau mengecewakan kalian karena tidak sesuai yang diharapkan.😢😢😢😢 Kurang banyak ya? Kalau aku banyakin nanti ketahuan dong kelanjutannya.😅😅😅 Sekali lagi aku mau minta maaf.

Tachiyya
Kudus, 20 Agustus 2018

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang