"Kamu itu hanya milikku dan aku bersumpah tidak akan membiarkanmu hidup tenang kecuali bersamaku," ucapan Arron begitu membekas di otak Keyla.
Gelap dan dinginnya malam kota New York, seakan ingin menggambarkan perasaan Keyla. Tidak pernah terpikirk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keyla tengah berdiam diri di balkon kamarnya, memandang langit San Diego yang cerah di pagi hari. Pikirannya melayang pada pesan yang dikirim oleh Arron ke ponselnya. Pesan itu berisi tentang penawaran yang diajukan oleh Arron, jika sampai satu minggu Keyla belum pindah ke New York maka ia akan diperkosa. Sungguh mengerikan, membayangkannya saja rasanya ia ingin muntah.
Keyla mengedikkan bahunya, "Dasar pria gila."
"Sebenarnya siapa Arron? Mengapa Arron selalu bertingkah seakan-akan ia mengenalku?" ucap Keyla lirih sambil membayangkan kejadian di rumah Arron.
Saat masih berkelana dengan pikirannya, tiba-tiba ada yang menutup matanya dari belakang. Keyla sangat tahu siapa yang sedang mengerjainya itu. Dari bau parfumnya yang sangat menyengat. "Sam, jangan bercanda!"
Sam mendesah pelan sambil melepaskan tangannya dari mata Keyla. "Kamu tahu?"
Keyla membalikkan tubuhnya menghadap Sam, "Aku selalu tahu jika itu kamu karena baumu yang sangat menyengat."
Sam mengerutkan keningnya, "Bau wangi ya?"
Keyla hanya menganggukkan kepalanya pasrah, ia sungguh sedang tidak berminat untuk bergurau dengan sahabatnya itu. Sejak bertemu Arron otaknya selalu dipenuhi oleh pria bermata biru itu. Keyla sendiri tidak tahu mengapa itu sampai terjadi padanya.
"Maafkan aku," Sam memeluk erat tubuh Keyla.
"Untuk?" sahut Keyla yang masih tampak kaget dengan pelukan Sam. Keyla hanya diam tanpa membalas pelukan dari Sam.
"Semuanya," Sam melepaskan pelukannya lalu memegang kedua bahu Keyla. "Mulai hari ini aku akan selalu melindungimu."
Keyla mengulas senyum ketika mendengar pernyataan Sam, "Benarkah?"
