Yee aku muncul lagi.😁😁😁Kangen gak sama aku?Angkat kakinya dong yang kangen.
Wihhhh kakinya bau.😅😅😅wkwkHappy Reading!!!
Perasaan cemas dan khawatir kini bercampur menjadi satu memenuhi hati dan pikiran Thomas. Entah sudah berapa kali ia berjalan bolak-balik di depan pintu rumahnya itu. "Sial!" umpatnya kasar ketika melirik jam yang ada di pergelangan tangannya. Sudah hampir dua jam ia menunggu, tapi yang ditunggu tidak kunjung datang. Ia hanya mampu menghembuskan napasnya dengan kasar.
Dinginnya malam kota San Diego tidak membuatnya jera berada di luar yang hanya mengenakan pakaian santai, kaos tipis berwarna hitam dan celana kain sebatas lutut. Tangannya merogoh sebuah benda pipih yang berada di saku celana, lalu menelepon seseorang.
"Cepat bawa dia ke hadapanku!" sentak Thomas kasar sambil memutus panggilan teleponnya.
Thomas mengepalkan kedua tangannya, menahan amarah yang kini tengah menguasai tubuhnya. Mata cokelat Thomas menatap tajam sebuah mobil Audi R8 yang berhenti di halaman rumah megah miliknya.
Seorang lelaki berbadan kekar dan bertubuh tinggi keluar dari mobil Audi R8 itu. Thomas menarik napas menahan emosinya, dengan langkah cepat ia berjalan ke arah lelaki muda itu. "Mengapa kau tinggalkan dia di depan gerbang?" bentaknya sambil mencengkeram kerah kemeja Sam.
Sam hanya diam tidak menanggapi amarah Thomas karena ia sadar ini semua adalah kesalahannya. "Aku akan menemukannya."
"Kau pikir mudah menemukannya?" ucap Thomas dengan nada mengejek. "Kalau mudah, pasti aku sudah menemukannya sejak tadi."
Thomas melayangkan pukulannya ke pipi putih Sam hingga tubuh lelaki muda itu jatuh ke tanah. Sejak mendapat telepon dari Keyla yang mengatakan bahwa ia tidak pulang, sifat pemarahnya kembali muncul. Ketika mendengar suara Keyla yang seperti dalam tekanan membuatnya dilanda rasa khawatir. Semua orang suruhannya sudah ia kerahkan untuk mencari keberadaan Keyla. Namun, tidak ada yang bisa menemukannya. Sudah banyak orang kepercayaannya terkena dampak dari kemarahan Thomas.
Sam meringis kesakitan sambil memegang bibirnya yang mengeluarkan darah. Ia dapat melihat kemarahan di mata Thomas Jaden yang sudah lama tidak muncul.
"Cepat pergi dari hadapanku!" teriak Thomas dengan marah. Sam berdiri dari tempatnya terjatuh dan segera berjalan ke arah mobilnya.
"Aaa," teriak Thomas frustrasi sambil meraup wajahnya dengan kasar. Ia tidak mau merasakan kehilangan putrinya untuk kedua kali. Tanpa disadari, air mata yang sedari tadi telah ia tahan kini telah menetes seiring dengan tubuhnya yang luruh ke tanah.
Kejam dan sadis, sebutan yang sering disematkan oleh rekan kerjanya. Namun, kali ini Thomas menjadi sangat rapuh. Amarah sudah menghabiskan semua tenaga yang ada di tubuhnya. Ia hanya seorang ayah yang takut kehilangan putrinya. Ia hanya seorang ayah yang ingin melindungi anaknya. Seorang ayah memang terlihat kuat di depan anaknya, tapi ketika sang anak menghilang ia akan terlihat sangat rapuh bahkan hancur.
"Tuan," panggil seorang lelaki berkumis tebal dengan kepala botak. Thomas mendongakkan kepalanya menatap Jack, orang kepercayaannya. Ia menghapus air matanya dengan kasar, lalu berdiri dengan kokoh.
"Bagaimana?" tanya Thomas dengan tatapan tajam. Jack menyerahkan ponsel miliknya kepada Thomas.
Tangan Thomas terkepal dengan kuat dan rahangnya mengeras menahan amarah karena melihat rekaman yang diberikan Jack. "Cari dan bawa dia ke hadapanku dalam keadaan hidup!"
"Baik, Tuan." Jack melangkah ke menjauhi Thomas yang masih berselimut dengan kemarahan. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana perasaannya kali ini.
"Aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri jika semua ini adalah ulahmu," desis Thomas.
Sedikit ya???Maaf deh!!!Besok malam lagi ya.😀😀😀Mau nggak?Angkat jari bagi yang mau ketemu sama Keyla lagi.
Met malam semua.😘😘😘😘 Dapat cium tuh dari ayah Keyla.😅😅😅Tachiyya
Kudus, 19 Agustus 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
General Fiction"Kamu itu hanya milikku dan aku bersumpah tidak akan membiarkanmu hidup tenang kecuali bersamaku," ucapan Arron begitu membekas di otak Keyla. Gelap dan dinginnya malam kota New York, seakan ingin menggambarkan perasaan Keyla. Tidak pernah terpikirk...