Chapter 2 [Jual Mahal]

1.5K 96 5
                                    

“Tha! Kantin kagak?” teriak Florin ketika Athalea sedang membereskan tempat pensilnya dan menaruhnya di tas. Hanya untuk peringatan, jangan pernah menyimpan tempat pensilmu di meja saat jam istirahat, atau nanti salah satu pensilmu akan hilang tiba – tiba.

“Bentar!” balasnya.

“Der, kantin, yok!” ajaknya pada Adera yang sudah asyik pada handphone-nya untuk—oh, sekarang reality show korea.

“Gue bawa makan. Gue tunggu disini aja,” ucapnya masih sibuk dengan kegiatannya. Athalea hanya mengangguk dan mengejar Florin yang sudah memakai sepatunya.
Perut Athalea sudah keroncongan. Bagaimana tidak, tiga jam mendengarkan kisah Si Homo Sapiens yang berhasil menyebar ke seluruh dunia membuat Athalea bosan dan mengantuk. Belum lagi Bu Sejarah—eh, namanya Endang, Bu Endang—memiliki mata elang yang akan terus memerhatikan para murid yang kerjaannya bobok cantik di kelas.
Athalea berusaha setengah mati menahan kantuknya dan tidak menidurkan kepalanya di meja karena Si Guru Bermata Elang itu terus saja memperhatikannya.

Oh iya, Athalea belum mengenalkan siapa gadis berponi yang sedang menceritakan film barat yang baru ia tonton semalam, yang ada di sampingnya ini. Namanya Florin Olivia, mereka bertiga—dengan Adera, sudah bersahabat semenjak masuk SMA.

Gadis yang sudah mencap dirinya sebagai istri sah dari Charlie Puth ini yang selalu nyambung dengannya jika menyangkut masalah; ‘Hollywood’ ataupun ‘Cogan’. Bagi mereka berdua, tiada hari tanpa ‘Kendall Jenner yang memiliki pacar baru’ atau ‘Hailey Badlwin memilih Shawn Mendes atau Justin Bieber’.
Kalau Adera, gadis itu juga suka gosip. Namun, lebih kepada K- pop, Athalea yang tidak menggemari segala hal tentang negeri ginseng itu hanya dapat mangut – mangut tidak jelas ketika Adera menceritakan tentang artis koreanya.

Tapi, meka bertiga mempunyai motto ‘hidup’ bersama, bunyinya; “Anoher day, another gossip.

“Tha, mie ayam, kuy!” ajak Florin ketika mereka sudah berada di tengah kantin yang sudah dipenuhi oleh siswa – siswi di SMA ini.

“Gak ah, gue mau batagor aja,” tolak Athalea dan segera melesat ke pojok kantin dimana terdapat makanan yang ia maksud.

“Tha, ih! Mie ayam aja,” rengek Florin dan menarik kembali tangan Athalea dan ‘menggiringnya’ ke tempat mie ayam.

Athalea langsung memberontak karena tidak setuju dengan pilihan Florin. Ya Tuhan... Tidak ada yang mampu menolak pesona mie ayam itu—termasuk Athalea, tapi...for God sake! Harganya cukup mahal dan akan menguras sebagian bekal Athalea.

“Flo, gue gak mau. Lo aja deh yang mesen,” ucapnya.

“Ih kok gitu? Gak mau, lo juga harus mesen,” ujar Florin yang membuat Athalea gemas sendiri.

“Bu, mie ayam biasa dua ya,” ujar Florin tiba – tiba pada ibu – ibu yang menjual Mie-Ayam-Enak-Tapi-Mahal itu. Athalea menghentakkan kakinya dengan kesal. Lenyap sudah, sebagian bekalnya.

***

Athalea dan Florin berjalan menuju kelasnya melewati lapangan upacara. Kata Florin, lumayan, siapa tau ada mangsa lewat buat cuci mata liat kakel ganteng.

“Tuh, ‘kan. Bener kata gue, noh liat kiri,” ujar Florin dengan semangat dan mata berbinar. Athalea mengerutkan dahi melihat eksprei Florin. Ia mengikuti arah pandang Florin.
Oh, pantas saja. Disana, tepat sekitar dua meter dari tempat mereka, seorang lelaki tampan sedang tertawa dengan temannya yang memakai kaca mata. Namanya Genta Ramadan—iya, lahir di bulan Ramadan, eh, gak tau juga, Atha asal nebak, hehe. Cowok kelas dua belas yang paling digemari oleh para dedek gemes, berkulit sawo matang dengan hidung mancung dan kumis tipis yang membingkai wajahnya.

It's My Simple LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang