Malam Minggu. Malam yang ditunggu - tunggu bagi orang yang berpacaran dan malam yang paling dibenci oleh orang yang tidak memiliki pasangan-alias, jones hehe-biasanya seperti itu. Tapi bagi Athalea-yang sudah jones akut dan tidak memiliki pengalaman apapun dengan laki - laki-Malam Minggu adalah surga. Ia bisa bebas menonton film - film kesukaannya ataupun hanya berdiam di kamar 'ditemani' musik kesukaannya.
Namun, untuk saat ini saja. Malam Minggu yang ditunggu - tunggu Athalea, tidak berjalan semestinya.
"Tha, lo masih punya kita. Dan lo harus berdoa biar ortu lo tetep bersatu," ujar Florin seraya mengusap - usap punggung Athalea. Adera yang baru saja muncul untuk memberi tissue pada sahabatnya itu juga mengangguk menyetujui ucapan Florin.
"Tap-tapi ke-kenapa? Kenapa Papa te-tega?" ucap Athalea sesenggukan. Ia mengambil tissue dari Florin dan mengusap hidungnya.
Mereka bertiga kini berada di rumah Florin, rumah besar yang kini menjadi hak milik mereka karena orangtua Florin dan adiknya sedang berada di luar kota. Tadi sore, orangtua Athalea kembali bertengkar. Untung saja Zefan sedang berada di rumah Nenek mereka, jadi aman - aman saja bagi mereka untuk bebas bertengkar sesukanya. Athalea yang tidak menyukai kondisi rumahnya, akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah Florin. Disusul Adera yang juga ikut menginap disini.
"Papa lo pasti punya alasan sendiri, Tha. Gak mungkin Tante Arin yang sempurna itu dengan mudahnya diselingkuhin tanpa alasan yang jelas, gue yakin, Papa lo gak selingkuh. Ini cuma salah paham aja," ucap Adera panjang lebar, Athalea melirik Adera dengan penasaran.
"Salah paham gimana maksudnya?" tanya Athalea dengan suara serak.
Adera menghela napas sebentar, "Orangtuanya mantan pacar gue-aduh, flashback 'kan jadinya-mereka udah cerai. Alasannya gegara Ibunya itu udah gak ngurus anak - anaknya dan buat anak - anaknya jadi kurang perhatian-and you know, mereka 'nyari perhatian dari luar'-itu ngebuat Ayahnya juga muak ke istrinya. Jadi, Ayahnya nyari pengganti yang dikira lebih 'bagus dari istirnya-"
"-iya, gue tahu itu parah banget, dan gak cocok banget buat ditiru. Tapi, Tha, kalo diliat - liat, semua orang punya alasan tersendiri ketika melakukan kesalahan mereka. Kek Ayahnya mantan pacar gue-duh ribet amat sih ngomongnya, dia punya alasan buat selingkuh karena istrinya kek gitu-ya, gak rasional juga sih-tapi you know, Tha, 'pengganti' itu emang bener - bener sayang sama anak - anaknya, bahkan mantan gue bilang kalo dia lebih sayang sama ibu tirinya."
"Oke, Tha. Ini emang agak sedikit melenceng. Tapi, Tante Arin gak mencampakkan lo sampe segitunya 'kan? Jadi, gak ada alasan buat Papa lo buat pindah ke lain hati-azekk, lah bahasa gue, jadi, ini semua salah paham aja, Tha. Dan lo, kan udah dewasa, coba lo ngertiin posisi Mama lo dan Papa lo. Gitu,Tha."
Adera memang orang yang paling bijak diantara mereka bertiga. Cewek yang mempunyai dua kakak perempuan dan sedang menjalani hubungan dengan saudara jauhnya itu selalu memberi nasihat yang sangat berati bagi kedua sahabatnya.
"Iya, Tha. Nanti juga baikan lagi. Orangtua gue juga suka cekcok kok, tapi mereka baik lagi," tambah Florin.
"Udah, sekarang jangan sedih lagi. Nanti lo makin jelek-kalo makin jelek, nanti Athalla secret project gak akan jadi," ucap Adera untuk menggoda Athalea seraya mengerling nakal pada Florin yang tahu apa maksudnya.
Athalea juga sadar apa maksud kaliat Florin. Ia melempar tissue yang sudah ia pakai pada Adera, membuat cewek itu bergidik jijik."Jorok, Tha!"
"Lagian, lo juga ngapain bawa - bawa Allan!" sungut Athalea. Nah, ini dia. Si curut yang asli udah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Simple Life
Teen FictionIni tentang kisah kehidupan sederhana Athalea Zefanny. Tidak ada kata 'ribet' dalam hidupnya. Hanya kehidupan sederhana. Tapi, ayolah, memang kehidupanmu akan selalu berjalan seperti itu, Athalea? Tidak. Karena faktanya, kehidupan itu rumit. Begitu...