PROLOG

18K 894 16
                                    

2018

Semburat jingga muncul dari kejauhan. Pertanda langit akan merubah warnanya menjadi pekat. Seperti itulah hati dari seorang wanita yang hanya bisa menanti pudarnya warna ceria dalam kehidupannya.
Wanita itu mendekatkan keningnya ke dinding putih tulang yang ada disamping jendela kamarnya. Kalaupun ada yang menyukai senja, dia adalah orang yang membenci senja untuk saat itu. Datangnya senja menjadi tanda bahwa dia selangkah lagi menuju kegelapan kehidupan.
Wanita itu akhirnya membaringkan badannnya di atas ranjang yang sudah diberhiaskan bunga lili putih dan berselimutkan sprei warna putih gading dengan hiasan renda dan rumbai. Ya kamar tidurnya sudah disulap menjadi selayaknya kamar pengantin.
Mungkin rasa lelah yang sudah merasuki tubuh dan jiwanya, membuat dia akhirnya terpejam hingga malam telah larut padahal jauh di dasar lubuk hatinya, ada rasa enggan untuk melepaskan penat di atas ranjang pengantinnya.

Jam dinding menunjukkan pukul 4.00.pagi Wanita itu berusaha bangun meski rasa sakit di kepala mulai menyerang. Kakinya berusaha menapaki lantai granit kamar tidurnya. Dibukanya tirai jendela kamar dan langit masih saja menyunggingkan warna pekat. Wanita itu memutuskan untuk meraih ponsel pintar yang ada di atas ranjangnya. Ratusan missed calls  dan puluhan pesan whatsapp  tampak menghiasi layar. Tak perlu membuka untuk tahu siapa pelaku nya. Wanita itu menghembuskan nafas dalam dalam. Terbesit rasa sesal, andai dia tidak melakukan hal yang bodoh dan gegabah itu, mungkin sekarang dia akan menantikan malam pingitan dengan rasa bahagia yang duncan sebelum pernikahannya esok pagi. Dengan rasa malas yang mendera, dia mulai membuka beberapa pesan yang masuk.

bastard
yesterday 17.08
Selamat menikmati hari terakhir kebebasanmu sayang. Jangan pernah berpikir untuk kabur. Aku tidak pernah main main dengan ancamanku. Kekasihmu tercinta jadi taruhannya. Kalau kamu ingin dia bisa menghirup udara lagi, besok kamu harus mau jadi pengantinku

bastard
yesterday 19.30
Setiap sudut rumah papamu sudah ada orang suruhanku. Terutama di depan pintu kamarmu. Jangan pernah lari atau menghindar dariku lagi

bastard
yesterday 20.46
jadilah pengantinku yang cantik esok hari. penata rias dan desainer kesayanganmu akan datang besok jam 4 pagi. Jangan membuat ulah. Nyawa kekasihmu jadi taruhannya

bastard
yesterday 22.05
Kamu sudah tidur?tidurlah yang nyenyak. karena besok semua akan berubah. Kamu akan kembali jadi milikku. I love you so bad Cintaku tetap sama seperti dulu.

bastard
today 03.36
morning queen. Today you will be my wife.

Dan masih banyak ratusan chat yang lain. Muak. hanya itu yang bisa dia katakan. Ingin rasanya dia berlari, namun ketika di pikirannya berlarian nama nama orang yang berharga dalam hidupnya, bertahan adalah salah satu pilihan terbaik.

Wanita itu melihat bayangan didalam cermin. Bayangan wanita menyedihkan namun karena polesan make up sang penata rias, yang terlihat adalah wajah cantik dengan mengenakan kebaya brokad warna putih tulang. Dengan aksen swarosvky dibeberapa sudut. Sanggul minimalis menghiasi kepalanya dengan tambahan bunga mawar merah dan untaian bunga melati. Harusnya dia bahagia, harusnya dia gembira namun kenytaannya hanya kesedihan yang dia bisa rasakan.

"Mbak...sudah waktunya. Silahkan menuju tempat akad nikah". Suara merdu dari seorang perempuan cantik yang sudah bertahun tahun dia kenal. Perempuan yang selalu setia kepada laki laki yang sebentar lagi akan mengucapkan janji suci.

"Kamu masih sama ya wid. setia sama dia"
Perempuan yang bernama wid itu, hanya membalas dengan senyuman tipis dan dengan perlahan, membawa wanita tersebut memasuki tempat akad nikah.

Nuansa putih mendominasi tempat akad nikah tersebut. Taman belakang rumah orang tua wanita itu disulap menjadi taman yang cantik dengan taburan bunga lily putih, krisan putih dan mawar putih di mana mana.
Sang calon pengantin duduk tak jauh dari tempat akad nikah. Dia hanya tertunduk dan berusaha untuk tidak meneteskan air mata. Genggaman erat dari tangan sang mama pun tak bisa membuat dia baik baik saja. Karena di hari ini, dia harus kembali. Kembali kepada pria yang telah membuat dunia serta harga dirinya hancur tak bersisa. Pria yang sekarang di depannya tengah bersiap melafalkan ijab qabul. Andai dia punya pilihan, dia tidak akan pernah sudi berada di bawah tekanan pria itu. Namun dia bisa apa, ketika dengan semaunya sendiri pria itu membawa nya pada pilihan yang sangat sulit

"Menikah dengan ku dan semuanya akan kembali seperti sedia kala. Termasuk kekasihmu itu. Dia akan bisa melihat indahnya dunia kembali. Tapi jika kamu menolak, jangan pernah salahkan aku kalau usaha papamu akan hancur, pengacara favoritmu dan keluarganya akan jadi gembel dan...pujaan hatimu itu tidak akan pernah lagi bisa melihat matahari meski hanya setitik. Pilihan ada di tanganmu. Dan aku hanya beri waktu 2 hari untuk berpikir"

Wanita itu melihat ke sekeliling tempat acara. Tidak ada raut kebahagiaan. Semua hanya memandangnya dengan penuh rasa iba. Sang mama pun masih berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis.

"Maafkan papa dan mama , sayang. Kami tidak bisa berbuat sesuatu untuk menyelamatkanmu. "
"Mama dan papa ga perlu minta maaf. Aku harus memilih jalan ini. Aku ga mungkin bisa bahagia kalau kalian semua di bawah ancaman laki laki bajingan itu. Paling enggak, perusahaan papa akan kembali normal. Om togar dan Bang Ian bisa kembali jadi pengacara lagi. Dan....dia bisa selamat Ma.

Kedua ibu dan anak itu akhirnya berpelukan erat. Entah brapa banyak air mata keluar, hingga terdengar suara yang menjadi pertanda bahwa wanita itu sudah kembali dalam penguasaan laki laki

"Saya terima nikah dan kawinnya, RA Nariswari Pradjna Paramitha binti R.Prabu Dewantoro dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas murni 100 gram  dibayar Tunai"

Luruh sudah air matanya ketika melihat laki laki itu beradu pandang kearahnya dengan seringai kemenangan. Sorot matanya pun seakan mampu berkata "kamu sudah jadi milikku kembali". Pertahanannya pun seakan jatuh.Dia tidak sekuat kata katanya juga tidak setegar tekadnya. Dan wanita itu pun jatuh tepat di pelukan sang pria itu. Sekeliling ruangannya menjadi pekat. Sama seperti kehidupannya mendatang. Kembali menghitam tanpa warna.

PRADJNA Season I (Tamat) Dan Pradjna Season II (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang