She is mine

3.2K 276 14
                                    

2007

Langit masih melukiskan warna kelamnya dan udara dingin masih terasa menusuk kulit. Suara hewan hewan malam pun masih bersautan membentuk sebuah irama ringan pengantar tidur

Malam itu, setelah memastikan wanita miliknya telah tertidur, Peter bergegas keluar dari kamar menuju sebuah tempat yang telah dia rencanakan.

"Dimana Pradjna, Son?"

Langkahnya terhenti ketika suara berat milik ayah angkatnya muncul dari arah belakang. Peter masih enggan berbalik. Dia memutuskan tetap pada posisinya berdiri

"Istriku tertidur karena kelelahan melayaniku, Dad. Dia ternyata sangat merindukanku"

Gerry yang memahami sifat asli dari anak angkatnya itu, tiba tiba menyerang Peter dari belakang dan mengakibatkan ia jatuh tersungkur ke tanah.

"Pengecut....Apa yang telah kau lakukan kepada Pradjna?"

Peter mencoba berdiri namun tendangan kaki Gerry yang mengenai pahanya berhasil membuat dia kembali mencium tanah.

"Dia bukan wanita lemah yang bisa dengan mudah kau kuasai. Apa yang sudah kau lakukan padanya?"

Gerry mencengkeram kerah bajunya. Lelaki itu sudah dilingkupi amarah. Gerry sangat memahami sifat keras Pradjna. Wanita itu tidak akan luluh secepat ini jika bukan karena ancaman dari lelaki gila seperti anak angkatnya itu.

"Dia sendiri yang melayaniku, Dad. Kami kelelahan bercinta....Lihat ini kalau Daddy tidak percaya"

Gerry kemudian mengepalkan tangannya erat dan bersiap menghantamkan tangannya ke wajah laki laki gila di hadapannya. Namun rencananya gagal setelah beberapa orang suruhan Peter telah mengunci mati tubuh kekarnya.

"Ck...Dad...berhenti ikut campur dengan rumah tanggaku. Setelah ini, silahkan Daddy dan Mommy kembali ke Philadelphia. Nikmatilah masa pensiun kalian berdua. Jet akan siap esok pagi. Persiapkan diri kalian"

"Dan satu lagi, tolong sampaikan kepada cinta pertamamu, Dad. Putri dan calon cucunya akan selalu baik baik saja. Mereka yang ada di Indonesia tidak perlu khawatir"

Peter memilih pergi meninggalkan ayah angkatnya yang masih terdiam dengan apa yang dia lakukan. Peter berusaha untuk tidak peduli dengan yang akan dia lakukan. Asalkan Pradjna bisa terus di sisinya, semua akan halal dia lakukan. Peter berhenti di depan pintu sebuah ruangan yang terletak di ruang bawah tanah. 

Di dalam ruangan itu, ada dua orang lelaki dalam posisi berlutut dengan tangan terikat ke belakang dengan mata tertutup dengan selembar kain hitam. Kondisi mereka begitu mengenaskan dengan banyak luka dan lebam di sekujur tubuhnya. Peter sungguh puas melihat kondisi kedua lelaki yang ada di depannya. Dia melangkah mendekat dan mensejajarkan tubuhnya dengan salah satu di antara mereka.

Dengan sekali sentakan tangannya, penutup mata salah satu tawanannya terbuka. Peter menyambutnya dengan sebuah senyuman ramah dan dibalas dengan tatapan amarah oleh tawanannya

"Selamat malam kakak ipar? Apakah tidurmu nyenyak malam ini ?"

"Di mana Rara ?. "

"Ck... kenapa kamu malah menanyakan kabar istriku tercinta, kakak ipar. Oh ya, adikmu hmm lebih tepatnya adik angkatmu. Dia sedang tertidur karena kelelahan setelah kami bercinta"

Setya yang mendengar perkataan lelaki gila yang ada di depannya tak bisa lagi menahan amarahnya, dengan cepat dia ingin menerjang Peter namun langkahnya terhenti ketika dirinya dibuat tidak berdaya oleh orang orang suruhan Peter.

"Ck..belum puas loe, Bang?. "

"Gue kasih kesempatan terakhir, silahkan loe pergi jauh dari kehidupan kami. Pagi nanti, pesawat buat loe balik Kanada sudah gue siapkan"

PRADJNA Season I (Tamat) Dan Pradjna Season II (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang