Engagement Day

5K 361 7
                                    

1997
Sang mentari masih malu untuk menyinari dunia, padahal pagi itu jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Langit memang agak mendung namun butiran hujan seperti belum berkendak membasahi bumi. Tidak ada yang splesial di kediaman Prabu Dewantara pagi hari itu. Aktivitas pagi yang biasa dilakukan, Prabu Dewantara yang asyik membaca majalah, Nyonya Prabu yang mulai memainkan jemari tangannya di pantry rumah, meracik masakan untuk anak dan suaminya. Sedangkan permata hati Keluarga Prabu Dewantara sedang mempersiapkan hari pertamanya untuk bekerja di perusahaan sang ayah tercinta, sehingga acara meracik masakan tiap harinya pun sementara berhenti.
Sejak kepulangan dari Adelaide 2 tahun yang lalu, Nana mengalami banyak perubahan. Di mulai dari belajar nya yang semakin rajin, belajar memasak, belajar membuat kudapan mulai dari yang sederhana hingga yang rumit, belajar merajut dan menjahit  serta banyak hal yang lainnya. Usaha memang tak akan mengkhianati hasil, Nana selesai menyelesaikan studinya tepat di tahun ke 4. Nana juga menjadi koki handal di kediaman Prabu Dewantara. Nana yang dulu hobi sekali belanja baju dan pernak pernik wanita lainnya, lebih senang mendesain dan menjahit bajunya sendiri. Bahkan hanya sekedar kue kering untuk hidangan tamu saat lebaran dan untuk bingkisan kolega Prabu Dewantara, Nana mengajukan diri untuk membuatnya sendiri. Semula Prabu dan Astri sempat heran dan bertanya tanya perubahan drastis putri kesayangannya. Prayoga dan Fransisca juga dibuat kaget tidak percaya dengan apa yang terjadi dengan calon menantu kesayangannya. Bahkan Fransisca sempat meminta Nana untuk menginap seminggu di rumah mereka untuk membuktikan kebenaran dengan perubahan Nana. Dan benar saja, selama seminggu, dengan telaten, Nana menjadi koki andalan di kediaman keluarga besar Kusuma. Prayoga sendiri sampai menghubungi Prabu dan meminta supaya Nana tinggal dengan mereka hingga pesta pernikahan Nana dan putranya dilaksanakan. Tentu saja permintaan Prayoga disambut dengan kemarahan Prabu dan membuat Astri langsung mendatangi rumah Prayoga saat itu juga. Sikap Nana juga benar benar berubah. Tetap periang, namun lebih santun dan berhati hati jika berbicara. Lebih bijaksana dan dewasa dalam pemikiran dan tindakan. Pernah suatu hari ketika Nana dan Fransisca belajar merajut bersama, Fransisca menanyakan apa yang terjadi dengan Nana. Sebuah penjelasan yang cukup dewasa bagi seorang Nana yang dulunya adalah seorang gadis yang tidak pernah melakukan kunjungan ke dapur bahkan memegang jarum pun dia histeris.

"Nana ini sebentar lagi akan jadi istrinya Indra, tante. Nana cuma pengen jadi wanita yang pantas bersanding dengan Indra. Selama ini Nana merasa kurang pantas jika bersanding dengan Indra. Indra bisa berubah menjadi lelaki dewasa dan bertanggung jawab, kenapa Nana ga bisa. Bukankah nanti ketika kami hidup bersama,Nana akan mengatur semua roda rumah tangga kami dengan Indra yang jadi pemimpinnya?. Nana ingin jadi pelengkap di kehidupan Indra karena Indra sendiri sudah melengkapi hidup Nana. Selain itu, Nana pengen melayani Papa dan Mama sebelum nanti Indra ambil Nana jadi istri. Keinginan Nana sederhana nantinya, ingin menghabiskan sisa umur Nana untuk melayani suami dan anak anak Nana. Apa salah tante??" Fransisca spontan memeluk erat calon menantunya itu. Dia beruntung putra kesayangannya akan mendapatkan istri sebaik Nana.

Perubahan dalam diri Nana, juga terdengar oleh sang pujaan hati, Panji Indra. Setiap hari dia mendapat laporan dari Astri dan Fransisca , bagaimana perilaku Nana. Perilaku Nana membuat Panji Indra melanggar janjinya untuk pulang hanya ketika Nana telah menyelesaikan studi S1 nya. Nyatanya, Panji Indra sering pulang paling tidak sebulan sekali, itu pun setelah melakukan perdebatan panjang dengan sang kekasih. Siapa yang bisa menahan rindu untuk seorang seperti Adjna-nya.

"Setelah kamu lulus, besoknya langsung kita nikah ya?. Mereka semua disini menikmati kepandaian kamu. Sedangkan aku disana?? Mau ya sayang?. Tolong jangan ditolak. Setengah mati aku menahan rindu ku Adjna sayang" . Permintaan Panji Indra hanya dibalas dengan senyuman manis tapi berhasil membuat jantung seorang Indra berdegup kencang. Membuatnya langsung memberikan kecupan hangat di pipi, kening dan yang terlama tentu saja bibir manis putri tunggal Prabu Dewantara.

PRADJNA Season I (Tamat) Dan Pradjna Season II (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang