Saat Kau Pergi

4.2K 348 4
                                    

2000

Gadis cantik itu mulai membuka kedua matanya, ketika jam weker mulai berbunyi dan jarum jam menunjukkan pukul 5 pagi. Dia memulai pagi itu dengan memasak untuk bekal sarapan di kantor, membersihkan apartemen, mencuci baju dan segala macam aktivitas rumah tangga. Pukul 7 pagi, gadis rupawan itu melajukan mobilnya menuju tempat dia bekerja. Tidak tampak yang mencurigakan darinnya, meski di dalam hati dan pikirannya, terdapat sebuah beban yang teramat berat. Beban yang selama tiga tahun ini telah mampu mengikis kondisi kesehatannya

Flashback 3tahun sebelumnya

Setelah peristiwa yang memaksa Adjna untuk berpisah dengan Prabu Indra, kondisi Adjna menjadi semakin buruk. Terutama hubungan dengan Prabu Dewantara. Tiap malam, Adjna mencari keberadaann kekasihnya sepulang dari bekerja. Hal itu memicu pertengkaran dengan ayahnya. Prabu Dewantara sendiri kerap kali memukul putrinya. Hal itu membuat Adjna menjadi depresi. Adjna kehilangan kekasih dan sosok seorang ayah. Setahun setelah peristiwa itu, kondisi kesehatan Adjna sangat buruk. Adjna ditemukan pingsan di kamar mandi, dan setelahnya sempat mengalami koma beberapa minggu.
Adjna divonis mengalami lemah jantung. Sebenarnya, penyakit itu sudah lama dia derita ketika masih berusia 5 bulan. Namun ketika usianya 3tahun, penyakitnya dinyatakan sembuh. Depresi berat yang dia alami menjadi pemicunya.
Prabu dan Astri menjadi pihak yang paling bersedih, terutama Prabu. Hingga dia meminta bantuan anak angkatnya, Dokter Arsetya Candrawan. Spesialis jantung ternama dari Belanda.
Melalui dokter Setya lah kondisi Adjna mulai menunjukkan kemajuan. Adjna seperti menemukan teman berbagi suka dan duka. Dokter Setya sendiri rela pindah ke Indonesia demi menemani adik angkatnya, Pradjna.
Demi menjaga kondisi kesehatan Pradjna, Prabu diminta untuk menuruti keinginan putrinya, termasuk keinginan untuk tinggal sendiri di Apartemen milik Pradjna. Prabu sendiri juga dipaksa bersabar ketika Pradjna masih mencari keberadaan Panji Indra hingga ke Adelaide meski putrinya itu baru sembuh setelah koma beberapa minggu.

Flashback End

Pradjna tiba di kantornya, tepat jam 8 pagi. Dia memulai aktivitasnya sebagai Direktur Keuangan di perusahaan Prabu Dewantara. Saat ingin mulai bekerja, sebuah panggilan dari seseorang memaksanya untuk memulai aktivitas

"Ra, sudah di kantor?obatnya sudah diminum? Nanti makan siang bareng ya?

"Ya ampun pak dokter, tiap pagi pertanyaannya ga bisa diganti ya.

"Hahaha....maaf. Tapi jangan lupa ya diminum obatnya.

"Ya kak. Aku lanjut kerja dulu ya. Sampai jumpa pas makan siang

Setiap pagi, suara Dokter Setya menjadi pembuka kegiatan Pradjna di permulaan hari. Meski terkadang bosan, Pradjna akan dengan senang hati menjawabnya.

"Keponakan tante cantik sekali pagi ini. Oh ya setengah jam lagi meeting ya. Laporan audit jangan lupa. Dan ini ada titipan dari mbak Astri.

"Terima kasih tanteku yang cantik"

Rossa menghampiri keponakannya, membelai lembut rambut panjang yang tergerai. Waktu berlalu, namun keceriaan Pradjna belum sepenuhnya kembali.

" Mau sampai kapan kamu musuhan dengan Mas Prabu? Mbak Astri setiap hari nangis kalau ingat kamu Nana sayang. Ka.."

" Cukup tante. Setengah jam lagi Nana ke ruang meeting"

Rossa menghela nafas dalam dalam. Bukan kali ini saja, Nana membentak dirinya. Perasaan sedih sangat dia rasakan mengingat keponakannya sekarang berubah menjadi sosok paling asing di keluarga.

"Kamu tau Na, tante, kami semua, kangen kamu. Kangen Nana yang dulu". Rossa berujar dengan diikuti langkahnya meninggalkan Pradjna sendirian di ruangannya. Pradjna berusaha untuk menahan air matanya, berusaha menormalkan nafasnya. Penyakit yang dirinya derita mengharuskannya untuk selalu bersikap tenang. Selembar foto ukuran postcard yang selalu ia simpan di laci meja kerjanya, mampu menetralkan kondisi jantungnya. Foto seorang laki laki dan perempuan. Pradjna dan Panji Indra.

PRADJNA Season I (Tamat) Dan Pradjna Season II (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang