Bitch

4.2K 356 63
                                        

2008

Kedua mata Pradjna tak lagi sendu ataupun menyiratkan kesedihan. Hanya ada kemarahan dan rasa ingin melenyapkan wanita yang sedang berada di samping suaminya.

Bianca

Wanita yang telah dia anggap sahabat dan saudara perempuannya itu, saat ini menjalankan peran menjadi wanita jalan dengan harga diri berada di level paling bawah. Amarah Pradjna semakin memuncak ketika dengan sangat lancang, Bianca meraup wajah Peter dan mencium lembut bibir pucat lelaki yang telah dari awal mencuri hatinya

Peter sendiri, dengan kedua tangan terikat, sama sekali tak memberikan respon. Tatapannya masih kosong. Pikirannya melayang entah kemana. Dan lelaki itu pun seakan tidak menghiraukan kehadiran Bianca.

"Peter..ini aku. Segeralah sembuh. Kita akan menghabiskan waktu berdua saja. Tanpa ada penganggu. Tanpa Elea dan Mya. Kita akan..."

Bianca tak pernah mengetahui apa yanh terjadi, namun yang dia sadari adalah surai panjangnya telah ditarik oleh seseorang dan tubuhnya diseret ke dalam bangunan besar yang ada di depan taman.

Wanita itu pun jatuh tersungkur ke lantai dan beberapa saat kemudian tubuhnya didorong ke arah dinding.

Bianca ingin berteriak namun suaranya tertahan karena saat itu sebuah tangan telah mencengkeram kuat leher jenjangnya

"Mya...."

Pradjna seperti kesetanan. Kedua tangannya yang beberapa minggu yang lalu masih belum bisa untuk beraktivitas terlalu lelah, saat ini sedang meremas kuat leher Bianca. Tak dia hiraukan perubahan warn wajah dan lidah menjulur dari wanita yang sangat dia percaya

"Hey pelacur, jangan pernah berani lagi untuk menemui suamiku. Dan ingat, enyalah dari kehidupan kami. Jangan pernah lagi menampakkan wajahmu di sekitar kami"

Pradjna kembali menghemapaskan tubuh Bianca ke lantai. Wanita itu tak menghiraukan kesakitan yang dirasakan oleh mantan sahabatnya itu

Bianca mencoba berdiri meski kedua lututnya terasa perih karena tergores lantai marmer. Dia mencoba untuk beradu pandang dengan wanita yang masih selalu merajai hati Peter

"Peter membutuhkanku. Hanya aku yang bisa memuaskannya. Kamu yang harusnya tidak berada di sini. Kamu tidak lebih dari wanita penyakitan yang hanya bisa menjadi beban untuk suaminya."

Pradjna adalah wanita dengan pengendalian emosi yang tinggi dan itu yang menjadi daya tariknya sehingga banyak lelaki yang jatuh hati kepadanya. Namun sifat itu tak berlaku saat ini. Rasa sakit hati dan terkhianati menggelapkan logikanya. Pradjna menjelma bak seorang iblis wanita yang siap menumpahkan amarahnya. Ketika mendengar hinaan terhadapnya, Pradjna melangkah maju dan kembali meraih surai panjang Bianca dan menariknya kuat kemudian menampar wajahnya berkali-kali. Para lelaki yang dibuat terperangah dengan tingkah laku Pradjna, mencoba untuk memisahkan keduanya meski kali ini Pradjna berusaha memberontak.

"Pergi dari sini"

Nafas Pradjna terasa sesak dan pandangannya sedikit mengabur sehingga sebagian tubuhnya telah ada dalam dekapan Setya. Di hadapannya, Bianca telah diamankan oleh Gamma dan Gio dan mereka berdua akan membawanya untuk keluar dari rumah sakit itu. Namun tindakan mereka berhenti ketika Pradjna yang berusaha lepas dari Setya, melangkah maju dengan menggengam belasan lembar uang Euro dan setelahnya Pradjna melempar lembaran uang itu tepat di wajah Bianca

"Ambil uang itu. Anggap sebagai upah karena suamiku pernah mencicipi tubuhmu"

"Aku bukan pelacur"

Pradjna mendekati Bianca dan menghapus jarak antara keduanya. Kedua mata mereka saling beradu. Dapat terlihat, Pradjna sedang dilingkupi amarah sedangkan Bianca sudah tak lagi punya nyali. Perlawanan Pradjna di luar logikanya

PRADJNA Season I (Tamat) Dan Pradjna Season II (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang