Raynelle Eleanor

2.9K 232 5
                                    

2007

Suara hening kembali mendominasi ruangan bercat putih itu. Hanya ada suara detak jantung yang semakin hari semakin melemah. Suara ventilator masih dominan dalam ruangan itu. Beberapa selang masih menepel di tubuh mulusnya.

Diluar ruangan, dengan batas sebuah kaca tebal, ada seseorang yang dengan setia berada di tempat yang sama sejak sebulan yang lalu. Kedua matanya tak pernah lepas memperhatikan sosok yang kini tengah memilih untuk memejamkan matanya. Dari sebulan yang lalu pula, ruangan dan bangunan tempat dia berdiri sekarang menjadi rumah keduanya. Dia seakan tak pernah rela detik dalam hidupnya terlewat tanpa berada di samping tubuh wanita yang sudah tak bergerak selama dua bulan lamanya.

Suara tangis seorang bayi memecah lorong sunyi itu. Wajah lelahnya berubah ceria ketika wajah bayi yang usianya genap dua bulan hari itu, menyapanya meski dalam wujud tangisan.

"Hey my little girl. How are you today my El ?"

Raynelle Eleanor yang artinya ratu pembawa cahaya. Bayi perempuan cantik yang terpaksa lahir di minggu ke 35 sehari setelah peristiwa menyeramkan yang dialami oleh ibu kandungnya, Pradjna. Keajaiban Tuhan lah yang menyelamatkan sosok tak berdosa itu di antara ketidakmungkinan untuk mempertahankannya di awal dia terlahir di dunia.

Suara tangisannya menjadi setitik cahaya diantara gumpalan awan hitam yang menaungi kehidupan kedua orang tuanya. Meski di hari dia membuka mata untuk dunia sang ibu tak bisa membelainya, namun sebulir air mata dari sudut netra sang ibu menjadi pertanda bahwa pemilik rahim tempatnya bernaung, turut merasakan kebahagiaan yang membuncah ketika malaikat kecil yang dia pertahankan selama hampir 9 bulan, terlahir dengan selamat ke dunia.

Di hari dimana peristiwa menyeramkan itu terjadi, Pradjna sudah tak bisa lagi diselamatkan. Pendarahan hebat serta preeklampsia yang dia derita, membuat peluang untuk hidup sangatlah kecil. Keajaiban Tuhan hadir ketika tim dokter memutuskan untuk melakukan operasi demi menyelamatkan bayi Pradjna. Saat itu semuanya hadir tak terkecuali Peter.

Meski tak ada di sampingnya ketika Pradjna meregang nyawa selama dalam perjalanan ke rumah sakit, Peter memutuskan tetap mendampinginya selama proses operasi itu berlangsung. Tak ada rasa takut sedikitpun ketika dia memasuki lorong tempat Pradjna berjuang antara hidup dan mati.

Ketika dia mendapat pukulan dan tamparan dari Hilmi maupun Gerry, langkahnya tak terhenti ketika dengan tanpa permisi lelaki itu masuk ke dalam ruang rapat tim dokter dengan kondisi yang jauh dari kata baik baik saja.

"Please, save my wife"

Setya sendiri masih berusaha menahan segala rasa marah yang berkecamuk di hatinya ketika melihat Peter yang tak pernah jauh dari tempat Pradjna terbaring.

Ketika operasi dilaksanakan, sosok Peter tak pernah lepas dari sisi Pradjna dan ketika baby El keluar , Peter melaksanakan tugas pertamanya menjadi seorang ayah.

Peter berubah sejak peristiwa menyeramkan itu. Dia menjadi sosok yang dingin namun akan kembali hangat jika berada di samping Pradjna dan baby El.

Peter juga tetap tenang ketika di hari ketiga pasca operasi Pradjna, sejumlah aparat kepolisian menangkapnya atas tuduhan percobaan pembunuhan atas diri Pradjna. Peter tidak melakukan protes sama sekali meski malam harinya dia bisa melenggang bebas kembali.

Sejak peristiwa itu, Peter segera mengambil tindakan yang tak kalah membuat keluarga besar Pradjna marah besar. Dengan segala kuasa yang dia punya, Peter melarang siapapun untuk menjenguk Pradjna. Penjagaan terhadap Pradjna dan bayi mereka juga semakin diperketat. Hanya Setya yang masih bisa berada di sisi Pradjna karena profesinya sebagai cardiologist Rumah sakit tempat Pradjna dirawat pun telah sepenuhnya menjadi milik lelaki itu.

PRADJNA Season I (Tamat) Dan Pradjna Season II (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang