I really love you, Adjna

3.5K 262 7
                                    

2000
Pradjna sedang berkutat dengan segala macam pekerjaan yang sudah ia tinggalkan selama dua minggu. Dengan sangat teliti, dia memeriksa dan mengerjakan segala bentuk laporan keuangan. Meja kerjanya penuh dengan tumpukan kertas dan layar komputer masih menyala di depannya. Aktivitasnya terhenti ketika seseorang memasuki ruang kerja

" Morning ibu direktur. Seger banget wajahnya. How are you darling? Tante dengar, ada yang lagi deket dengan seseorang? siapa namanya? Peter siapa gitu. Yang jelas , tante tahunya, keponakan tante yang cantik ini sudah jadi perempuan yang paling beruntung di dunia"

"Gosip aja deh. Dapat info dari mana tanteku sayang?"

"Ish..banyak yang bilang. Dan kamu Na, dah jadi bahan gosip di kalangan sosialita. Tanya sama mama mu. Kamu sih Na ga gaul. Nongkrong kek, kumpul gitu sama anak anak pengusaha. "

"Berisik deh...Tante sayang...ada apakah gerangan tanteku ini datang kemari?"

" Minggu depan ada presentasi dengan calon klien kita. Tendernya gede banget Na. Papa kamu ga bisa karena harus ke Thailand. Ada masalah di sana. Tante juga harus menggantikan papa kamu untuk menangani masalah di Medan. So, mulai besok, kamu yang pegang kendali ya sayang, dan papamu minta, mulai besok sampai 2 minggu ke depan, kamu pindah sementara ke ruangan Mas Prabu. Eits, ga boleh nolak ya. Jangan jadi anak durhaka"

" Kenapa papa ga ngomong sendiri?"

Rossa mengamati keponakannya dan menghampiri Pradjna kemudian merengkuh bahunya.

" Terakhir kali kalian berdua bicara, malah berujung kamu koma kan? Nana, sedikit saja runtuhkan egomu. Kembali ke rumah, sayang. Kami semua sayang Nana"

Pradjna mengehela nafasnya, mencerna setiap perkataan yang dikeluarkan tantenya.

"Tante tinggal dulu. Pikirkan kata kata tante. Dan satu lagi, kalau Panji tahu kamu seperti ini, dia akan marah Na. Oh ya, Mahendra sudah ga tinggal di rumah Mas Prabu. Dia sudah kembali ke rumah Mas Prayoga"

Rossa memilih berlalu pergi. Wanita itu sebenarnya masih ingin tinggal lebih lama di ruangan keponakannya, namun dia lebih memilih pergi. Rossa tidak ingin kesehatan keponakannya terganggu.

Pradjna memilih untuk mengaktifkan ponselnya yang sudah seminggu lamanya tidak dia aktifkan. Kesibukan dan rasa ingin sendiri, membuat dia enggan untuk menyentuh benda itu. Sesuai dengan apa yang dia pikirkan, ratusan sms dan voice mail dari satu orang memenuhi ponselnya. Panji Indra.

Setelah peristiwa 2 minggu yang lalu ketika dia mendengar pertengkaran hebat antara Peter dan Ghea, Pradjna memilih untuk pergi dari rumah besar itu. Rencana Peter untuk tinggal bersama Pradjna dan Setya pun akhirnya menemui kegagalan. Peter dengan segenap tenaga mencegah kepergian kekasihnya, namun sekali lagi ketetapan hati Pradjna membuat Peter mundur.

"Aku tidak meninggalkanmu, kalau itu yang kamu khawatirkan. Aku hanya ingin kamu menyadari, siapa yang ada di hati kamu. Apa benar hanya ada aku? Atau orang lain? Dengan kita berjarak, kamu lebih bisa berpikir jernih, Sayang. Ketika sudah tau jawabannya, aku percaya, kamu pasti tau apa yang harus kamu lakukan. Aku tidak kemana mana, masih di apartementku. Aku pergi dulu."

Setelah kepergiannya, Peter tidak pernah berhenti mengirim bouqet bunga setiap harinya dengan sebuah kartu ucapan yang isinya pernyataan cinta darinya. Ghea sendiri, setelah tau Pradjna pergi, memilih untuk tetap menjadi sekretaris pribadi Peter meski lelaki itu sudah berusaha menolak. Orang tua Ghea sendiri pun juga sudah melarang gadis itu, namun cinta yang begitu dalam membuat perempuan itu gelap mata.

Bagaimana Peter sekarang? jawabannya adalah buruk. Peter kembali menjadi sosok yang dingin dan kejam. Peter sudah berusaha untuk menemui Pradjna, tetapi kekasih hatinya memilih untuk sembunyi. Peter pun memilih untuk merendahkan harga dirinya dengan meminta bantuan Dokter Setya, namun kembali tidak membuahkan hasil.

PRADJNA Season I (Tamat) Dan Pradjna Season II (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang