Part 21

99 4 2
                                    

Aku nikahkan kau Lalu Ar Rayyan dengan Anak perempuan ku Baiq Putri........!

Blaaaas tak ada lagi yg dapat ku dengar dengan jelas setelah nama itu disebutkan, yang ada dalam benakku saat ini hanyalah tanda tanya.

Apakah yang dimaksud dengan nama yang disebut oleh Ayahanda putri itu adalah nama lelaki yang sama dengan yang aku kenal...?

Apakah hanya namanya yang kebetulan sama....?

Ataukah memang dia benar - benar Rayyan yang aku kenal....?

Alhamdulillah....!
Suara puji syukur kepada sang pencipta itu menggema diseluruh ruangan bertanda jika kedua calon mempelai sudah berganti status dan kehalalan menciptakan suasana bahagia dihati Putri namun membuat keluh dihatiku.

Aku berjalan perlahan seraya menuntun Putri ketempat dimana dia harus duduk bersama dengan mempelai pria. Satu demi satu anak tangga ku turuni hingga semakin dekat kaki ini melangkah kearah pemuda yg tengah duduk dihadapan ayahanda putri itu seketika pria itu menoleh kudapati paras wajah itu.

Paras wajah seseorang yang selama ini kukagumi dalam diam, paras wajah seseorang yang biasa ku lihat melalui layar ponsel tapi kini ia terlihat nyata dihadapanku. Seseorang yang selama ini namanya terus kusebut dalam doa, seseorang yang setiap nasihatnya mampu menguatkan disetiap duka.
Seseorang yg mampu menumbuhkan harapan namun kini menorehkan kekecewaan.

Seketika aku terdiam lutut dan sendi - sendiku terasa lemah hampir saja aku terjatuh jika saja putri tidak menggandeng tanganku erat Tentu aku sudah melarikan diri sekarang Tapi aku tak dapat melakukannya.

Afwa....!
Ku dengar pemuda itu bergumam kecil ketika dia melihat diriku dihadapannya. Ada beberapa pertanyaan yg dapat ku tangkap dari wajahnya setelah melihat diriku. Entah pertanyaan apa itu, aku pun tak dapat menerka semuanya.

Aku tersenyum seraya membantu putri duduk disampingnya lalu berlalu meninggalkan tempat itu perlahan. dia membalas senyumku matanya tak henti mengekori hingga diriku berlalu pergi dari hadapannya.

Sesak sungguh, sesak ini membuatku tak bisa berfikir jernih tentang apa yang harus aku lakukan saat ini atau pun setelahnya.

Akankah aku harus berpura - pura bahagia melihat pemuda itu bersama putri sahabatku...?

Ataukah aku harus pergi meninggalkan putri dengan tanda tanya besar tentang alasan apa dibalik  kepergianku?

Ataukah aku harus merelakannya...?

Perlahan aku meninggalkan tempat itu. Pergi ke sebuah taman kecil yg tak jauh dari tempat diselenggarakannya pesta walimah antara Rayyan dan Putri. Mungkin dengan menyendiri aku bisa berfikir dan mendapatkan keputusan terbaik tentang jalan apa yang harus ku pilih.

Ya, Sepertinya aku harus mengambil opsi terakhir dari pertanyaan - pertanyaan yg berputar dikepalaku sedari tadi.

" Merelakan & menerima kenyataan "

Merelakan adalah satu - satunya cara terbaik bagiku dia dan juga putri saat ini. Aku tak mau putri mengetahui perasaanku dengan pemuda itu jika aku memilih opsi lainnya bahkan Rayyan sendiri pun mungkin tidak mengetahui apa - apa tentang perasaan yg aku pendam selama ini untuknya, Aku tidak ingin merusak semuanya.

Aku tidak ingin merusak persahabatanku dengan putri. Aku juga tak ingin hubungan baik yg sudah lama terjalin antara aku dan Rayyan rusak karena sebuah perasaan yang mungkin tak diridhoi oleh Allah.

Aku akui aku sudah kalah, cinta dalam diam ku pada Rayyan mungkin tak sebesar cinta Putri padanya hingga Allah memilih putri untuk mendampinginya dan bukan aku.

Maafkan Aku ya Allah jika mungkin selama ini cintaku padanya telah mengurangi rasa cintaku padamu hingga engkau marah dan mengambil cinta itu.

Sungguh maafkan aku...!!!

Afwa menelungkupkan telapak tangannya ke wajah ada sesak yg tertahan dihatinya. Andai saja dia berada didesanya saat ini ditepi pantai di malam sunyi mungkin ia sudah berteriak sekencang yg ia bisa agar bisa menghilangkan segala sesak yg menelusup dihatinya.

Tapi dia dikota orang saat ini...!
Tak ada yg lebih bisa ia lakukan selain diam dan menerima. Tak ada yang bisa dia lakukan selain berpura - pura bahagia walau pada kenyataannya ada kesedihan yg menyelimuti hatinya.

** Dibalik Senyummu **

Pemuda itu memberhentikan mobilnya karena lampu lalu lintas didepannya terlihat berwarna merah. Disamping kirinya ada sebuah taman kecil dipinggiran kota terlihat rindang dikelilingi pepohonan.

Dari jauh ia melihat seorang wanita mengenakan dress berwarna tosca dengan hijab yg senada dengan pakaiannya. Bahu gadis itu bergetar sepertinya ia menangis...! Dia tidak bisa melihat dengan jelas seperti apa gadis itu karena wajahnya tersembunyi dibalik kedua telapak tangannya.

entah kenapa ada ketertarikkan tersendiri dihatinya saat dia melihat gadis itu.  Namun baru saja dia ingin menelisik lebih jauh bunyi klakson kendaraan dibelakangnya mengurungkan niat pemuda itu ia kembali melajukan mobil ke tempat dimana dia harus menghadiri seminar tentang kedokteran hari itu.

SEMINAR KEDOKTERAN
Ikatan Dokter Indonesia
tentang
BAHAYA KANKER SERVIKS DAN PENANGGULANGANNYA

Hari nampak cerah saat pemuda itu keluar dari hotel yg berada di pusat kota. langit biru dengan awan putih berarak terlihat indah dipandang mata namun semuanya tak mampu mengembalikan sesuatu yg telah hilang dalam hatinya.

Iya sejak kejadian itu sesuatu terjadi dihati Raihan, Seperti ada sesuatu yg hilang didalamnya. Entah apa itu bahkan ia sendiri pun tak mengerti apa yang di alami hatinya.

Raihan pov

Hari telah berlalu sekian lama namun wajah gadis ayu itu tetap melekat di otakku bahkan suaranya pun masih terngiang - ngiang di telinga. Entah kenapa aku tak bisa melupakannya, bahkan hingga detik ini. Setelah sekian lama dia menghilang sejak kejadian besar yg dialaminya itu aku sama sekali tak bisa menemukan keberadaannya.

Begitu banyak cara yang telah aku tempuh untuk mencarinya namun tetap saja aku tak mendapatkan kabar apapun tentang keberadaan gadis itu. Dirinya seperti hilang ditelan gelapnya malam, seperti pasir yang hanyut terbawa ombak pantai tak terlihat.

Raihan yg mengendarai mobil melintas disebuah persimpangan jalan berhenti disebuah lampu merah didekat taman kecil dipinggir kota.

Gadis itu....!
Afwa....!
Apa dia Afwa...?

Gumam Raihan ketika dirinya melihat seorang gadis duduk disebuah kursi taman membekap wajahnya dengan kedua telapak tangan, bahunya yg bergetar menandakan jika gadis itu menangis. Perawakan yg mirip Afwa Membuat Raihan penasaran akan wajah yg ada dibalik kedua tangan itu.

Apakah dia benar - benar afwa gadis yg dicarinya selama ini namun belum sempat dirinya melihat wajah gadis itu klakson kendaraan dibelakangnya membuat dirinya harus melanjutkan perjalanannya tanpa melihat wajah gadis itu.

Huuuufh ada apa dengan aku..?
Lagi - lagi aku memikirkannya, tidak mungkin Afwa berada dikota ini kalaupun dia dan keluarganya pergi dari Palembang kemungkinan terkecil mereka menetap dikota besar begini.

Batin Raihan, pemuda itu melanjutkan perjalanannya menuju tempat pertemuan yg harus dihadirinya sebagai salah seorang pembicara sebagai salah satu dokter specialis anak.

Tbc

Sejauh apapun kau pergi, sepintar apapun kau bersembunyi tak akan pernah bisa menghindari ketentuan yg Allah beri.

Dibalik SenyummuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang