Part 28

154 11 2
                                    

Tak akan ada cinta terindah didunia ini melainkan cinta karena Allah. Ketika seseorang dengan tulus ikhlas meninggalkan cinta dunia dan berserahdiri pada Allah maka Allah berjanji akan menggantikan cinta itu dengan kebaikan yang berlimpah.

Sungguh kalimat itu bukan hanya sebuah Argumen tetapi real, Aku sendiri yang mengalaminya.

Masih ku ingat dalam ingatanku betapa gundah gulananya hati ini ketika masih menggantungkan pengharapan pada manusia, secepat kilat Allah mengambil cintanya.

Karena dia merasa cemburu dan takut jika aku akan terlampau mencintai pemuda itu melebihi rasa cintaku padanya.

Dan itu sempat membuatku hancur - sehancur - hancurnya karena harus menyaksikan didepan mataku pemuda harapanku mempersunting sahabatku sendiri.

Entah dengan kata apa aku bisa menggambarkan rasa sakitku saat itu.

bahkan aku harus menahan rasa rindu pada Ayah dan ibu karena ketidakmampuanku untuk bertatap muka dengan Rayyan dan Putri.

aku sepengecut itu...!

Butuh waktu berbulan - bulan bagiku untuk memupuk rasa ikhlas dan merelakannya, hingga suatu waktu aku mendengar kalimat Qabiltu yg diucapkan dengan mantap dalam satu tarikkan nafas oleh pria yg kini menjadi suamiku.

Entah kenapa semua rasa yang dulu pernah tumbuh untuk Rayyan seketika luntur.

Berganti dengan sebuah rasa yang tak dapat ku gambarkan, Saat pertama kali aku melihat wajahnya yang mengucapkan ijab qabul.

sebuah angin segar tiba - tiba merasuk dihatiku terasa menyejukkan.

Dan taukah kalian saat pertama kali ku dapati matanya melirik ke arahku dan tanpa sengaja mata kami bertemu...?

Demi Allah, Aku begitu malu...!

Seperti ada ribuan kupu - kupu menggelitik perutku, membuat jantung ini berderap kencang, grogi dan canggung. Apalagi saat wajahnya mendekat dan mengecup keningku seketika itu air mataku terjatuh.

Kelembutannya dan perhatian - perhatian kecil yang acap kali Raihan tunjukkan padaku, mampu menumbuhkan rasa cintaku dengan cepat kepadanya.

Sungguh, cintaku kini telah melekat seutuhnya pada Raihan Suamiku. Tak bersamanya sebentar saja mampu membuat aku rindu. Dan aku tak pernah takut akan hal itu karena dia adalah kekasih halalku.

***
Senja merona terlihat jelas diatas sana, saat hamparan langit berwarna kekuningan dan mentari lambat laut tenggelam pertanda jika senja telah usai dan siap tergantikan oleh malam.

Aku melangkah mendekatinya yang masih sibuk bermain dipinggir pantai membasahi kaki dengan air laut yg terlihat berwarna keemasan. Dia melambaikan tangannya saat aku mendekat ku raih tangan mungil itu dan membawanya dalam pelukku seketika aku tertawa saat gadis itu membisikkan kata.

" lepasin mas aku malu "

aku mempererat pelukanku tersenyum.

Biarin aaah sama istri sendiri juga ngapain malu....!

Ia mas tapi....

Sungguh kalimat singkat itu mampu membuat hati ini bahagia bercampur geli. Bahagia karena angan itu kini telah menjadi nyata. Geli karena melihat tingkah istri yang malu - malu menghadapi sikapku terhadapnya.

Ckckkck akhirnya setelah sekian lama sekarang aku mempunyai hoby baru yaitu menjahilinya, sesuatu yg dulu tak bisa aku lakukan yang ada malah aku yg selalu terkena korban kejahilan si tengil tama, Aaah jadi kangen dengan keluarga dirumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dibalik SenyummuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang