Part 26

108 5 2
                                    

Maaf kalo saya sedikit lancang, apakah ana boleh tau apakah ukhti sudah mempunyai pasangan...?

Jika ia sudikah kiranya saya ingin bertemu suami ukhti dan meminta maaf padanya karena telah menyentuh mukhrimnya.

Tak mampu berkata - kata Afwa menjawab pertanyaan itu dengan gelengan kepala.

Jika ukhti belum memiliki pasangan maukah ukhti menerima saya untuk menjadi pasangan ukhti....?

Saya tidak mau mendapat siksa dari Allah karena telah berdosa menyentuh ukhti yang bukan mukhrim saya.

Maka dari itu izinkan saya untuk menghalalkan ukhti. Jika tidak bisa hari ini maka dalam waktu dekat, ukhti boleh berfikir dan meminta izin kedua orang tua ukhti terlebih dahulu.

Saya tidak ingin baik saya maupun ukhti mendapat siksa Allah atas perbuatan yang saya lakukan.

Apakah ukhti bersedia untuk menikah dengan saya....?

Pertanyaan tiba - tiba yang diucapkan pemuda itu membuat Afwa seolah terhanyut dalam setiap kata yang diucapkannya dan raut wajah meneduhkan pemuda itu membuat Afwa dengan serta merta mengganggukkan kepala pertanda setuju dengan tawaran yang baru saja diucapkan olehnya.

***

Afwa pov

aku memenangkan sebuah kompetisi karya tulis dari sebuah perusahaan ternama untuk menjalankan ibadah umroh ke tanah suci seperti yg selama ini aku impikan, sungguh tak pernah terbayangkan olehku jika Allah mempermudah langkahku dan mengabulkan mimpi bisa memijakkan kaki ditanah suci yg selama ini ku impikan. dan disitu lah sekali lagi secepat kilat Allah mengabulkan doa, tanpa sengaja aku bertemu dengannya.

Seorang pemuda yang baru beberapa detik ku obrolkan dengan Allah. Yang ku pinta untuk segera dipertemukan, seusai sholat subuh di Raudhah waktu itu. taukah kalian jika detik berikutnya aku benar - benar dipertemukan dengannya.

ketika berjalan diseputaran masjid Nabawi seseorang tergesa - gesa berlari dan tanpa sengaja menabrakku hingga membuat tubuh ini limbung hampir saja terjatuh jika saja tangan pria itu tak cepat menggapai tanganku, memapah tubuhku hingga insiden jatuh tertabrak itu tak terjadi.

hati ini berdebar kencang tak kala mata ini memandang sosok pemuda yg tak pernah ku fikirkan dalam imajinasiku, Bahkan tak pernah ku fikirkan untuk menjadi pendamping. kini dengan serta merta berdiri di hadapanku.

pria yg tanpa sepengetahuanku ternyata mempunyai perasaan yg begitu besar padaku, yg diam - diam mengagumi ketegaran dan kesabaran ku, pria yg begitu mengerti liku - liku kehidupanku tanpa aku tau.

pria yg menawarkan diri untuk mengkhibatku karena perbuatannya yg telah menyentuhku yg memang bukan mukhrimnya saat itu.

pria yg binar matanya mampu mengosongkan otakku yang dengan serta merta mengangguk bersedia menerima tawarannya.

Masih jelas dalam ingatanku ketika aku menghubungi ayah untuk meminta restu, Ayah dan ibu harus beberapa kali mempertanyakan keyakinkanku.

" Afa sangat yakin Ayah, dia laki - laki yang Allah pilihkan untuk Afa "

Jawaban yang ku katakan saat itu membuat Ayah dan ibu menyetujui dan merestui kami.

4 hari berikutnya setelah semua rukun umroh dilaksanakan, aku berjanji bertemu dengannya di jabal Rahmah tempat dimana Adam dan Hawa dipertemukan.

pemuda itu akhirnya mengucapkan ijab kabul untuk mempersuntingku di Mekkah Al - Mukkaromah disaksikan kedua orang tuanya dan  begitu banyak pasang mata yg tersenyum bahagia menyaksikan penyatuan dua insan yg telah ditakdirkan bersama.

Dibalik SenyummuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang