Part 25

92 6 2
                                    

4 bulan sudah aku dan Nazwa bekerja disini dan sudah beberapa kali aku kembali kerumah bertemu dengan Putri dan akhi Rayyan.

Jujur pada awalnya aku begitu kalut ketika pertama kali bertatap muka kembali dengannya tidak dapat dipungkiri jika hati ini masih berat untuk melepasnya namun ketentuan Allah tak dapat diingkari jika akhi Rayyan bukanlah pemuda yang dipilihkan Allah untuk mendampingiku.

Sudah berapa lama ukhti menetap di tempat ini...?

Tanya Rayyan pada Afwa saat putri mengajaknya  mampir ke restoran ibunda Afwa untuk makan siang bersama di minggu pertama kepulangan Afwa dari pangkal pinang. Akhi rayyan bertanya ketika putri sibuk membantu ibu mencuci piring di dapur.

Cukup lama akhi.

Sejak kejadian itu berakhir...?

Ya begitulah, sejak kejadian itu untuk melupakan kenangan pahit ayah mengajak kami pindah ketempat ini dimana tak ada seorang pun yang mengenal kami selain keluarga.

Lalu kenapa ukhti menghilang begitu saja Tanpa kabar...?

Aku sengaja memutus semua jalur yg memungkinkan orang itu bisa melacak keberadaan kami.

Ku fikir kami harus hidup tenang akhi, tanpa bayang - bayang ketakutan lagi.

Karena bisa saja lelaki itu masih mengincarku dan mencari keberadaan keluargaku saat ini.

Rayyan mengangguk membenarkan. Ketika pemuda itu ingin bertanya lebih lanjut putri menghampiri kami. Aku memutuskan undur diri dan memberikan ruang leluasa untuk pasangan itu bercengkrama.

Afwa apa yg kau ketik....?

Tanya Nazwa seraya duduk disamping Afwa yang sibuk mengetik sesuatu di komputer meja ditempat kerjanya.

Ini wa aku ingin ikut kompetisi karya tulis lumayan Wa hadiahnya Paket umroh, kamu tau kan dari dulu aku tuh paling pengen ketanah suci.

Woalah Afwa kamu tuh kenapa gak nabung aja sih fa, trus daftar di travel kita pasti dikasih discount sama si bos. Bisa - bisa malah dikasih gratis umroh kalo dirimu terus terang bilang pengen banget ketanah suci.

Afwa tertawa menanggapi kata - kata yang baru didengarnya dari Nazwa.

Nazwa - Nazwa kalo untuk sekarang aku belum bisa nabung wa, kamu tau sendiri kan keadaan keluargaku gimana.

Sekarang aja aku masih menabung untuk membayar kontrak sewa tempat yg dikelola ibu juga kebutuhan sehari - hari kami.

Aku tidak ingin Ayah terlalu sering melaut Wa, Ombak sekarang makin ganas....!

Ia juga sih Fa Benar yg kamu bilang. Aku juga kadang khawatir setiap kali bapak melaut apalagi kalau hujan.

Ya udahlah Fa lanjutkan aja kamu nulisnya aku balik duluan yah, semoga berhasil Fa.

kamu mau makan apa nanti aku masakin...?

Apa aja yang penting bisa dimakan.

Hmm kalo gitu ku masakin mie instan aja nanti ya kalo kamu balik....!

Ucap Nazwa dengan cengiran tengilnya, Gadis berkemeja dongker itu beranjak dari duduknya meraih tas yg ada di atas meja dan berpamitan pulang Sedang Afwa meneruskan kesibukkannya. Mencurahkan segala rasa yang ia punya dalam tulisan yang dibuatnya. Dengan niat dan doa didalamnya

" Rindu Baitullah "
Judul karya yg ia tulis itu berisikan kisah seorang gadis yang mencari jadi diri dengan menghabiskan hidup mengabdi sebagai sukarelawan disebuah panti asuhan yg hanya mempunyai satu keinginan dalam hidupnya yaitu memijakkan kaki ditanah suci mekkah.

Dibalik SenyummuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang