Part 6

2.3K 334 65
                                    

Hingga pikirannya semakin menyempit dipenuhi wajah Melody, dia masih terpaku mencerna arti ucapan Melody, mencoba mengartikan senyum yang sekarang Melody berikan, dia masih ditempat yang sama berdiri tak bergerak sama sekali, puluhan kupu-kupu berhasil lolos dari perutnya, terbang bebas ntah kemana.

"Hahaha.. bcanda ya Lid." Kata Melody tersenyum,

Wajah Lidya sudah sangat marah, ntah kenapa dia tak bisa menutupi rasa bahagianya barang sedikit pun, menggaruk lehernya yang tak gatal salah satu cara untuk menghilangkan kegugupannya, dan dia kini melihat Melody duduk, membuka kotak makan.

Dia masih berdiri, Melody yang sibuk dengan makanannya membuat dia bingung harus berkata apa, rasanya kini dia menjadi bodoh hanya karna sebuah lelucon Melody yang sama sekali tak membuatnya tertawa.

Dia hampir mati karna tadi, tapi Melody mengatakan itu hanya sebuah leluocon.


Pintar sekali.

Melody melirik Lidya yang masih diam, mimik wajah Lidya seakan sedang memikirkan sesuatu yang begitu dalam.
"Udah kali. Baper amat." Kata Melody dengan sedikit tawa yang masih menghiasi wajah cantiknya.

Lagi-lagi Lidya jadi kehilangan akal, dia menggelengkan kepalanya, menghilangkan pemikiran yang akan membuatnya semakin bodoh, perkataan Melody benar, Lidya terlalu terbawa perasaan, padahal Melody hanya bercanda.

"Hehe..."

Hanya itu yang bisa Lidya keluarkan, ntah dia kecewa atau bagaimana, yang jelas setelah hatinya berharap bertubi-tubi, perkataan Melody seakan dengan gampangnya menjatuhkannya lagi.

Dia memegang tasnya, memasukannya dalam loker miliknya, pikirannya masih saja berfikir, dia malu, terlampau terbawa perasaan didepan Melody tadi, sungguh dia terlihat lemah hanya diperlakukan seperti itu oleh Melody, dia bisa sampe diam tak bergerak.

"Udah makan Lid?"

Melody yang kembali bersuara, membuat Lidya segera menutup lokernya, berbalik menghadap Melody. Pikirnya Melody memang sangat pintar membolak balikan hatinya.

"Ehmm udah kok ka, tadi dikampus."

Melody mengangguk, dia melihat jam yang kini sudah memasuki jam setengah empat sore.

"Gak laper lagi? Aku bawa makanan banyak nih, Frieska kayanya masih di rumah Naomi."

"Loh, aku pikir ka Melody ada disini karna nganterin Frieska."

"Enggak, aku emang ada meeting tadi."

Pertanyaan dalam otak Lidya terjawab, dia memangn sedikit bertanya, kenapa Melody ada disini, karna setahunya Team J sedang berada di luar kota dan Team T juga sedang tidak ada jadwal.

"Ehmm.. aku pikir ka Melody ikut team J."

"Sebenernya sih pengen. Cuman kalau aku ikut team J, gak tega aja ninggalin team T. Kamu kenapa sih berdiri trus, duduk kali, takut amat sama aku."

"Eh.. enggak ka gak gitu."

Lidya pun langsung menarik kursi, duduk dihadapan Melody, dan Melody langsung memberikan separuh makannannya.

"Kamu duduk berarti kamu terima untuk makan, masakan aku." Kata Melody tersenyum menang, Lidya juga membalasnya dengan kaku.

Dikotak makan itu terdapat nasi yang tak terlalu banyak, satu potong ayam goreng dan tumis buncis yang terlihat menggiurkan, tak lupa sambal khas sunda ada juga disana, Melody memang sangat suka pedas.

Melody Lidya [Stop]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang