15. Kabar Dowoon

1.5K 225 16
                                    

Ready for konflik guys? hehe

















💗💗💗




"Valley," sebuah suara menginterupsi kegiatan gue membaca buku di sofa koridor sekolah.

Itu kak Brian.

"Kak Brian?" gue berdiri dari posisi duduk dan nyamperin dia.

"Udah lama nunggu?" kak Brian nopang kedua tangannya di lutut, keliatan ngos-ngosan.

Gue ngelirik jam di pergelangan tangan, "lumayan."

"Ayo aku anter," dia narik gue ke parkiran.

Gue mau ngajuin segudang pertanyaan perihal kak Dowoon, tapi entah lidah gue kelu.

"Kecewa ya bukan Dowoon yang jemput?" pertanyaannya sukses membuat gue terdiam.

Kalau boleh jujur, jawabannya pasti--

"Enggak kok kak," gue senyum dan nerima helm dari dia.

--iya, gue kecewa.

Diperjalanan pikiran gue melayang kemana-mana. Berbagai pertanyaan seputar kak Dowoon terlintas di benak gue.

"Ley, kamu denger aku ngomong nggak?"

Suara kak Brian nyadarin gue dari lamunan, motornya berhenti di lampu merah.

"Enggak kak, maaf," gue denger kak Brian ngeleha nafasnya.

Kak Brian ngelajuin motornya saat lampu berubah hijau, dan gue kembali tenggelam dalam pikiran gue.





















Motor kak Brian berhenti didepan tempat les gue, gue turun dan ngasih helm ke dia.

"Belajar yang bener ya, jangan pikirin yang lain," setelahnya motor kak Brian melaju ditengah jalanan kota.

Gue jalan pelan ke dalam bangunan tempat les, masih mikirin kak Dowoon.







Gue masih sibuk coret-coret kertas binder dengan posisi kepala nempel di meja sejak tiga setengah jam yang lalu.

Iya, gue nggak masuk kelas. Gue lebih memilih duduk di ruang konsultasi tanpa minat masuk ke ruang kelas.

LINE

Dari kak Brian.

Nggak lama dia nelfon.

Gue terlalu malas untuk nanggepin orang-orang, akhirnya gue membalik layar HP gue yang otomatis akan me-reject panggilan.

Gue udah nggak sesemangat dulu saat pamer ke kak Dowoon kalau gue bisa ngerjain kuis, gue udah nggak sebahagia dulu saat kak Dowoon jemput gue les. Intinya semua berubah saat kak Dowoon juga berubah, iya dia berubah.

"Ih," gue agak kesel waktu ada sebuah jaket yang nutupin kepala gue.

"Kenapa? Nggak suka aku jemput?"

Kak Brian duduk di sebelah gue, nopang kepalanya dengan tangan kanan bikin gue dan dia berhadapan sekarang.

"Pulang yuk, udah malem. Besok kamu masih harus sekolah," kak Brian berdiri dan beresin barang-barang gue sementara gue cuma senderan di kursi dan merhatiin dia.

Setelah selesai beres-beres dia bawa tas gue, bener-bener dia pake jadi keliatan dia yang abis pulang les, nggak sadar aja badannya segede apa jadinya nggak pantes banget pake tas kayak anak SMA.

Sampe didepan motornya dia balik badan dan ngasih gue helm, "kok nggak dipake jaketnya?" dia nunjuk kearah jaket yang gue tenteng----jaket yang tadi dia lempar ke atas kepala gue.

Kak Dowoon || Day6 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang