Malemnya Doyeon beneran pindah kamar, kak Dowoon yang nempatin kasur Doyeon.
Doyeonnya pindah ke kamar Hyeongseob, tenang gaes, mereka sepupuan. Percaya nggak?
"Heh! Tidur!"
Gue nengok ke kiri, kak Dowoon tiduran ngadep gue, kepalanya dia sanggah pake sebelah tangannya.
"Belum ngantuk," jawab gue trus lanjut main HP.
"Iyalah, dari siang tidur mulu."
"Kan aku mabok."
Tiba-tiba kak Dowoon turun dari kasurnya trus naik ke kasur gue, dia malah main-mainin rambut gue. Btw, posisi gue lagi duduk ya.
"Kamu nggak kangen aku?"
"B aja. AAAKKK, SAAKEEETTT."
"VALLEY? KAK DOWOON? KALIAN NGGAK ANEH-ANEH KAN?"
Teriakan gue disautin sama Yena yang gedor-gedor pintu kamar, disusul Doyeon.
"WAH SALAH NIH GUE KASIH KAK DOWOON TIDUR SEKAMAR."
Abis nabok kak Dowoon gue jalan ke pintu, disana terpampang jelas ke dua temen gue yang mukanya udah sedikit panik gitu.
"Apaan sih lu berdua?"
"Kalian yang ngapain? Lo apain si Valley kak?"
Gue nengok ke arah telunjuk Yena, ternyata kak Dowoon berdiri di belakang gue.
"Nggak gua apa-apain."
"Lah tadi teriak-teriak?"
"Ini dia jambak rambut gue tadi yeon, sumpah ya lu berdua tuh kenapa sih."
Gue nutup pintu pas banget depan komuk mereka dan balik ke kasur, main HP lagi.
Gue ngeliatin kak Dowoon yang mau naik ke kasur gue juga, "Ngapain?"
"Main salon-salonan."
Abis bilang gitu dia beneran mainan rambut gue, nggak tau dia apain tapi kayaknya kusut.
"Ih sakit kak jangan di jambak gitu."
Gue narik paksa rambut gue yang udah kusut nggak beraturan, trus rebahan.
"Tidur aja sana kak," gue balik badan munggungin dia.
Sekitar sepuluh menit tapi nggak ada pergerakan, pas gue nengok kak Dowoon masih duduk di tempatnya dengan muka ketekuk sambil nunduk.
Serem juga, jadi takut gue.
Agak nggak tega sih, jadinya gue bangun trus nyisir rambut dia ke belakang pake jari abis itu nangkup muka dia.
"Nggak usah ngambek ah kak, jelek."
Dia masih diem aja, lucu sih kalo ngambek, tapi serem.
"Iya kangen, aku kangen sama kakak."
Jadi tuh guys sebenernya seminggu sebelum liburan Day6 ada jadwal manggung di luar kota, jadi deh nggak ketemu seminggu.
"Kak ih udahan ngambeknya," gue neken pipinya trus di goyangin gitu.
"Kamu masih marah nggak?"
Dia ngomong takut-takut gitu sambil sesekali liat mata gue.
"Hah? Kok aku marah?"
"Ini tadi rambutnya," dia ngusap rambut gue yang tadi nggak sengaja kena jambak sama dia.
"Aku nggak marah, tapi ya sakit ini. Kakak jambaknya kenceng banget."
"Aku nggak bermaksud jambak, maaf."
Gue ketawa aja liat dia, sumpah lucu banget. Bayangin guys bayangin!!!
"Udah nggak apa-apa kak, sana tidur, aku juga mau tidur."
Bukannya balik ke kasurnya kak Dowoon malah nurunin tangan gue trus dorong gue supaya tiduran, abis itu dia ikut tiduran di samping gue.
TRUS TANGANNYA NGUSAP-NGUSAP KEPALA GUE, TOLONG DONG AMBYAR INI GUE.
"Tidur, aku usap-usap biar ngantuk."
Gue cuma bisa nahan senyum dibalik dadanya kak Dowoon, lucu banget dia hhhh.
***
Gue lagi duduk di kursi dapur sambil minum air putih pas Seungmin jalan ke dapur.
"Pagi ley," sapanya.
"Iya pagi juga."
Canggung banget anjir.
"Lo nggak kenapa-napa?" Kata Seungmin sambil buka kulkas.
"Apanya yang kenapa--"
"Lo teriak sakit semalem."
"Ih kenapa sih semua orang tuh, gue semalem nggak sengaja kejambak kak Dowoon jadi teriak sakit."
Seungmin nutup pintu kulkas, "oh."
Seungmin jalan ninggalin dapur, barengan sama Yena yang baru masuk sambil gosokin handuk ke rambutnya.
"Kenapa dia? Asem banget mukanya." Yena duduk di samping gue sambil nyisir rambutnya yang basah pake jari.
"Nggak tau, bosen kali."
Yena buka tudung saji di atas meja makan trus nyodorin sepiring nasi goreng ke gue.
"Sarapan dulu nih, abis itu kita jalan-jalan."
Gue makan sambil ngeliatin Yena yang ribet sendiri sama rambutnya, agak kusut soalnya abis digosok pake handuk.
Bahkan sampe gue udah suapan terakhir Yena masih misuh sama rambutnya, matanya udah berkaca-kaca mau nangis.
"Bentar gue taro piring dulu, abis itu gue bantuin."
Gue jalan ke wastafel dan nyuci piring bekas makan sekenanya biar cepet bantu Yena, tapi pas gue balik badan Yena udah duduk anteng soalnya rambutnya udah ada yang benerin.
Kak Dowoon yang benerin rambut Yena.
B aja sih guys, cuma merasa sia-sia aja, gue udah buru-buru nyuci piring padahal.
"Eh? Udah sama kak Dowoon ya? Yaudah gue mandi dulu ya."
Gue jalan ke kamar dan siap-siap mandi, baru banget mau masuk kamar mandi ada yang ngetok pitnu kamar. Gue kunci soalnya berhubung gue mau mandi.
Pas gue buka ternyata kak Dowoon, gue baru pengen balik kak Dowoon nahan tangan gue.
"Pinjem sisir dong ley,"
"Buat Yena."
"Ambil aja di atas meja, kalo nggak ada coba cari di laci."
Abis jawab kak Dowoon gue masuk kamar mandi.
"Nggak ada ley, di meja di laci. Kamu taroh mana sih? Kasian Yena."
Gue ngehela napas sebelum akhirnya teriak.
"NGGAK TAU KAK! CARI SISIR LAIN AJA SANA BIAR CEPET, KASIAN YENA KUSUT RAMBUTNYA."
Kok jadi emosi ya gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Dowoon || Day6 ✔
Fiksi Penggemar"Namaku Yoon Dowoon, suka drum dan suka kamu" non-baku !!mengandung unsur cringe dan keju!! Alur, nama tokoh, kejadian, dll nya itu fiksi ya guys, nggak ada sangkut pautnya sama kepribadian dan kehidupan mereka di dunia nyata. Inspired by •DeepOrion...
