"Tahukah kamu apa yang kutunggu? Ya, aku menunggu kesempatan berkenalan denganmu. Dan seolah takdir mendengar. Ia memperkenalkanku denganmu hari ini."
🌜🌜🌜🌜🌜
Matahari pagi, tak malu menunjukkan sinarnya. Reksa memasuki kelas dengan tas yang tersampir di bahu kirinya. Langkahnya berjalan pasti menuju dua sahabatnya yang sudah datang terlebih dahulu.
Mendudukkan diri di tempat favorit, yaitu dekat dengan jendela. Ia sudah ditatap oleh Rigel dan Oberon. Chat tadi malam, mengingatkan Reksa untuk membahas tugas kelompok yang diberikan dosen kemarin sore.
"Jadi, tugasnya dikerjakan di rumah siapa?" tanya Reksa setelah dirinya duduk dengan nyaman.
Paham pertanyaan Reksa mengarah ke mana. Keduanya kompak menjawab. "Di kos-an lo, aja!"
"Kos-an gue kecil." Reksa menjawab seadanya.
Oberon menggeleng. "Gak papa. Asal bisa duduk aja."
"Lagian kita juga mau main ke kos-an lo sesekali, Rek." Rigel membuka suara setelah ia bungkam membiarkan Oberon menjawab lebih dulu.
Reksa mengangguk. "Yaudah, di kos-an gue 'kan? Mau ngerjain kapan? Gue gak tanggung jawab kalo kalian gak nyaman di kos-an gue, ya."
"Siang ini gimana? Ah lo mah kayak sama siapa aja. Gue bakal nyaman di kos-an lo. Asal ada lo aja. Ntar dikira ibu kos, gue maling lagi," jawab Oberon dengan kekehannya.
"Iya, siang ini aja. Abis mata kuliah kalkulus siang nanti. Pas banget gue lagi free hari ini." Rigel berujar setuju.
Reksa menyetujui usul dua sahabatnya. Mereka bertiga melanjutkan obrolan dengan membahas sesuatu yang santai. Seperti kapan latihan, manggung, dan lain sebagainya.
"Lo suka sama senior cewek yang duduk di bawah pohon beringin itu ya, Rek."
Pertanyaan spontan dari Rigel yang kepo membuat Reksa tersedak air liurnya sendiri.
"Apa?!"
"Drama banget lo, Rek. Pake kesedak plus kaget gitu. Padahal tinggal jawab, iya atau enggak." Oberon berucap sambil menjitak kepala Reksa.
"Apaan lo, main jitak kepala gue. Emangnya kenapa, sih?" Bukannya menjawab, Reksa malah balik bertanya.
"Gak kenapa-kenapa sih, cuma gue lihat nih ya. Lo suka merhatiin tuh senior. Tatapan lo tuh, sudah berasa mau berbuat jahat gitu," jelas Oberon yang membuat Reksa melempar pulpennya dengan tega.
"Tega kamu ya, mas. Jahatin aku. Jijik, aku mas." Oberon berucap sambil bersikap lebay.
"Najisin," ucap Reksa dan Rigel berbarengan.
"Tapi serius deh, Rek. Lo suka sama senior yang namanya Intan ya kalau gak salah? " tanya Oberon yang mulai serius.
"Namanya Anta bukan Intan," tegur Reksa yang membuat Oberon menyengir.
Rigel membenarkan duduknya dan menyahut, "Anta? Kayak nama cowok aja. Serius nih, jawab pertanyaan Oberon, Rek."
"Suka? Gue sebenarnya juga ambigu sama perasaan gue sendiri. Tapi gue ngerasa, gue selalu senyum sendiri sih saat lihat atau mikirin dia." Reksa berucap jujur. Berusaha terbuka pada dua sahabatnya.
"Fix. Lo emang suka dia," seru Oberon semangat.
Rigel mengetuk jari telunjuknya pada meja. Seperti ada beban yang mengganjal jika ia mengeluarkan kalimatnya.
"Lo emang gak denger desas-desus tentang Anta apa, Rek?" tanya Rigel akhirnya, air mukanya seperti tak enak menatap Reksa.
"Desas-desus apa?"
Rigel sudah membuka mulutnya. Tapi Oberon yang menyahut begitu cepat. Membuat suara Rigel tak jadi keluar. "Kudet banget lo, Rek. Makanya jangan lihat pohon beringin mulu. Gini ya, yang gue denger sama Rigel dari senior. Anta tuh gak suka sama cowok. Kemungkinan besar sih dia suka sama yang sejenis."
Reksa membulatkan matanya. Gosip dari Oberon membuatnya tak percaya. "Gak mungkin. Gue yakin dia masih suka sama cowok. Walaupun dia sikapnya kayak gitu, gue terima dia apa adanya. Bukan karena wajah cantik nan manisnya aja."
Rigel dan Oberon tak bisa melanjutkan ucapannya. Dosen yang mengajar kuliah mata kuliah pagi ini sudah masuk kelas diiringi dengan salam.
🌜🌜🌜🌜🌜
Reksa melangkah dengan gontai. Tubuh ringkihnya berjalan menuju perpustakaan, ia akan meminjam beberapa buku untuk dibawa ke kos-an. Dan dua sahabatnya memilih mengisi perutnya sebelum pergi ke rumah Reksa.
Pohon beringin. Entah kenapa, itu objek pertama yang ia pandang saat kakinya melangkah di koridor yang ramai dengan junior ataupun senior.
Matanya menyipit ketika mengenali sosok Luna yang sedang berbincang dengan Anta. Kakinya refleks melangkah saat tahu ini adalah kesempatan baginya.
"Kak Luna." Reksa memanggil tepat di sebelah Luna.
Luna mengalihkan penglihatannya. "Ya, ada apa, Rek?"
Reksa segera mendekatkan dirinya untuk membisikkan satu kalimat yang sangat ia mohon agar pacar Adam itu mengabulkan permintaannya.
"Kenalin gue sama Anta dong, kak."
Mengerti maksud tersirat dari juniornya itu. Luna mengangguk menyetujui.
Di tempatnya berdiri. Anta berdiri kaku ketika matanya melihat junior yang tak ingin ia temui lagi. Apalagi saat itu, orang yang Anta tak suka membisikkan kalimat pada Luna yang tak ia dengar sama sekali.
Luna tersenyum menatap Anta. Dan menatap Reksa sebentar.
"Kenalin, Ta. Dia junior yang dipimpin Adam saat OSPEK." Luna menjelaskan dan membuat Anta mengangguk dengan malas.
"Kenalin kak, Gue Reksa Ardana Sakhi. Panggil aja Reksa." Reksa menjadi mengulurkan tangannya di depan Anta.
Anta melihat tangan itu dengan perasaan campur aduk. Luna yang melihat keraguan di mata Anta segera menarik tangan Anta untuk membalas jabatan tangan Reksa yang begitu lama melayang di udara.
Tak ada senyum dan tak ada jawaban yang keluar dari bibir Anta membuat Luna yang menyaksikan jadi gemas sendiri.
"Senyum, Ta!" ucap Luna yang terdengar seperti perintah. Dan seketika itu juga Anta menarik bibirnya walau terlihat kaku.
Reksa yang melihat seniornya itu mau tersenyum kepadanya membuat Reksa ikut melebarkan senyumnya.
"Antania Casilda."
Akhirnya setelah menunggu waktu yang tepat. Reksa mendengar dengan jelas bahwa Anta memperkenalkan dirinya seperti yang diharapkannya sejak lama.
Mendengar suara Anta yang memperkenalkan diri membuat Reksa tersenyum bahagia. Senyumnya tak lepas walau jabatan tangannya sudah dilepas lebih dulu oleh Anta.
🌜🌜🌜🌜🌜
Thanks untuk yang baca WIMY 💕
See you next bab, besok ya 🙋🙇
Binuang, Kalimantan Selatan.
Kamis, 09 Agustus 2018
Salam sayang 💕
tasyaauliah_
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet You (Completed) #ODOCTheWWG
RomanceAkankah ketertarikan ini membawaku pada hatimu? Reksa, mahasiswa perantau yang tertarik pada seniornya. Anta, gadis manis yang tertutup, dengan gelagat aneh jika berhadapan dengan lelaki. Rasa ingin tahu membawa Reksa pada masa lalu Anta. Mungkinka...