BAB 17 : MEMIKIRKANNYA

1.2K 79 0
                                    

"Setiap waktunya, pikiranku tak hentinya memikirkanmu."

🌜🌜🌜🌜🌜

"

Gue mau ke kantin. Ikut gak?"

Pertanyaan Reksa meluncur saat dirinya sudah berbincang dengan kedua sahabatnya 1 jam yang lalu. Siang yang sangat panas, membuat Reksa merasa gerah. Rigel dan Oberon menggeleng sambil meminum minuman dingin yang sudah tak dingin yang tinggal setengah botol.

"Gue mau ke perpus." Rigel membuka suara. Rigel memang berminat untuk ikut menikmati dinginnya es kelapa atau minuman ber-es yang tersedia di kantin. Tapi tugas yang lupa ia kumpulkan membuatnya mengurungkan niat. Daripada kupingnya semakin panas mendapat omelan di hari yang cuacanya sangat terik seperti ini. Lebih baik, ia ke perpustakaan sebentar. Lalu ikut menikmati segelas minuman segar setelahnya.

Reksa mengangguk paham. Penglihatannya beralih pada Oberon yang menghitung jari-jari.

"Ikut ... enggak. Ikut ... enggak."

Walaupun hanya gumaman, tapi Rigel dan Reksa dapat mendengar dengan jelas apa yang dilakukan Oberon.

"Enggak,Yah," eluh Oberon yang mendapat jitakan dari Rigel. Dan dibalas pelototan oleh Oberon.

"Apa sih jitak-jitak?" tanya Oberon kesal. Pikirannya sedang bercabang. Sekarang, sahabat tengiknya itu malah ikut campur.

Emang dasar ya, perusak mood orang, batin Oberon sensi.

"Sudah-sudah. Jadi gimana, Yon?" tanya Reksa yang menghentikan pergelutan yang hampir terjadi. Reksa tidak mau menanggung malu atas perkelahian kedua sahabatnya yang selalu membuat keributan yang berujung dengan diblack list Ibu Kantin selama seminggu.

Yang berantem siapa, yang ikut kena imbas siapa. Memang sih dia harus selalu ada di saat sahabatnya sedih maupun senang. Tapi berada didaftar hitam Ibu Kantin membuat dirinya ikut kesusahan.

Sudah susah mengejar doi yang tak kunjung peka. Penderitaannya malah ditambah dengan tidak boleh melirik jajanan Ibu Kantin yang menggoda mata dan perut.

"Hm... gue kayaknya gak bisa ikut ke kantin," putus Oberon dengan yakin.

"Gue harus datengin Pak Syaiful Jamal buat ngumpulin tugas yang gue lupa kumpulin," lanjut Oberon lagi yang membuat duo R mengangguk mengerti.

"Yaudah. Gue ke kantin duluan ya. Nanti kalo mau nyusul. Gue ada di meja yang biasanya," ujar Reksa yang mendapat anggukan mantap dari Rigel dan Oberon. Kedua sahabatnya pamit untuk ke tempat yang akan mereka tuju. Setelah mata Reksa sudah memandang keberadaan Rigel dan Oberon cukup jauh.

Memalingkan tubuh, Reksa berjalan menuju kantin sambil bernyanyi pelan.

🌛🌛🌛🌛🌛

"Gue harus gimana?" tanya Reksa pada dirinya sendiri. Tangannya dengan lincah mengaduk jus jeruk keduanya setelah ia menghabiskan jus jeruk pertamanya yang ditemani semangkok bakso.

Reksa merogoh saku celananya dan mengambil ponsel yang bergetar. Ternyata ada pesan masuk dari operator.

Padahal Reksa berharap, Anta menanyakan tentang kabarnya siang ini. Reksa yang tak melhat keberadaan Anta di pohon beringin, harus dibuat kangen oleh gadis manis itu. Ternyata harapannya hanyalah sekedar harapan. Lagian mana mau Anta memulai mengirim pesan terlebih dulu padanya.

Reksa menyentuh layar ponselnya yang menampilkan sms kedua dari Sang Papa setelah ia selesai manggung dan tiduran dengan nyaman di kasur.

Kamu pulang sendiri. Atau Papa seret paksa kamu agar mau pulang ke Banjarmasin.

When I Meet You (Completed) #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang