"Menghadapi masa lalu itu seperti menghadapi hantu, seram. Maka dari itu aku membutuhkan bantuanmu."
🌜🌜🌜🌜🌜
Anta duduk dengan tenang sambil menatap ke arah luar dari kaca mobil tantenya. Seperti ini lah hari-harinya. Anta hanya perlu duduk manis dan sampai selamat sampai tujuan.
Pikirannya tak pernah bisa diajak kerja sama. Disuruh untuk tidak memikirkan sosok masa lalu. Malah dengan nakalnya, otaknya itu memikirkan Gerhana yang seharusnya tak perlu ia pikirkan lagi.
Tante Elara yang melihat Anta melamun, memanggil ponakannya dan ia melihat dengan jelas Anta tersentak kaget.
"Mikirin Gerhana?" tanya Tante Elara yang membuat Anta tak mampu mengeluarkan suaranya.
Tantenya memang seperti cenayang jika seperti ini. tebakannya itu tak meleset sedikitpun.
"Temuin aja Gerhananya. Selesaikan masa lalu yang belum kalian selesaikan." Tante Elara berujar sambil sesekali melirik ponakannya yang resah.
"Tapi 'kan setelah dia mutusin Anta. Seharusnya masa lalu itu juga sudah selesai."
Tante Elara tersenyum ketika mendengar jawaban Anta. "Memang sudah selesai. Siapa tahu aja dia mau memperbaiki semuanya yang telah ia rusak. Lagian 'kan Tante selalu ngajarin jangan mutusin tali silaturahmi."
Anta mendengkus. "Aku gak mutusin silaturahmi sama dia, Tan. Dianya aja yang berubah gitu setelah dengan teganya nyakitin Anta."
Tante Elara menggeleng. "Kalau kamu gak mau nemuin dia setelah dia susah payah hubungin kamu. Kamu 'kan jadinya sama aja kayak dia, Ta. Lagian itu hanya masa lalu. Jadikan pelajaran aja. Kalau gak sanggup sendirian nemuin Gerhana, Tante temenin. Tante tuh mau kamu berdamai sama masa lalu. Jadi kedepannya gak ada yang perlu diurus lagi."
Anta diam. Ia memikirkan semua ucapan Tante Elara yang benar apa adanya. Kalau jika ia menolak sekarang untuk menemui Gerhana. Belum tentu cowok itu mau menghubunginya lagi di lain waktu.
Anta mengangguk pasrah. "Yaudah deh, Anta bakal nemuin Gerhana."
Anta melepas sabuk pengaman ketika mobil sudah berhenti tepat di depan gerbang kampus. Mencium tangan tantenya. Anta pamit.
🌜🌜🌜🌜🌜
Anta menghela napas. Tangannya memasang tas punggung yang belum sempat ia kenakan saat dalam kelas. Langkahnya kembali membawa Anta untuk menikmati hari di bawah pohon beringin.
Mata Anta menatap Reksa yang baru saja melewatinya. Mungkin bedanya hanya beberapa detik. Tapi Reksa tak melihatnya yang timbul hendak berbelok. Karena terlebih dahulu, Reksa melewatinya sebelum Anta memunculkan dirinya.
Mulut Anta hendak memanggil Reksa. Tapi Anta mengurungkan niatnya karena melihat cowok itu yang sedang asyik bercanda dengan kedua sahabatnya yang ia kenal dari cerita Reksa.
Anta tersenyum melihat persahabatan yang sangat Anta harapkan tapi tak mampu ia dapatkan.
Anta tak mau mengeluh atas kehidupannya. Ini mungkin sudah resiko yang harus ia dapatkan karena sikap anehnya. Walau begitu, Anta masih merasa dianggap karena kehadiran Reksa dan beberapa teman perempuan yang mau berteman dengannya.
Anta melanjutkan langkah kakinya yang berlawanan dengan Reksa. Anta sangat sadar, saat dirinya lewat, beberapa pasang mata yang pernah mendapatkan kelas yang sama dengannya menatap dengan pandangan yang Anta sulit artikan.
Anta tetap meneruskan jalan dengan kepala yang tertunduk dalam. Langkahnya berhenti saat sudah sampai di pohon beringin yang tak banyak orang berlalu lalang, mungkin semua orang tak menyukai pohon ini.
Anta memposisikan duduknya dengan nyaman. Matanya menjelajah. Mungkinkah Reksa akan menemuinya lagi. Karena Anta sekarang sangat mengharapkan bantuan cowok itu lebih dari siapapun saat ini.
Tangan Anta membuka resleting tas. Sambil menunggu kedatangan Reksa yang mungkin tak pasti karena cowok itu sedang menghabiskan waktu dengan sahabatnya. Anta memutuskan untuk mengerjakan tugas yang belum selesai ia kerjakan tadi malam.
Tangannya dengan mahir memainkan keyboard laptop untuk mencari dan menambahkan kalimat demi kalimat untuk menyelesaikan tugasnya itu.
Satu jam berkutat, Anta merasakan kehadiran Reksa dari parfum yang sangat Anta kenali akhir-akhir ini. Tangannya otomatis terhenti dan memandang Reksa yang tengah memandangnya dengan senyum.
"Lusa sibuk?" tanya Anta memulai pembicaraan yang sangat jarang dilakukan. Di sebelahnya, Reksa mengernyit dan menggeleng.
"Enggak. Kenapa? Mau ngajak jalan?" tanya Reksa to the point.
Anta mengangguk dan membuat Reksa mengecek suhu tubuh Anta yang langsung ditepis oleh Anta.
"Seriusan?" tanya Reksa yang belum percaya. Pasalnya Reksa sampai saat ini masih sangat susah mengajak Anta jalan walau cuma sebatas ke taman kompleks, karena selalu mendapat tolakan dari Anta.
"Iya."
"Dalam rangka apa?" tanya Reksa yang masih penasaran.
Anta menyimpan laptopnya ke dalam tas. Setelahnya, Anta memandang Reksa dengan pandangan bimbang.
"Masa lalu gue minta ketemuan. Sebenarnya gue gak mau. Tapi Tante Elara nyuruh gue untuk menyelesaikan semua masalah di masa lalu yang mungkin belum selesai. Dan gue setuju. Gue gak bisa datang sendirian. Karena lo tahu, dia pernah ada di dalam masa lalu buruk gue."
Ada sedikit rasa kecewa di hati Reksa karena Anta mengajaknya hanya untuk menemui masa lalu. Tapi Reksa juga senang, karena gadis itu mau meminta bantuannya daripada meminta bantuan pada orang lain.
"Lusa gue gak sibuk kok. Gue siap kalo lo minta bantuan sama gue dalam hal apapun. Bener kata Tante Elara, masa lalu emang harus diselesaikan."
Refleks, Reksa mengusap kepala Anta. Untuk pertama kalinya, Anta memberikan senyuman dan tak menepis tangan Reksa yang menyentuhnya.
Hal ini lah yang membuat Anta yakin, bahwa Reksa adalah cowok baik-baik dan mau menemaninya. Karena yang Anta tahu, Reksa mau diminta bantuan oleh siapapun. Tanpa takut ditolak cowok yang tersenyum padanya itu.
Anta sebenarnya tak enak dengan Reksa karena ini menyangkut masa lalunya. Karena Anta tak buta untuk melihat bahwa Reksa peduli padanya, kalau Anta boleh kepedean.
Masih dengan senyum yang tak lepas dari bibir Reksa yang Anta suka. Keduanya melanjutkan obrolan ringan.
🌜🌜🌜🌜🌜
Thanks for read and voment 🙇
Binuang, Kalimantan Selatan.
Senin, 27 Agustus 2018
Salam sayang 💕
tasyaauliah_
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet You (Completed) #ODOCTheWWG
RomanceAkankah ketertarikan ini membawaku pada hatimu? Reksa, mahasiswa perantau yang tertarik pada seniornya. Anta, gadis manis yang tertutup, dengan gelagat aneh jika berhadapan dengan lelaki. Rasa ingin tahu membawa Reksa pada masa lalu Anta. Mungkinka...