"Aku tidak tahu apakah takdir akan menuntunku padamu. Tapi jika aku berusaha mendekatimu, aku harap Tuhan berbaik hati dengan kedekatan kita."
🌜🌜🌜🌜🌜
Sejak pagi, Reksa disibukkan dengan persiapan yang akan membawanya ke rumah Anta dengan penampilan maksimal.
Pukul 10.00, Reksa baru memandikan dirinya setelah menyiapkan pakaiannya agar penampilannya tetap kece, walau begitu-begitu saja.
Sambil menunggu pukul 11.30, Reksa kembali merebahkan dirinya sambil memainkan sosial medianya.
Dentingan notifikasi masuk secara beruntun saat Reksa baru menghidupkan data seluler.
Satu pesan masuk dari Sang Papa yang tak ada niatan hati untuk Reksa melihatnya. Ia tak mau merusak moodnya gara-gara melihat pesan Papanya yang begitu-begitu saja.
"Paling cuma nyuruh Reksa buat bulik ke rumah doang. Kalo Reksa bilang kada ya kada. Tetep aja Papa keras kepala. Sekali aja Papa ngalah sama Reksa gitu."
Reksa mencebik, tangannya tak berhenti untuk menjelajahi instagram miliknya. Reksa kembali beristighfar setelah selesai berbicara tak baik pada Sang Papa yang jauh tinggal di kota seribu sungai.
Tubuhnya bangkit setelah melihat jam di layar ponsel. Reksa kembali mengganti bajunya dengan baju yang sudah ia siapkan dari tadi.
Di depan rumah, Reksa memasang sepatu hitam putih. Setelah mengunci rumah, Reksa berjalan kaki ke depan gang indekos untuk mencari angkot agar bisa sampai di rumah Anta.
Reksa berusaha menghemat biaya hidupnya semaksimal mungkin. Ia tak mungkin membeli motor hanya untuk gaya-gayaan sedangkan ia masih bisa menggunakan angkutan umum.
Jika membawa kendaraan yang ada di rumahnya, sama saja membawa kematian padanya. Ke sini saja ia sudah tidak meminta izin pada Sang Papa.
🌜🌜🌜🌜🌜
Kegiatan dua perempuan berbeda usia terhenti ketika mendengar suara bel rumah berbunyi.
Tante Elara melongokkan kepalanya melihat jam dinding dekat dengan dapur. Ia tersenyum ketika melihat jam menunjukkan pukul 12.15, tamu yang ditunggu akhirnya datang.
Tante Elara sudah ingin melangkahkan kaki untuk membuka pintu untuk tamu yang bertandang. Tapi suara Anta menghentikan keinginannya.
"Biar Anta aja yang buka, Tan." Anta berucap setelah mengangkat perkedel jagung dan mematikan kompor.
"Tumben," ujar Tante Elara yang membuat Anta tersenyum.
"Yang datang 'kan sudah pasti Reksa. Anta gak papa kok."
Tante Elara mengangguk patuh dan kembali memasukkan beberapa bumbu dapur pada masakannya. Ia tersenyum ketika melihat sedikit perubahan pada Anta.
Dulu Anta tak mau membuka pintu, takutnya yang datang adalah makhluk lelaki. Tapi sekarang, Reksa yang notabennya adalah lelaki, Anta malah mau membukakan pintu yang sangat sakral itu.
Anta tersenyum membalas senyum Reksa yang berdiri tepat di depan pintu saat ia membukakan pintu untuk cowok itu.
"Silakan masuk, Rek."
Reksa mengangguk. Kakinya melangkah masuk dan mengikuti langkah kaki Anta yang membawanya ke dapur.
Tante Elara menyambut Reksa dengan sangat baik, saat Reksa melihat Tante muda itu merapikan beberapa masakan di atas meja.
"Hallo. Reksa, ya?" tanya Tante Elara saat Reksa mencium tangannya.
"Iya, Tante. Salam kenal." Reksa tersenyum saat mendapatkan sambutan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet You (Completed) #ODOCTheWWG
RomanceAkankah ketertarikan ini membawaku pada hatimu? Reksa, mahasiswa perantau yang tertarik pada seniornya. Anta, gadis manis yang tertutup, dengan gelagat aneh jika berhadapan dengan lelaki. Rasa ingin tahu membawa Reksa pada masa lalu Anta. Mungkinka...