"Jika aku harus memilih, aku lebih lembaran baru daripada masa lalu yang sudah kulalui dengan buruk."
🌜🌜🌜🌜🌜
"Sudah siap?"
Pertanyaan itu meluncur saat mata Reksa menatap Anta yang berdiri dengan gelisah. Di sebelah Anta, Tante Elara tersenyum maklum.
Reksa sudah tiba 15 menit yang lalu dan disambut oleh Anta yang sudah berpenampilan rapi.
"Sudah, kalian berangkat aja. Nanti telat dari jam janjiannya lagi," ujar Tante Elara yang sedari tadi diam memperhatikan Anta.
"Anta kok deg-degan ya, Tan. Yaudah, Anta berangkat dulu sama Reksa," pamit Anta yang mencium tangan Tante Elara.
"Tante, pamit ya." Reksa berujar sambil mencium tangan Tante Elara.
Tante Elara mengangguk. "Iya. Hati-hati."
🌜🌜🌜🌜🌜
Anta dan Reksa sudah sampai di parkiran kafe tempat Gerhana membuat janji. Sebenarnya, mereka telat 5 menit. Belum terlalu lama telat dari waktu yang dijanjikan.
Keduanya berbarengan keluar dari mobil dan menatap seksama gedung kafe. Entah kenapa, Anta merasakan debaran kencang. Bukan karena takut jatuh cinta kembali pada sosok Gerhana. Melainkan karena Anta takut peristiwa silam kembali menghantuinya setelah ia susah payah melupakan.
Sudah susah melupakan, malah masa lalu datang menghancurkan. Kalau seperti itu, ingin Anta tenggelamkan Gerhana agar cowok itu tak mengganggunya.
Anta tersentak saat sebuah tangan menggenggam lembut tangannya. Pikiran yang tadi memikirkan Gerhana langsung buyar dan tergantikan oleh Reksa yang tengah tersenyum padanya.
"Masuk yuk," ajak Reksa yang mendapat gelengan pelan dari Anta.
"Pulang aja yuk."
Reksa terkekeh mendengar jawaban Anta. Tangannya dengan usil mengacak-ngacak poni Anta.
"Ada-ada aja. Udah sampai di tempat tujuan malah mau balik."
"Habisnya, gue takut," jawab Anta yang membuat Reksa melepaskan genggaman dan beralih menangkap kedua pipi chuby Anta.
"Hey. Apa sih yang ditakutin. Lo 'kan tinggal meluruskan apa yang salah di masa lalu. Lo tenang aja, gue selalu ada di samping lo. Dan lo gak perlu takut. Lagian kalo Gerhana macam-macam sama lo. Tenang, ada gue. Gue juga gak mau masa lalu mengusik masa depannya gue. "
Anta mengangguk. Semua ucapan Reksa menjadi penenang baginya. Ucapan terakhir dari Reksa pun mau tak mau membuat hati Anta sedikit menghangat.
"Makasih banyak, Rek," ucap Anta yang begitu tulus.
"Sama-sama. Yaudah, yuk masuk."
Anta mengangguk dan membiarkan tangan mereka saling menggenggam. Karena genggaman Reksa cukup memberi semangat untuk Anta.
Keduanya menatap sekeliling, Anta menangkap sosok yang tak salah adalah Gerhana. Sudah lama memang, tapi Anta masih lumayan mampu mengenali sosok itu.
Anta menuntun Reksa ke arah barat kafe yang terdapat cowok yang sedang meminum jus.
"Gerhana," panggil Anta tepat saat mereka tiba di samping cowok itu, membuat pergerakan meminum jus otomatis terhenti. Mata Gerhana berbinar saat melihat Anta berdiri di depannya. Matanya menoleh dengan cepat ke arah cowok yang menggenggam tangan Anta. Matanya sedikit menyiratkan permusuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet You (Completed) #ODOCTheWWG
RomanceAkankah ketertarikan ini membawaku pada hatimu? Reksa, mahasiswa perantau yang tertarik pada seniornya. Anta, gadis manis yang tertutup, dengan gelagat aneh jika berhadapan dengan lelaki. Rasa ingin tahu membawa Reksa pada masa lalu Anta. Mungkinka...