BAB 23 : DUKUNGAN

1.1K 84 10
                                    

"Karena hanya dukungan yang membuatku kuat."

🌜🌜🌜🌜🌜

Reksa merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Berbaikkan dengan papanya membuat semua rasa yang tak enak saat tinggal di rumah, menguap begitu saja.

Reksa merasa dirinya semakin dengat dengan papanya. Seperti saat ini, papanya rela mengambil cuti untuk dapat menghabiskan waktu bersamanya.

Keresahan yang tak wajar itu sudah hilang. Hanya melihat papanya yang begitu baik tak seperti dua minggu yang telah berlalu.

"Gak mau kuliah di sini aja?" tanya papa Reksa setelah keduanya selesai memberi makan ikan hias yang berada di kolam dekat gazebo.

Reksa menggeleng. "Reksa mau lanjut kuliah di Semarang. Sayang kalau harus ngulang lagi."

Papanya mengangguk paham. "Mungkin itu alasan yang lain. Tapi kamu pengen nemuin seseorang yang ada di sana 'kan?"

Reksa yang meminum teh hangatnya tersedak ketika papanya menggoda dirinya.

"Lain kali, kenalin sama Papa. Siapa sih cewek yang berhasil memiliki hati jagoan Papa."

Reksa tertawa. Hatinya menghangat. Rasanya seluruh kehangatan itu menjalar keseluruh tubuhnya.

"Sekali lagi maafin Papa. Papa benar-benar gak tahu."

Reksa tersenyum tipis. Kepalanya menggeleng.

"Ini bukan salah Papa kok. Lagian Reksa sadar, mungkin Vega bukan jodoh Reksa."

Mengacak rambut putranya, Pak Baran mengucapkan sebuah kalimat dan pergi meninggalkan Reksa.

"Papa ngizinin kamu buat ke Semarang. Papa juga tahu kamu kesulitan di sana. Rekening yang dulu Papa kasih sudah bisa kamu pakai lagi."

Reksa tersenyum lebar. "Makasih banyak, Pa."

🌜🌜🌜🌜🌜

Reksa merasa dirinya seperti bukan berada di rumahnya. Suasana mencengkam yang sedari tadi ia rasakan ternyata berasal dari papanya dan Vega.

Dan jika Reksa boleh menebak. Pasti orang tuanya bertengkar hebat di hari Reksa berhasil menjelaskan semua rahasia yang papanya tidak ketahui.

Dentingan sendok tak mampu meramaikan malam yang terasa suram. Reksa saja hampir tak mengenali keadaan rumahnya karena suasana saat ini.

Reksa mengucapkan alhamdulillah ketika selesai memakan makan malamnya dengan habis. Dilihat juga, papanya dan Vega juga sudah menyelesaikan makannya.

Papa Reksa sudah berdiri dari duduknya dan hendak mengucapkan kalimat. Membuat Reksa dan Vega diam menanti kalimat tersebut.

"Kalau kamu merasa tertekan dengan pernikahan kita. Lebih baik kita cerai saja!"

Bagai petir yang menyambar, Reksa kaget mendengar kalimat itu keluar dari mulut papanya.

Papanya sendiri sudah melanjutkan langkahnya menuju kamar. Tak memperdulikan Vega dan jawaban Vega atas kalimat mengejutkan itu.

Reksa tadi sempat menatap raut kekecewaan dari mata papanya. Binar bahagia yang biasanya menyelimuti papanya, sirna begitu saja.

Ini yang Reksa takutkan. Reksa sadar, bahwa papanya telah mencintai Vega dengan tulus.

Reksa juga tahu, bahwa Vega menikahi papanya hanya karena harta yang dimiliki papanya. Biarpun Vega matre, tapi bisa dipastikan, Vega telah jatuh cinta pada papanya tanpa sadar.

Karena cinta datang karena terbiasa. Dan atas kebersamaan Vega dan papanya, mungkin cinta itu telah hadir tanpa disadari kehadirannya.

Isak tangis membuat Reksa menatap Vega dengan iba. Meskipun dirinya sempat tak setuju, tapi Reksa juga tak mau papanya bercerai dengan Vega.

Walaupun perceraian dibolehkan oleh Allah. Tapi itu juga perbuatan yang dibenci oleh Allah.

Daripada bercerai. Kenapa papanya dan Vega tak mau berbaikan dan membicarakan semuanya dengan kedamaian.

"Kenapa gak bilang sama Papa. Gue tahu, lo mulai jatuh cinta sama Papa."

Vega mengangkat kepalanya. Airmatanya masih mengalir membasahi kedua pipinya yang tirus.

"Semuanya sudah terlambat. Hiks."

"Semuanya gak akan terlambat, kalau lo berani bicara sekarang juga," ungkap Reksa.

Vega menggeleng. "Malam itu. Gue udah mau jelasin. Tapi Mas Baran gak mau dengerin ucapan gue."

Reksa paham. Papanya tidak akan mau mendengarkan alasan apapun ketika sedang kalut.

"Lo pasti sudah paham sifat Papa. Gue mau lo coba sekali lagi menjelaskan semuanya sama Papa, sebelum terlambat."

"Karena gue gak mau lo menyesal setelahnya," lanjut Reksa yang membuat Vega kembali memikirkan kalimat Reksa.

Reksa bangkit dan berjalan memutar meja. Langkahnya berhenti di samping Vega yang kembali tertunduk.

Tangis Vega masih belum berhenti. Tapi Reksa tahu, Vega adalah wanita yang kuat. Apapun itu, Vega harus berjuang jika tak ingin berpisah dengan papanya.

Reksa sadar, dirinya tak mampu berbuat banyak sekarang. Ia tak bisa seenaknya ikut campur masalah papanya dan Vega. Yang ia bisa lakukan hanyalah memberikan dukungan pada Vega agar mempertahankan, jika Vega ingin.

Reksa menepuk pundak kanan Vega. "Gue harap. Lo mau bicara dan jelasin semuanya sama Papa. Gue gak mau kalian bercerai. Dan dari hati yang terdalam, gue ikhlas lo sama Papa. Satu hal yang perlu lo tahu, gue dukung lo sama Papa."

"Semangat berjuang, Mama." lanjut Reksa dan meninggalkan Vega menuju kamarnya yang ada dilantai dua.

Tubuh Vega membeku, memastikan bahwa indra pendengarnya tak salah mendengar kalimat yang keluar dari mulut Reksa.

Perasaan Vega menghangat saat mengetahui Reksa mau memanggilnya dengan sebutan Mama.

Restu yang diberikan anak tirinya membuat semangat Vega bangkit. Senyumnya terukir. Tangannya menghapus airmata yang berhenti keluar dan tergantikan oleh airmata bahagia.

Seperti ucapan Reksa, Vega akan berjuang. Tak peduli hasil akhirnya. Vega akan memperjuangkan pernikahannya, tak perduli jika suaminya tak akan peduli dengan penjelasannya.

Vega bangkit dan pergi menuju kamar mandi dekat dapur untuk menghapus airmatanya.

Tanpa Vega sadari. Reksa melihat semua itu dari atas. Senyumnya terkembang. Tak salah juga jika ia harus ikhlas terhadap hidupnya sekarang, karena telah memiliki mama tiri yang tak lain adalah mantannya sendiri.

Reksa juga sadar, manusia hanya mampu merencanakan dan Tuhan yang berkehendak.

Jika Vega memang bukan jodohnya. Semoga saja, cewek yang sekarang ini yang berada dipikirannya adalah jodoh yang dikirimkan Tuhan setelah kejadian rumit yang ia alami.

Reksa melangkah masuk ke dalam kamar. Malam ini, ia mau menelepon Anta lagi. Melepas rindu, walau hanya mendengar suaranya saja.

🌜🌜🌜🌜🌜

Thanks for read and voment

Binuang, Kalimantan Selatan.
Rabu, 29 Agustus 2018.
Salam sayang 💕
tasyaauliah_

When I Meet You (Completed) #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang