BAB 14 : DEBARAN YANG NYATA

1.2K 91 2
                                    

"Debaran itu nyata. Dan kurasa, 'Aku menyukaimu!' "

🌜🌜🌜🌜🌜

Semua anak jurusan teknik sipil mengucapkan segala rasa syukur setelah dosen yang lagi-lagi memberi tugas, keluar dari kelas siang yang terik ini.

Mengusap kening yang berkeringat. Reksa bergegas mengemas semua peralatan tulisnya.

Tak menghiraukan keluhan dari teman sekelasnya. Reksa sibuk memasukkan dan merapikan buku.

"Rek." Oberon di ujung kelas memanggil Reksa dengan langkah yang mendekat.

"Yo?"

"Mau ikut gak?" pertanyaan setengah-setengah dari Oberon selalu berhasil membuat Reksa menghembuskan napas.

"Bicara jangan setengah-setengah, Ron." Rigel yang mengerti kebiasaan Oberon langsung menegur cowok yang menyengir pada Reksa.

"Temen-temen ngajakin bikin keke challenge," ujar Oberon dengan senyum bahagianya.

Reksa mengangguk paham. "Pakai mobil siapa?"

"Kebetulan Rigel bawa mobil. Jadi gue sama yang lain setuju buat video itu."

Rigel yang mendengar namanya disebut, sedikit protes. "Jadi kalian mau pakai mobil gue? Kok gue gak tahu? Terus kerja kelompok di rumah gue gimana?"

Oberon mencibir. "Ya pakai mobil lo lah, siapa lagi. Urusan kerja kelompok mah gampang. Gue sama yang lain cuma bentar kok. Gue juga rencana mau nebeng mobil lo."

Rigel dan Reksa mengernyit. "Bukannya lo bawa motor?"

Oberon mengangguk mengiyakan. "Tapi gue males ke TKP bawa motor. Maunya nebeng Rigel."

"Somplak emang nih anak," jawab Rigel menggelengkan kepalanya.

Oberon menatap Reksa dengan binar harap. "Bawa motor gue ya, Rek."

"Gue?" tanya Reksa menunjukkan jarinya pada dirinya sendiri.

"Iya, mau 'kan?" tanya Oberon yang mengedipkan mata manja. Membuat Rigel yang melihat memukul kepala Oberon yang mengaduh kesakitan.

"Jangan mau, Rek. Nih anak manja banget." Rigel mendelik tak suka pada Oberon.

Reksa menggeleng menatap pertengkaran pada dua sahabatnya. "Yaudah, gak papa nih gue yang bawa?"

Oberon yang mendengar kalimat itu keluar dari bibir Reksa tersenyum lebar dan mengangguk antusias. Berbeda dengan Oberon, Rigel menghembuskan napas lelah karena lagi-lagi Reksa berbaik hati pada Oberon.

"Iya gak papa, Rek. Nih kuncinya. Sampai ketemu di rumah Rigel, ya. Gue permisi mau lanjut ngobrol sama yang lain buat bahas tempat."

Oberon memberikan kunci dan menepuk bahu Reksa dengan pelan. Langkah kakinya berjalan ke belakang kelas menuju sebuah rombongan yang sedang membahas sesuatu.

"Gue duluan ke luar ya, Gel." Reksa pamit pada Rigel yang sibuk memainkan hpnya. Membalas chat dari seseorang.

Rigel mengangguk dan tak lama ikut melangkahkan kakinya saat suara Oberon memanggilnya untuk mendekat.

🌜🌜🌜🌜🌜

Reksa dengan perasaan riang melangkahkan kakinya. Penglihatannya dengan jelas melihat sosok gadis yang duduk di bawah pohon beringin, sedang fokus dengan laptop di pangkuannya.

Reksa pernah memikirkan kenapa gadis seperti Anta menyukai tempat nongkrong di bawah pohon beringin, tak seperti cewek kebanyakan saja. Tak mungkin 'kan Anta telah menjadi penjaga pohon beringin itu.

When I Meet You (Completed) #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang