"Sekian lama aku menanti. Sekarang aku yakin, aku benar-benar menyukaimu."
🌜🌜🌜🌜🌜
Reksa duduk mengobrol bersama dengan Tante Elara. Setibanya di sini, Anta masih bersiap-siap, cewek itu bangun kesiangan, karena baru saja tertidur subuh tadi karena asyik mengerjakan tugas yang batas akhirnya dikumpulkan hari ini.
Reksa tersenyum ketika melihat Anta yang panik menenteng kaos kaki dan sepatu.
Dengan cepat, Anta memasang sepatu setelah duduk di sebelah tantenya. Tantenya yang melihat hanya meminta Reksa untuk memaklumi.
"Ayo. Gue udah telat," ungkap Anta sambil memasang tas punggung dan mencium tangan Tante Elara. Setelahnya, Anta mengambil makalah yang sudah dijilid rapi yang ia taruh saat memasang sepatu.
Reksa yang melihat Anta sudah keluar lebih dahulu, hanya mampu tersenyum. Reksa mencium tangan Tante Elara dan berpamitan.
🌜🌜🌜🌜🌜
"Gimana?"
Reksa bertanya saat Anta telah duduk di sampingnya. Angin yang berhembus ke arah pohon beringin membuat Anta menghirup napas banyak-banyak.
"Gue telatnya gak lama. Jadi gak dapat hukuman."
"Untung aja. Kantin yuk?" ajak Reksa yang membuat Anta bungkam. Anta hendak mengeluarkan suaranya saat Reksa kembali melanjutkan kata-katanya.
"Gue gak menerima alasan apapun, termasuk alasan kalau lo bawa bekal, karena gue tahu banget, hari ini lo lupa nyiapin bekal karena kesiangan."
Anta mengangguk pasrah. Ia tak bisa melawan ucapan Reksa seperti sebelum-sebelumnya. Karena ia benar-benar lupa membawa kotak bekal.
Lagian sampai kapanpun, Reksa akan menagih janjinya untuk dapat memasuki kantin bersama Anta.
"Yaudah, iya."
Mendengar kepasrahan dari Anta, membuat Reksa mengacak-ngacak poni cewek itu dengan gemas.
"Jangan gitu. Harus ikhlas kalo diajak ke kantin. Apalagi ditraktir sama cowok ganteng kayak gue," ungkap Reksa yang membuat Anta menatap cowok itu dengan melotot. Melihat Anta yang menanggapi candaannya seperti itu, membuat Reksa mau tak mau melepaskan tawanya yang sudah berusaha ia tahan.
Reksa bangkit lebih dulu dan menawarkan tangannya untuk membantu Anta berdiri. Anta merasa ragu, tapi Reksa menatapnya penuh keyakinan dan membuat Anta menerima uluran tangan itu.
Reksa tersenyum kala gadis itu lagi-lagi mau menerima uluran tangannya. Tak berlangsung lama, pegangan itu langsung dilepas Anta. Membuat Reksa mengangguk paham.
Keduanya berjalan, tanpa obrolan yang keluar dari bibir keduanya. Reksa menghentikan langkah ketika Anta yang tadinya berjalan beriringan menjadi berjalan di belakangnya.
"Gue gak mau lo jalan di belakang gue. Rasanya gak ada bedanya sama kehidupan gue di Banjarmasin. Setidaknya, lo jalan di samping gue. Karena kita ini teman bukan orang yang gak saling kenal."
Anta mencerna kalimat yang baru saja diucapkan oleh Reksa. Mendengar kata teman membuat hatinya berdenyut sakit. Anta juga tak mengerti. Tapi hatinya sedikit mengharapkan Reksa yang kini telah hadir dihidupnya, memiliki rasa padanya.
Ditatap sedemikian rupa membuat Anta mengangguk dan berjalan untuk menyamai langkah Reksa.
Keduanya kembali melanjutkan langkah yang tertunda. Dalam hati juga Reksa merutuki ucapannya. Kata 'teman' membuat hatinya berdenyut sakit. Bukan ucapan itu yang salah, melainkan status teman namun lebih, yang menjadikan keduanya sulit mengartikan status mereka.
Reksa menuntun langkah Anta setelah matanya melihat Rigel dan Oberon yang telah duduk sesuai janji sebelum mereka akan ke kantin.
Tadi Reksa beralasan pergi ke toilet dan menyuruh kedua temannya pergi lebih dahulu ke kantin dan memesan dua porsi makanan untuknya. Dan membuat Rigel dan Oberon awalnya menatap bingung dan mengangguk saat Reksa menjawab ia 'kelaparan'.
"Sudah gue duga," ucap Rigel setelah Reksa dan kakak seniornya itu duduk berseberangan dengannya.
Reksa yang paham akan ucapan itu ditujukan olehnya hanya mesem-mesem.
"Najis," umpat Oberon yang melihat Reksa berbicara dengan Anta seperti orang berbisik.
Reksa tak menggubris temannya yang sibuk mengomentari dirinya. Yang penting, ia harus membuat Anta nyaman dengan situasi sekarang.
"Halo Kak Anta, gue Oberon. Salam kenal," sapa Oberon lebih dulu ketika semua kata-katanya keluar percuma karena sama sekali tidak ditanggapi Anta yang asyik mendengarkan kata-kata yang dibisikkan oleh Reksa.
Anta yang merasa dipanggil, menolehkan matanya melihat cowok yang tersenyum ke arahnya. Cowok yang di sebelahnya yang Anta yakin Rigel langsung menyimpan ponselnya ketika cowok yang bernama Oberon itu memperkenalkan diri.
"Halo Kak. Gue Rigel. Salam kenal," ucap Rigel yang tersenyum tulus.
Anta yang diam memerhatikan. Perlahan menarik senyumnya. Dan mengangguk.
"Iya. Salam kenal."
Perlahan tapi pasti, Anta dapat berbicara dengan kedua sahabat Reksa. Yang dapat Anta simpulkan, Reksa, Rigel maupun Oberon sama-sama memiliki sifat humoris yang membuatnya dapat dengan cepat mengakrabkan diri.
🌜🌜🌜🌜🌜
Di balik kemudi, Reksa memikirkan tempat yang akan didatanginya dengan Anta.
Maksud hati ingin mengajak jalan pujaan hati. Tapi Reksa merutuki kebodohannya karena ia tak terlalu mengenal tempat-tempat yang lagi hit di Semarang.
Tak menemukan tempat yang pas, Reksa memutuskan untuk mengajak Anta ke taman kompleks. Sore-sore seperti ini, sepertinya lebih menyenangkan jika mengajak Anta ke taman.
Sesampainya di sana, suasana sepi. Hanya beberapa pasang keluarga yang menikmati sorenya dengan bermain di taman.
Reksa mengajak Anta untuk duduk di ayunan. Keduanya duduk di ayunan dan mengayunnya pelan.
Reksa berdiri dari duduknya ketika melihat Anta dengan kepala yang tertunduk.
Tangannya perlahan mendorong pelan ayunan Anta.
"Eh. Gak usah." Anta menolak ketika sadar ayunannya bergerak tanpa ia dorong.
"Sudah. Sekali aja lo nurut ya," ungkap Reksa pelan dan diangguki Anta dengan setuju.
"Anta," panggil Reksa ketika hanya keheningan yang tercipta.
"Iya?"
"Gue pengen jujur. Kalau gue suka sama lo," ucap Reksa dengan tangan yang masih mengayunkan ayunan Anta dengan teratur.
Anta yang mendengar penuturan dari Reksa, hanya diam menikmati debaran yang semakin kuat.
Perasaannya membuncah senang karena Reksa akhirnya mengucapkan kata-kata yang hanya menjadi harapan Anta.
Tapi kenyataannya, hari ini Anta mendengar kalimat itu dengan jelas keluar dari mulut Reksa. Anta sudah akan membuka suara, tapi suara Reksa selanjutnya menghentikan ucapannya.
"Gue ngerti kalo lo gak bisa jawab sekarang. Tapi gue hanya ingin lo tahu, gue gak apa-apa kalo lo gak bisa jawab sekarang. Karena ini menyangkut perasaan, dan gue gak bisa memaksa."
Anta diam, dalam hati mengucapkan apa yang tak bisa ia ucapkan. "Asal lo tahu. Gue juga suka sama lo, Rek."
🌜🌜🌜🌜🌜
Thanks for read and voment 🙇
Binuang, Kalimantan Selatan.
Kamis, 30 Agustus 2018
Salam sayang 💕
tasyaauliah_
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet You (Completed) #ODOCTheWWG
RomanceAkankah ketertarikan ini membawaku pada hatimu? Reksa, mahasiswa perantau yang tertarik pada seniornya. Anta, gadis manis yang tertutup, dengan gelagat aneh jika berhadapan dengan lelaki. Rasa ingin tahu membawa Reksa pada masa lalu Anta. Mungkinka...