chapter 12 : faham

128 14 0
                                    

Sudah beberapa hari ini Riska sering melamun,bukan hanya itu belakangan ini dia juga irit bicara.hal itu membuat para sahabatnya kebingungan.

Hari ini sajah riska tidak ikut ngegosip bareng brader brader nya.ia hanya menatap lurus ke depan sambil mengunyah nasgor dengan sesekali matanya menatap seisi kantin mencari sosok yang belakangan ini tidak pernah muncul ataupun mengucapkan kata bodoh yang bisa menyulut emosinya.

"Riska!"panggil sella.

Riska menghentikan makannya dan menatap ke arah sella ia mengerutkan keningnya tanda bertanya.

"Lo kenapa sih,belakangan ini gak suka ngomong? Malah banyak diem?"tanya sella dengan sorot mata yang mengandung beribu pertanyaan.

"Gue gak papa"jawab Riska lalu melanjutkan makannya.

Ketika rose ingin bertanya ia di cegah oleh Nadhira yang menatapnya dengan sorot yang berarti 'jangan di tanya sekarang'. Rose pun mengurungkan niatnya karena ia faham.

****

"Kringgg..... kringgg.... kringgg....."bel pulang berbunyi nyaring mengisyaratkan semua siswa dan siswi untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

Riska bangkit dari duduknya dan langsung menyelonong keluar kelas tanpa memperdulikan ocehan sahabat sahabat nya yang terus bertanya.

Riska berhenti di depan sebuah kelas.

"Panggilan Rey!"pinta Riska dingin kepada salah satu siswi kelas itu.

"Bentar!"siswi itu memasuki kelas.semenit kemudian seorang pria sudah berada di hadapan Riska.

"Kenapa RIS?"tanya nya.

"Ikut gue!"Riska menyeret tangan pria itu untuk ikut dengannya.

.

"Lo inget tempat ini?"tanya Riska dingin

"Inget"jawab Rey seadanya.

"Lo inget apa ajah yang udah Lo omongin ke gue di sini?"Riska menatap mata Rey pekat.

"Yang gue omongin ke Lo kan banyak RIS,yang jelas dong ngomongnya."

"Lo tuh amnesia apa pikun sih?"Nanda Riska meninggi.

"Lo kenapa kaya gini?"tanya Riska berusaha menahan air mata yang berusaha ia tahan sedari tadi melihat Rey bersikap seperti tidak peduli padanya .

"Kenapa Lo diemin gue belakangan ini?"air mata Riska lolos keluar dari pelupuk matanya mengalir deras membentuk anak sungai kecil di pipi nya.

"Kenapa Lo bersikap seakan Lo gak pernah buat janji ke gue padahal di sini"Riska menunjuk tempat yang di duduki rey. "Di sini,Lo janji sama gue bakal yakinnin gue kalau cinta itu ada"Riska tertunduk lemas.

"Di sini Lo janji ke gue kalau Lo bakal yakin nin gue lo bakal buktiin kalau Lo beda dari laki laki yang cuman buat wanita lemah.disini Lo janjiin gue semuanya"Riska menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya yang sudah basah oleh air mata.

"Kenapa Lo kaya ginih si Rey?"

"Lo kaya ginih malah buat gue gila"

"Kata kata Lo yang manis,kata kata gue yang sampah.sikap Lo yang ramah,sikap gue yang jutek!"

"Semua itu mecahin kepala gue rey!" Riska membuka telapak tangannya lalu menatap ke arah Rey yang hanya menatap nya tanpa bicara sepatah kata pun.

"Kenapa Lo buat gue percaya janji Lo buat ngeyakinin gue"air mata Riska mengalir deras lagi tanpa ia minta.

Riska menundukkan kepalanya dan menutup kembali wajahnya dengan telapak tangan karena jengah menanti Rey yang sudah berubah menjadi prasasti hidup yang tak kunjung bicara.

Rey tertegun oleh pengakuan riska.sedikit sesak ia melihat gadisnya menangis seperti itu.

Rey membuka telapak tangan Riska yang menutupi wajah cantiknya.sedetik kemudian dia mengangkat kepala Riska yang terus tertunduk.

"Lo mau tau kenapa gue giniin Lo?"tanya Rey menatap lekat bola mata Riska.

"Pake nanya!"serang riska.

"Gue lakuin itu karena gue mau Lo kaya gini"Rey menghapus air mata Riska lembut, sangat lembut.lalu sedetik kemudian ke dua telapak tangannya memegang pipi Riska."Gue mau Lo yakin kalau cinta itu ada".

"Maksud lo apa?"tanya Riska bingung .

"Cantik cantik gak peka banget sih!"Rey mencubit hidung Riska gemas.

"Ini cara gue buktiin janji gue kalau cinta itu ada. gue pura pura cuek sama lo itu buat ngetes hati Lo , bener yang pernah Nadhira jelasin ke elo. Lo masih inget kan Nadhira ngejelasin apa?"Rey menatap mata Riska.

"Iya inget"jawab Riska

"Itu yang gue lakuin. Gue pengen Lo mikirin kenapa gue berubah. Terus Lo sadar."

"Ko Lo tau tentang penjelasan Nadhira?"tanya Riska bingung.

"Tau lah"Rey menyombongkan diri.

"Ko bisa?"

"Bisa lah.karena pas Lo nangis di taman belakang gue ada di sana.pas Lo cerita ke si Nadhira gue juga masih di sanah. Sebenarnya gue gak tega liat Lo nangis kaya gitu tapi,dengan itu Lo bakal sadar cinta itu ada.ya kan?"

"Bener kata Nadhira,fase fase itu lo alamin sekarang. Lo kehilangan gue,lo kepikiran gue,dan lo sadar Lo jahat sama gue,terus lo yakin yang lo alamin itu cinta,dan Lo yakin sekarang kalau cinta itu ada dan lo juga yakin kalau gue beda dari cowok yang hanya bisa ngebuat cinta cewek lemah"

Riska mengangguk kan kepalanya karena ia sudah faham sekarang.

"Iya gue yakin kalau cinta itu ada sekarang.meskipun cara Lo ngeyakinin gue muter muter bikin gue bingung"

"Bingung bingung juga sadar kan kalau cinta itu ada?"goda Rey .

"Iya iya cinta itu ada"Riska tersenyum.

"Sinih!"pinta Rey

"Kenapa?"tanya Rey .

"Pengen meluk,boleh gak?"

"Emang kenapa?"

"Gue bahagia.gak tahan pengen meluk cewe jutek yang gue perjuangin selama ini"

Riska tersenyum bahagia mendengar apa yang Rey ucapkan barusan pipinya juga memerah seperti tomat karena maliu.

"Boleh"Riska mengangguk.

"Serius?"Rey memastikan.riska mengangguk ia pun langsung memeluk tubuh gadis di hadapannya dengan penuh kebahagiaan.

"Bener kata Lo nadh,fase fase itu gue alamin sekarang. Gue kehilangan Rey,gue kepikiran Rey,gue sadar gue jahat sama Rey,gue yakin yang gue alamin itu cinta,dan gue yakin sekarang kalau cinta itu ada dan gue juga yakin kalau Lo beda dari cowok yang hanya bisa ngebuat cinta cewek lemah" batin Riska saat berada di pelukan rey.

Irishka (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang