chapter 32 : sungguh cantik

100 12 0
                                    

Rey keluar dari kamarnya setelah selesai dengan urusannya. Lalu ia berjalan ke arah samping kiri kamarnya lalu ia mengetuk pintu meminta agar penghuni kamar keluar dari guha nya.

Riska yang sedang menyisir rambutnya langsung memberhentikan aktifitasnya kalau berjalan menuju pintu. Dan langsung membuka kenop pintu saat ia sudah berada di depan pintu kamar.

Rey tersenyum melihat Riska yang menyembulkan wajahnya dari arah kamar. "Makan yuk!"ajak Rey!"

Riska tersenyum. "Ayok!"Riska mengangguk.

Rey menarik tangan Riska lembut untuk Menuntun gadis itu berjalan di sampingnya. Semua mata menatap Rey dan Riska dari arah bawah. Tatapan bahagia tentunya melihat Rey dan Riska begitu serasi. Terutama bagi Rita itu adalah hal yang sangat membahagiakan hatinya.

"Kapan kami punya pacar secantik dan sebaik Riska?"tanya rita pada putra bungsunya yang sedang ilerwn melihat kakaknya begitu bahagia menggenggam tangan bidadari secantik Riska.

Merasa tak ada respon Rita menepuk pundaknya Shan. Shan kaget, lalu menatap mamahnya itu. "Kenapa mah?" Kaget Shan.

"Kapan kami punya pacar secantik dan sebaik Riska?"ulang Rita.

Shan kaget mendengar pertanyaan mamahnya itu lalu beberapa detik kemudian ia menatap mamahnya itu. "gak lama lagi mah!"jawabnya setengah regu kerena ia Memeng tidak yakin ia bisa mendapatkan cintanya sesempurna Riska.

Rita hanya tersenyum mendengar jawaban putra nya itu. Rita berjalan menemui beberapa orang yang sedang mempersiapkan perhiasan untuk dekorasi pernikahan Ramon dan Indi nanti. Sedangkan Shan ia pergi ke kamar mandi kerena ia memang sudah kebelet sedari tadi.

.

"Makan nya masih ajah kek gitu!"ucap Rey

"Biar!"ucap riska sambil meminum air putihnya.

Rey tersenyum melihat bibir Riska yang basah oleh air minum dan beberapa nasi di sudut kirinya . Rey memajukan wajahnya menatap Riska. Detik itu vikss jantung Riska sebentar lagi akan meledak karena ulah Rey ini. Rey menggerakkan ibu jarinya ke sudut kiri bibir Riska lalu mengusapnya pelan. Mata Rey tak lepas dari mata Riska saat itu.

Rey makin memajukan wajahnya ke wajah Riska. Sedangkan Riska sedang mengumpat di dalam hatinya. Sumpah ini hal yang paling Riska banci karena jika sudah seperti ini Riska sangat sulit untuk mengontrol dirinya.

Rey menagkupkan tangannya di wajah Riska. Lalu sedetik kemudian ia memajukan bibirnya ke arah kening Riska . Riska sudah pasrah saat itu dag Dig dug karena senang bercampur tidak karuan saat itu. Mata Riska terpejam ketika bibir Rey makin mendekati keningnya. Namun saat Rey akan mendaratkan bibirnya itu sebuah tangan menempel di bidikan bibir nya. Rey terlonjak kaget melihat pemilik tangan itu. Sedangkan Riska merasakan lega karena ia tak jadi di kecup oleh sang pacar.

"Belum muhrim main mau nyosor nyosor ajah!"Rita menarik telinga Rey.

Rey hanya meringis menikmati jeweran sang bunda di telinga kanannya itu. Di dalam hati ia meng-krutuki tindakan bodohnya yang lupa bahwa ia akan mencium Riska di area rumah. Sungguh bodoh seorang reyhan Dutta ini.

Riska hanya tertawa melihat Rey di jewer sang camer nya.

****

"Mah, Riska pamit yaa!"Riska mencium punggung tangan Rita .

"Hati hati ya sayang!"Rita mencium pipi kanan Riska.

"Ituh mamah boleh cium Riska kok tadi Rey gak boleh sih!"kesal Rey yang merasa si perlakukan tidak adil.

"Boleh boleh ajah sayang. Asalkan tau batas dan tempat!"Rita menembali perkataan putra pangais bungsunya itu.

Rey hanya berdecih kesal. Karena ia tau berdebat dengan sang bunda pasti akan kalah.

Irishka (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang