chapter 21

112 11 0
                                    

.
.
.
.
.
.

Lanjutan part sebelumnya yaa

"Kak maaf sebelumnya kalo gue gak sopan panggil kakak pake gue Lo. Gak ada maksud lain kok kak, cuman gue gak biasa ajah gitu pake aku kamu kaya bocah."jujur Riska

Indi tersenyum mendengar pengakuan calon adik ipar nya itu.

"Kalem ajah"indi tersenyum. " Rey Gak salah milih cewek udah cantik sopan lagi"

"Gak usah banyak muji kak, gue takut terbang nantinya."pinta Riska.

Indi tersenyum. "Jangan bilang Lo pacaran sama Rey juga pake gue Lo?"tanya indi.

"Iy-"

"Iya kak betul banget"jawab seseorang penuh percaya diri  mendekati Indi dan yang lain lalau menarik kursi kayu yang ada di sebelah kiri sofa untuk didudukinya.

"Apaan si?"kesal Riska.

"Emang iya kan?"

"Gak seru Lo!"decak Riska makin kesal.

"Khmmm."dehem Indi.

"Ada kita lo."Indi melirik ramon di sampingnya .

"Iya tau ada kalian. Lagian ini manusia Dateng Dateng main potong orang mau bicara ajah."

Lagi lagi Indi hanya bisa tertawa mendengar ucapan Riska itu. Merekapun larut dalam canda tawa kebahagiaan.

.

Riska yang jutek, pemarah, cuek, dingin. Kini sudah tidak ada lagi, yang ada hanya Riska yang baik, ramah, bicara sepontan, lucu, sopan. Sifatnya yang asli sudah ia tunjukan lagi. Jangan di tanaya kenapa bisa dan siapa yang sudah mengubahnya? Reyhan Dutta ialah alasan kembalinya sifat Riska yang sesungguhnya.

"Pulang yuk gue anter."ajak rey pada Riska yang sedang menyenderkan tubuhnya di kursi taman yang berada di halaman rumah rey.

"Bentar masih capek."Riska mengelap keringat yang membasahi seluruh keningnya.

"Istirahat nya di rumah ajah. Ini udah malem. Nanti bang rizan khawatir Lo belum pulang. Lagian besok juga sekolahkan? Senin lagi. Udah yok pulang."ajak Rey mengulurkan tangannya.

"Ya udah deh."Riska menerima uluran tangan pria itu lalu pergi pulang ke rumahnya. Rumah yang di pakai menjadi saksi bisu pernikahan Ramon dan Indi nanti memang bukan rumah keluarga rey yang di samping rumah riska, melainkan rumah yang di wariskan kepada kakaknya Rey. Alias rumah lama Rey . Makanya Riska harus diantar pulang pake mobil karena jarak rumah itu dari rumah nya sangat jauh.

"Mandi! makan! terus tidur!"Rey menceramahi Riska saat sudah berada di depan kamar riska. Ya kerena Rey mengantarkan Riska sampai depan kamarnya.

"Siap pacar."Riska hormat. Sedetik kemudian Riska menundukkan kepalanya menatap lantai yang mengkilap. Seketika itu pula wajahnya berubah menjadi sayu.

"Jangan sedih." Rey mengangkat kepala Riska agar menatapnya. "Gue gak selamanya di rumah itu kok. Setelah kakak gue selesai kawin gue bakal kembali lagi tetanggaan sama pacar gue yang galak ini." Mendengar itu satu senyuman terukir di wajah cantik Riska. Melihat itu Rey mencubit hidung Riska pelan karena gemas melihat gadis yang mempunyai status sebagai pacarnya itu .

"Gue pulang ya!"pamit Rey . Riska mengangguk.

"Kalau Lo kangen mimpiin gue ajah ya, supaya Lo gak sedih!"pinta Rey. Riska mengangguk lagi.

Bukannya pulang setelah berpamitan Rey malah menatap riska daalm. Riska yang menyadari itu menatap balik rey dengan bibir sedikit menganga.

Sesaat kemudian Rey memajukan wajah nya ke wajah Riska. Dua manik mata bertemu dengan dua manik mata yang lainnya. Riska merasa kikuk sekarang. Jantungnya berdetak semakin kencang saat Rey tersenyum sambil memajukan langkahnya membuat Riska memundurkan kakinya. Dan "bugh"  punggung Riska menempel  di ujung lemari bajunya.

Irishka (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang