Rey duduk di sofa empuk yang ada di ruang tamu.matanya melihat kesepenjuru ruangan.ada yang tampak ganjil di rumah tersebut.sudah puluhan kali ia menginjakkan kakinya ke rumah ini bahkan sudah hampir tiga minggu ia bertetanggaan dengan rumah itu tidak pernah ia melihat ayah dan ibu pemilik rumah ini.hanya dua bersaudara yang menepati rumah besar bernuansa putih tersebut.
.
"PERGI!"gadis itu menunjuk arah pintu
"Jangan hajar Abang lagi"gadis itu kini memeluk kakaknyanya yang sedang memegangi lukanya.
"Cukup buat Abang babak belur kaya ginih "pinta gadis itu kepada orang bertubuh besar dan bermuka sangar di hadapannya.
"Cukup!"lirih gadis kecil menangis.
Bayangan besar itu makain mendekat, sedetik kemudian tangan kasarnya menarik wajah sang kakak dengan paksa.tubuh pria itu terhuyung kekanan kiri karena kekuatannya tak sepadan dengannya. "Jauh jauh dari Abang!"pinta pria itu.
Sang gadis menuruti ucapan abangnya lalu ia berlari ke pojok .
"PLAKKK!"tangan iblis itu membekas di pipi mulus sang kakak yang sedang meringis kesakitan.
Di pojok kanan ruang tamu seorang gadis hanya mematung melihat kakaknya di siksa seperti itu.ia hanya bisa menangis dan berdoa supaya setan yang ada di tubuh laki laki itu cepat pergi supaya sang kakak bisa selamat.
Gadis itu makin memanas air mata nya mengalir deras di pipinya ketika melihat sang kakak di pukuli oleh gagang sapu karena mencoba kabur.
Beberapa detik kemudian tangan iblis itu akan mencekik leher Kaka laki-laki nya yang sudah tak berdaya itu.gadis itu memejamkan matanya tak sanggup melihat apa yang akan manusia kalap itu lakukan kepada kakaknya.
"ABAAAANGGG!"Teriak Riska saat bangun dari mimpinya.keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.gemetar hebat yang ia rasakan,air mata yang begitu deras keluar dari kedua matanya.
"Ceklek"gagang pintu kamar Riska terbuka.terlihat pria tampan memasuki kamar lalu mendekat ke arah risaka yang sedang tertunduk memeluk lutut dengan di sertai gemetar hebat.
"Riska"pria itu meraba rambut Riska pelan.
Riska mendongkakan kepalanya lalu menatap Rey ketakutan. "pergi!"Riska mendorong kasar tubuh pria itu hingga membuat pria itu Ter huyung kebelakang.
"Pergi! Jangan bunuh kakak gue! Cukup bunda yang Lo bunuh!"riska memundurkan posisinya agar menjauh dari laki laki itu.
Pria itu Ter sentak kaget.bingung menyelimuti seluruh fikirannya.ia tidak tau apa yang gadis itu bicarakan.
"Riska Lo kenapa?"pria itu berusaha mendekati Riska untuk menenangkannya.
"Pergi jangan bunuh gue sama kakak gue! Hiks..hiks.."titah Riska dengan suara serak Karana terus menerus menangis.
"Riska Lo kenapa?"pria itu memegang pundak riska mencoba menenangkan gadis itu.
"Pergi!"lirih Riska sambil berusaha melepaskan dirinya dari pria yang memegang pundaknya itu.
"Ris,sadar RIS!"pinta pria itu sambil menggoyangkan tubuh Riska perlahan.bukannya sadar riska makin ketakutan.pria itu langsung memeluk riska berharap gadis itu akan sadar.
"Ris!"pria itu memegang pipi Riska lembut.
"Lepasin gue pembunuh!"sentak riska.
"Riska sadar RIS, ini gue Rey! Reyhan dutta. gue Rey ,gue bukan pembunuh!"ucap Rey berusaha menenangkan Riska .
Rey memeluk tubuh Riska yang mulai melemas.beberapa menit kemudian Rey melepaskan pelukannya karena Riska sudah mulai menenang.
"Gue Rey!"Rey menatap mata Riska sambil tangannya menggenggam erat tangan gadis itu.
"Rey?"tanya Riska lirih.
"Iya gue Rey!"Rey tersenyum meyakinkan.
"Rey!"Riska memeluk Rey erat. "Gue takut,dia mau bunuh bang rizan"
"Gak ada yang mau bunuh bang rizan Riska ,Lo tenang ajah!"Rey mengusap-usap punggung riska menenangkan.
"Tapi pembunuh itu mau bunuh bang rizan"Riska melepaskan pelukannya lalu menajamkan tatapannya ke arah Rey.
"Hey! Hey!"Rey memegang pipi Riska."gak ada pembunuh. lo tenangnya!"pinta Rey lembut.
"Lo mau minum?"tanya Rey.
Riska mengangguk.
"Bentar gue ambilin air anget buat Lo."Rey bangkit dari duduknya.
"Jangan lama-lama,gue takut!"pinta Riska.
"Gue gak lama Riska,dua menit"Rey menunjukkan jarinya yang berbentuk angka dua Romawi.
Riska mengangguk lemah.
Setelah mendapat ijin dari Riska Rey turun dari kamar gadis itu menuju dapur.sesuai waktu yang ia janjikan,Rey kembali ke kamar Riska setelah dua menit .
"Gue bantu"Rey menyodorkan gelas kaca yang di pegang nya ke arah bibir risaka yang sangat pucat Karana ketakutan.rey menaruh gelas ke atas nakas setelah Riska selesai meneguk air di dalamnya.
"Lo kenapa?"tanya Rey hati hati .
"Udah dua kali gue liat Lo kaya ginih.lo ada masalah? Kalau ada cerita ke gue!"
Riska menundukkan kepalanya.
"Kalau Lo gak mau cerita gak papa ko RIS ,Lo istirahat gih."pinta Rey.
"Lo ada di sinih Rey?"tanya Riska setelah ia menegakkan wajahnya
"Iya.gue di suruh bang rizan buat ngecek ke adaan Lo"jawab Rey.
Riska tidak merespon ucapan rey.ia menatap kosong ke arah jendela. Rey yang melihat itu tidak berniat mengganggu Riska ia juga tidak berniat memaksa Riska untuk menceritakan apa yang sedang ia alami meskipun sebenarnya Rey sangat penasaran akan hal itu.
"Lo gak usah jawab pertanyaan gue!"Rey bangkit dari duduknya. "Lo istirahat ajh gih,gue temenin Lo di bawah ajah"Rey membalikan badannya hendak keluar dari kamar Riska.tetapi sebelum Rey melangkah kan kakinya Riska menahan tangan Rey dan meminta ia duduk kembali di tempatnya tadi.
"Gue bakal jawab pertanyaan Lo Rey"Riska menatap Rey. Rey tersenyum.
****
Gimana part yang ini dapet sakit nya ngga? Masih ngegantung ya? Jangan khawatir ada lanjutannya ko😀
Jangan lupa luangkan waktu satu detik buat nge-Vote cerita ini ya😉
Jangan lupa juga buat coment dan d nge-follow akun WP aku di @friskakirani yaa😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Irishka (Komplit)
Teen Fiction[tahap revisi] Irishka Novia kurniawana gadis cantik namun jutek yang menolak kata cinta.tetapi ketika ada seorang laki laki yang berhasil membuat nya menerima apa itu cinta,saat itu juga ia merasakan indah nya rasa yang selama ini ia tolak Penasara...