Five

2.1K 317 4
                                    

Pria itu hanya duduk disana. Memperhatikan gadis dihadapannya. Yang tengah meniupkan sebuah balon gelembung dan tersenyum setelahnya menatap pada gelembung itu.

"Wah, Jimin. Kau tak tahu seberapa aku ingin sekali bermain gelembung ini."

Jisoo kini duduk di samping pria itu. Masih di tempat yang sama, Sungai Han. Hanya saja, Jisoo yakin jika Taehyung tak akan mungkin lagi menemukannya.

"Kau sudah seperti anak kecil saja. Memangnya, kau tak pernah mempunyai masa kecil?"

Jisoo menghela napasnya. "Aku tak punya masa kecil. Hidupku selalu berpindah-pindah. Bahkan sekolahku juga. Saat aku mempunyai teman baru, beberapa minggu setelahnya aku akan mengucapkan selamat tinggal pada mereka. Bermain pun aku hanya di rumah karena kedua orangtuaku tak mengijinkanku untuk bermain di luar."

Jimin sedikit terkejut mendengarnya. "Kenapa begitu?"

"Pekerjaan ayah dan ibuku." Ucapnya singkat. Kini kembali memilih untuk meniup sabun gelembung yang ia beli sebelumnya.

Pria itu hanya menatap pada gadis itu. Senyum polosnya yang terbentuk ketika ia berhasil membuat sebuah gelembung. Sepertinya benar, gadis itu tak pernah bermain sabun gelembung saat kecil. Begitu pikirnya.

Jisoo kembali beranjak dari duduknya. Kini mulai kembali pada dunianya sendiri. Dengan Jimin yang masih menatap pada gadis itu.

"Itu berarti, kau lahir di luar negeri?"

Jisoo menggeleng. Masih bermain dengan sabun gelembungnya. "Tidak. Ibuku bersikeras ingin melahirkanku di Korea. Jadi saat hari-hari sebelum kelahiranku, eomma mengambil cuti dari pekerjaannya. Setidaknya, aku pernah merasakan udara Korea sampai usiaku 5 tahun."

Jimin hanya mengangguk. Entah kenapa begitu penasaran dengan kehidupan gadis bernama Jisoo itu.

"Dan sekarang, kau baru kembali lagi ke Korea?"

Jisoo hanya mengangguk menjawabnya.

"Tapi setidaknya aku bersyukur karena masih memiliki tiga temanku."

"Tiga temanmu?"

"Hmm. Aku mengenal mereka saat sekolah menengah pertama. Beruntung karena mereka masih mau berteman denganku walaupun aku harus jauh dari mereka."

Jimin kembali hanya mengangguk menanggapinya.

"Lalu bagaimana denganmu?"

Jimin menaikkan satu alisnya. "Aku?"

"Hmm. Kau sudah hampir mengenalku, bukan? Jadi sekarang giliranmu, Jimin."

Jimin mengulum bibir bawahnya. Dan Jisoo yang mendapat keterdiaman pria itu kini menghentikan kegiatannya. Menatap pada Jimin yang mengalihkan pandangan darinya.

Gadis itu menghela napasnya. Mendekat pada pria itu dan menyuruh pria itu agar menggenggam botol sabun gelembung miliknya. Dan membuat Jimin kini menatap pada Jisoo dengan kebingungannya.

"Kau bisa meniupnya untukku? Bibirku sedikit lelah karena sedari tadi terus meniupnya."

"Ck, kalau begitu, berhenti bermainnya."

Jisoo menggeleng. "Tidak mau. Ayolah, kapan lagi aku bisa bermain seperti ini?"

Jisoo masih memohon. Membuat Jimin akhirnya menghela napasnya dan membuat gadis itu tersenyum pada pria itu.

Senyum Jisoo mengembang ketika balon yang ditiupkan oleh Jimin kini mengarah padanya. Membuat Jimin yang melihat itu tak bisa untuk tak ikut tersenyum melihat bagaimana tingkah kekanakan dari Jisoo.

her ❌ jimsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang