Twenty Five

1.3K 167 6
                                    

Helaan napas itu keluar untuk ke sekian kalinya dari bibir Lisa. Menatap pada rumah dihadapannya. Biasanya, ia akan masuk ke dalam rumah itu seperti rumah itu adalah tempat tinggalnya sendiri. Karena memang pada kenyataannya, ia merasa lebih nyaman jika berada di rumah itu daripada rumahnya sendiri.

Setelah menenangkan dirinya, Lisa mulai melangkahkan kakinya dan menekan bel yang ada disana. Lihat, bahkan kali ini ia menekan bel untuk masuk ke dalamnya.

Pintu dihadapannya terbuka, dan Lisa memberikan senyumnya ketika melihat pelayan rumah yang biasa ia temui kini berada dihadapannya.

"Nona Lisa? Kenapa menekan bel?"

"Hanya saja. Apa bibi ada di dalam?"

"Ne. Nyonya Besar ada di dalam. Nona masuk saja dan duduk lebih dulu. Saya akan siapkan minuman untuk anda."

Lisa hanya mengangguk, dengan masih mempertahankan senyumnya. Pun dengan langkahnya yang kini memasuki ruang tengah. Dirinya memilih untuk duduk di atas sofa yang ada disana. Dan setelahnya, tak ada lagi yang ia lakukan. Tujuannya kemari pun hanya untuk menuruti perkataan Taehyung saat itu jika Ibu dari pria itu ingin menemuinya.

"Kau sudah datang?"

Pandangan Lisa beralih, mendapati Ny. Kim di atas sana. Dan Lisa bisa melihat jika wanita itu baru saja keluar dari kamar yang ia tahu jika itu adalah kamar Taehyung.

Lisa beranjak dari duduknya, ketika Ny. Kim menghampirinya dan memeluknya. Hah, Lisa bahkan sangat menyukai pelukan Ny. Kim daripada Ibunya sendiri mengingat dirinya bisa menghitung dengan jari berapa kali Ibunya memeluknya.

"Taehyung menemuiku semalam di cafe. Dia bilang jika bibi ingin bertemu denganku pagi ini."

"Ah ya, benar. Bibi ingin bertemu denganmu. Apa Taehyung sudah bicara padamu soal Hoseok?"

Lisa tampak mengulum bibirnya, mengingat nama itu sebelum akhirnya mengangguk dengan senyuman yang bahkan ia paksaan saat ini.

"Bagus kalau begitu." Lalu menarik Lisa untuk duduk kembali dengannya. "Jadi bagaimana? Apa saja yang Taehyung sudah katakan? Kau menyukai Hoseok, bukan?"

"Ah, itu. Ya, kedengarannya dia adalah pria yang baik."

"Bagus kalau begitu. Maafkan bibi, Lisa. Bibi melakukan semua ini karena bibi begitu menyayangimu dan menginginkan jika pria disampingmu nanti adalah pria yang baik dan bisa menjagamu. Bibi yakinkan padamu, Hoseok adalah pria yang baik. Bibi sering--"

"Bibi..."

Ny. Kim menunjukkan raut wajah bertanyanya, pun dengan Lisa yang kembali berusaha untuk menenangkan dirinya saat ini.

"Sebenarnya, ada yang ingin ku beritahukan padamu."

"Apa itu? Kau tidak menyukai Hoseok? A-Atau sudah ada pria yang kau kencani atau kau sukai saat ini? Tenang saja, bibi akan mendengarkannya."

Kedua jemari Lisa sudah bertaut. Entah mengapa hanya untuk mengatakan keinginannya saat ini begitu berat baginya. Hingga pandangannya tak sengaja menatap pada sosok yang berdiri di atas tangga sana, dengan berpegangan pada pembatas di depannya.

Bukan itu yang membuat Lisa terkejut. Melainkan kepala pria itu yang telah berbalut dengan perban. Lisa bahkan tahu jika keadaan pria itu mungkin tidak baik-baik saja dengan melihat beberapa luka memar di wajah dan kedua tangannya.

Ny. Kim mengikuti arah pandang Lisa saat ini, menemukan sang putra yang ternyata keluar dari kamarnya. Ia mendecak, sebelum akhirnya memilih untuk beranjak dari duduknya.

"Taehyung, kenapa kau keluar dari kamarmu? Kau bahkan belum sembuh total dari lukamu."

Taehyung tak menolak, ketika Ibunya kini menariknya untuk kembali ke kamarnya.

her ❌ jimsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang