One

4.2K 378 19
                                    

Kerumunan orang-orang itu kini mengelilingi salah satu orang yang tergeletak lemah disana. Dengan mata yang tertutup dan beberapa aliran darah yang mengelilinginya maupun tubuhnya. Beberapa orang yang berpikir dengan cepat itu pun berinisiatif menelpon ambulance. Tentu saja untuk menolong korban yang baru saja menjadi korban tabrak lari itu.

Dan bunyi sirine itu membuat mereka memberi ruang bagi para petugas medis itu untuk menolong seorang siswa itu. Membawanya dengan begitu hati-hati mengingat bagaimana kondisi siswa itu yang terlihat memprihatinkan.

Mobil ambulance itu membelah jalanan. Membawa seseorang yang sedang berjuang antara hidup dan mati. Dan saat sudah sampai di rumah sakit, mereka dengan segera mengeluarkan siswa tersebut. Membawanya membelah koridor rumah sakit itu.

Dan saat dirinya sudah memasuki sebuah ruangan operasi, para dokter dan beberapa perawat kini mulai berusaha untuk menyelamatkannya. Menyelematkannya dari jurang kematian yang bisa saja akan menghampirinya.

Sementara di luar ruang operasi itu, langkah kaki kedua orang yang menunjukkan raut wajah khawatir kini terdengar nyaring. Memberhentikan langkahnya ketika melihat ruang operasi yang tertutup itu.

Sang wanita paruh baya yang bisa dikatakan sebagai Ibunya itu terlihat menangis. Tak kuasa menahan kesedihannya setelah mendengar jika putra semata wayangnya baru saja mengalami kecelakan. Sementara sang suami nampak merangkulnya. Menenangkannya dan mengatakan jika putra mereka akan baik-baik saja nantinya.

Mereka menunggu. Menunggu sang dokter akan membawakan berita baik bagi mereka karena telah menyelamatkan putra mereka. Di sepanjang waktu itu, keduanya terus berdoa. Memohon pada-Nya agar menyelamatkan putra kesayangan mereka.

Tidak. Mereka tak ingin kehilangannya. Hari ini adalah hari kelulusan sang putra dan dia baru saja mengalami sebuah kemalangan. Seharusnya, ia tersenyum. Datang kepada kedua orangtuanya dan mengatakan bahwa ia telah lulus. Bukan dalam keadaan berlumuran darah dan berada di ambang kematian.

Ceklek

Keduanya menatap bersamaan pada pintu yang terbuka itu. 2 jam lamanya dan mereka akan mengetahui keadaan putra mereka.

"Bagaimana, dokter? Putraku baik-baik saja, bukan?" Sang Ibu nampak tak sabar. Sedang sang Ayah hanya mendengarkan. Terus merangkul sang istri.

Dokter itu melepaskan maskernya. Tampak terlihat wajah lelahnya setelah ia melepaskan maskernya.

"Bersyukurlah karena putra anda baru saja melewati masa kritisnya."

Terdengar helaan napas dari keduanya. Sang Ibu bahkan hampir saja tak bisa menahan beban tubuhnya jika bukan sang suami yang menangkapnya dengan cepat.

her ❌ jimsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang