Twenty Eight

1.2K 187 0
                                    

"Paman, bisa bantu aku?"

"Ya, Tuan Muda. Ada apa?"

"Tolong bantu aku. Kita harus mencari Jisoo."

"Nona Jisoo? Tadi kulihat dia berlari begitu saja. Memangnya ada apa?"

Jimin mendecak. "Nanti saja bicaranya atau kita akan kehilangan Jisoo."

Paman Kim, supir keluarga Park itu hanya mengangguk patuh. Kini berjalan menuju ke sisi pintu penumpang untuk membantu Tuannya tersebut.

"Ck, aku bisa sendiri. Paman hidupkan saja mesinnya."

Dan lagi, pria itu hanya bisa menurut pada Tuannya. Menuju ke sisi pintu lain seperti perintah sang Tuan.

Baru saja Paman Kim akan melajukan mobilnya, sebuah ketukan pada jendela di sampingnya membuat keduanya mengalihkan pandangan mereka.

Jimin mengingat pria itu. Jadi dia menyuruh Paman Kim untuk menurunkan kaca mobil.

"Kau akan mencari Jisoo?"

Dan Jimin kembali hanya mengangguk menjawabnya.

"Apa aku boleh ikut untuk mencarinya?"

Jimin tak langsung menjawabnya. Hanya masih terlihat ragu karena dirinya bahkan tak tahu siapa pria itu. Dan sang pria yang seperti mengerti dengan tatapan Jimin padanya.

"Aku kakaknya. Jadi, bisakah aku mencari adikku sekarang?"

Jimin sedikit terkejut disana. Tak perlu berpikir dua kali hingga akhirnya ia menganggukkan kepalanya.

"Paman, bisa aku yang menyetir?"

Paman Kim kembali menatap pada Jimin. Dan lagi, Jimin hanya mengangguk. Menyuruh Paman Kim untuk mengiyakan ucapan Seokjin.

"Paman pulang saja. Katakan pada eomma jika aku akan pulang terlambat untuk menemani Jisoo."

"Baik, Tuan Muda."

Dan setelah pergantian itu, Seokjin tak membuang waktunya untuk menjalankan mobilnya. Terlihat ikut panik sama dengan Jimin di sampingnya.

"Aku akan ke rumah teman-temannya. Apa itu tidak apa?"

"Ne. Aku juga memikirkan hal yang sama. Tapi mengingat lagi, jika aku tak terlalu tahu dimana tempat tinggal teman-temannya."

"Itulah mengapa kau mengijinkanku untuk menemanimu mencari Jisoo?"

"Itu termasuk."

Selama dalam perjalanan, tak ada suatu pembicaraan apapun yang mereka lakukan. Sementara Jimin sesekali akan melirik pada pria di sampingnya yang masih fokus dengan jalanan di depan sana.

"Sudah lama kau mengenal Jisoo?"

"Tidak juga. Aku baru mengenalnya sejak keluarga kalian baru beberapa minggu ini pindah tepat di depan rumah kami."

Alis pria Kim terangkat. "Benarkah? Ini benar-benar aneh sekaligus membahagiakan."

"Memangnya mengapa?"

"Aku tidak tahu apa yang sudah kau lakukan pada Jisoo sehingga dia begitu menyukaimu."

Jimin masih tak mengerti disana. Dan Seokjin pun tahu dari tatapan pria itu ketika ia menatapnya sekilas.

"Ibuku bercerita tentang Jisoo yang akhir-akhir dekat denganmu. Itu menurutku aneh karena Jisoo tak akan mungkin bisa dekat dengan orang asing secepat itu."

"Aku masih tak mengerti maksudmu."

"Itu berarti, dia tulus dengan perasaannya padamu. Kau harus tahu jika Jisoo bukanlah seseorang yang akan cepat dekat dengan orang yang belum dikenalnya. Tapi kau? Dia bahkan berani untuk menentang ibunya sendiri karena dirimu."

her ❌ jimsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang