Hari masih pagi, matahari mengintip dari sela-sela awan putih. Langit biru diterpa sinar matahari, menjanjikan hari yang cerah.
Indira menggeliat kecil, sebelum kemudian membuka mata. Hal pertama yang diperhatikannya adalah tempat tidur di sisi sebelahnya. Tempat itu kosong. Ia mengulurkan tangan di sana, merabanya. Masih terasa hangat. Itu berarti percintaan menggebu yang dirasakannya tadi malam bukanlah mimpi. Juan benar-benar datang.
Indira termenung dengan tatapan mengarah ke tangannya yang terkulai di tempat di mana Juan tidur sebelumnya. Bibirnya tersenyum kecil, sedikit ketir, mengingat bagaimana Juan mencumbunya dengan tidak sabar. Membuatnya melayang hanya dengan sebuah ciuman. Walau pria itu sedikit kasar ketika memasukinya, Indira menyukainya.
Indira masih telanjang di balik selimut. Ia tidak melihat ada gunanya mengenakan pakaian kembali. Karena sebelum fajar datang, Juan akan kembali membukanya lagi.
Tangannya sedang mengusap selimut bulu ketika terdengar pintu kamar mandi terbuka lalu tertutup. Ia menaikkan pandangan, melihat Juan keluar dari sana. Terlihat menggiurkan dengan rambut dan dadanya yang lembab. Hanya dengan handuk putih menggantung rendah di pinggulnya, Juan seperti model celana dalam yang mampu membuat gadis-gadis menjerit.
Juanda Dirgantara, berusia 35 tahun. Adalah pria paling tampan yang pernah dilihat Indira. Rahangnya yang kokoh, bibirnya---yang meski sangat jarang tersenyum---sangat menggoda iman, matanya yang gelap mampu menatap tajam dan meresahkan, alisnya yang tebal tak jarang membuat para wanita salah tingkah ketika pria itu menaikkannya. Juan bisa dibilang pahatan sempurna.
Badannya yang tinggi dan tegap hanya semakin menambah populasi wanita yang mendambakannya. Tidak perlu ramah dan pandai merayu, selalu bersikap dinginpun Juan tak pernah kesulitan menemukan wanita yang bersedia menghangatkan tempat tidurnya.
Pertama kali mereka bertemu adalah di ulang tahun perusahaan. Sepanjang malam ia memperhatikan Indira, seolah-olah ada tumbuh tanduk di kepala gadis itu, sampai-sampai Indira sedikit tidak nyaman dengan perhatian berlebihannya. Yang tak diduga-duga Juan mencaritahu tentang Indira. Saat dia mengetahui bahwa gadis tersebut bekerja di perusahaannya, ia memeintahkan---bukan meminta---Indira datang ke ruangannya.
Waktu itu Indira sampai keringat dingin, takut dia ternyata melakukan kesalahan yang tidak diketahuinya. Pekerjaan itu---meski tidak memberinya gaji yang banyak---adalah harapannya. Mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Jika ia sampai dipecat, ia tak tahu bagaimana nasibnya.
Dipecat! Itulah yang dipikirkannya ketika melangkahkan kaki menuju ruangan sang Direktur. Untuk apalagi orang paling berkuasa di perusahaan memanggilnya kalau bukan untuk membeberkan segala kesalahannya.
Namun ternyata, apa yang dikatakan padanya bukan hanya membuatnya terkejut. Indira berani bersumpah jantungnya berhenti untuk beberapa detik. Direktur Utama perusahaan tempatnya bekerja menaruh perhatian padanya? Tidakkah itu gila?
Indira tidak menyangka pegawai biasa sepertinya bisa menarik hati taipan kaya seperti Juan. Juan bukan hanya tampan, tapi juga kaya raya. Sampai sekarang ia tidak tahu apa yang dilihat Juan padanya.
Juan memberinya uang, namun sebagai gantinya Indira harus menghangatkan tempat tidur pria itu. Terkadang Indira jadi merasa seperti perempuan bayaran. Tapi sebisa mungkin ia menyingkirkan pikiran menyakitkan itu dari benaknya. Dia menyukai Juan, dan sebaliknya. Uang yang diberikannya hanyalah hadiah dari seorang kekasih untuk wanitanya. Itulah yang ditanamkan Indira dalam hati demi mengurangi kegundahan yang kerap menghantuinya. Karena jika ia menolak, Juan pasti dengan mudah mencari penggantinya. Membayangkan Juan bercinta dengan wanita lain membuat Indira mual.
"Maaf membangunkanmu," seru Juan sembari mengenakan pakaiannya. Kemeja dan celana bahan yang sudah disiapkan Indira untuk dipakai pria itu pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indira (Playstore)
RomanceNote: akan dihapus satu munggu setelah tamat, jadi sebaiknya kamu baca sekarang. Jangan bilang aku belum ingatin ya... ______________________ Novel dewasa Setelah ayahnya meninggal, Indira menjadi satu-satunya orang yang bertanggung jawab untuk adik...