Dulu Pernah Ada Kita

87 9 0
                                    

Dari kejauhan seorang anak tengah melambai-lambaikan tangannya dengan terus menangis, bagaimana tidak dia harus ditinggal oleh temannya yang masih sama-sama berumur 3 setengah tahun. Dari kejauhan pula dua pasangan muda memandangi putrinya yang rapuh, mereka tidak bisa apa-apa diajak masuk pun putri kecilnya pasti akan menolak.

"Rebin jangan pergi."

Tangisnya semakin kuat dan anak di dalam mobil itu pun juga ikut menangis, sesaat mobil yang ia tangisi berhenti dan seseorang berlari turun menghampiri gadis kecil yang terduduk di tengah jalan komplek.

"Aku berjanji akan menemuimu lagi aku juga akan mengirim mu surat setiap minggu, aku akan belajar menulis lancar agar kita bisa saling berkirim surat."

Peluk seorang anak laki-laki itu. Sedih gadis kecil itu sedikit berkurang mendengar apa yang anak laki-laki itu katakn. 

***

"Ze cepat sedikit dong sayang."

Teriak seorang laki-laki dari luar rumah membangunkan Zeze dari lamunnya. Dia adalah Ronal, ayah gadis yang kini tengah berlari kalang kabut untuk menemuinya.

"Tunggu yah."

Tampak dari depan pintu gadis itu bernapas tidak teratur karena berlari dari lantai dua. sedangkan ayahnya yang melihat hanya menggeleng-geleng melihat gadisnya yang tidak pernah berubah.

"Sampai kapan kamu akan begini, bangun telat, melamun, bagai mana kalau nanti kamu punya pacar dan pacarmu menjemputmu? pasti belum sampai sejam kalian jadian juga bakal putus."

Kekeh ayah yang menggodanya, Ze hanya memonyongkan bibirnya tanpa menggubris perkataan ayahnya. Bahkan menutup pintu mobil kasar. Sepanjang perjalanan pun mereka hanya diam tidak ada tanda-tanda merek akan mulai berbicara. Sesampainya di sekolah Zeze langsung turun dari mobil tanpa kata.

"Ze."

Panggil ayahnya tegas tapi Ze tidak perduli ia hanya berjalan tegap ingin meberi sedikit pelajaran pada ayahnya yang jahil itu.

"Ze uang bulanan dan ATM mu tidak mau kamu ambil?"

Astaga Ze kenapa elo ceroboh banget sih, gayaan mau marah tapi malah dapet serangan balik.

"Iya lupa." 

Ze hanya  senyum terpaksa menghampiri ayahnya kembali, kalau dia tidak mengambil uang bulanannya ia tidak akan bisa mememenuhi kebutuhannya. Ayah yang melihat ekspresi Ze tertawa puas karena berhasil membalas perlakuan gadis tunggalnya itu.

"Makasih ayahku sayang."

Dengan menunjukkan deretan giginya sambil tersenyum termat manis, ayahnya hanya tertawa karena ia tahu bahwa anaknya sedang dongkol padanya. Ze yang semakin jengkel pada ayahnya lalu pergi meninggalkannya.

"Hati-hati ze sayang."

Ze hanya memutarkan bola matanya malas.

"Ze."

Seorang cewek datang menghampiri Ze sambil berlari. 

"Bokap lu ganteng juga."

Sambil tersenyum jail menatap Ze.

"Kalau lo mau jadi mama kedua gue silahkan, tapi asal lo tahan aja kalau gue suruh-suruh kayak pembantu Nai."

Dia adalah Naya  sahabat Ze yang sudah sejak lama bersama Ze mereka tidak pernah pisah sekolah walau beberapa kali mereka hanya pisah kelas saja.

"Yaelah baperan banget ibu negara, tapi usul lo boleh juga nanti gue lamar bokap lo."

Ze yang mendengarkan ucapan Naya memelototkan mata birunya pada Naya.

"Selo Ze selo gue cuman bercanda."

setelah berbincang yang anfaedah mereka lanjut berjalan menyusuri koridor sekolah untuk sampai di kelas. Ze yang berjalan mendahului Naya tanpa menghiraukan teriakan sahabatnya.

Bruk

"Mata lo kemana juga sih jalan pakai kaki liat pakai mata."

Ze yang jatuh tersungkur terus mengomel tanpa memandangnya. Sedangkan laki-laki yang tabrak hanya lalu tanpa bersuara.

"Woy kalau nabrak orang itu minta maaf ini enggak malah pergi aja kayak gak punya sopan santun dasar cowok gila."

Laki-laki itu menghentikan langkahnya memandang Ze tanpa ekspresi. jalan perlahan menghampiri Ze ia mendekatkan wajahnya sampai mereka teramat dekat.

"Maaf."

Bisiknya pada Ze yang tengah menutup matanya karena takut. Setelah mendengar jawabannya Ze  langsung membuka matanya tapi laki-laki itu sudah pergi dari hadapannya.Belum terlalu jauh langakahnya berhenti.

"Muka lo lucu kalau lagi malu."

Ze yang menyadari bahwa wajahnya memerah seperti kepiting rebus langsung menutupi pipinya.

"Bisa-bisanya lo merah disembarang tempat." gumam Ze

"Dia ganteng juga."

Dengan terkejut Naya muncul di samping Ze. Ze terloncak kaget dan lansung menoyor jidannya lalu pergi.

Kalau mau  dilanjutin vote dulu dan follow kalau enggak nanti gak lanjut  😂😂

RELVINA (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang