Seperti Dia

38 6 0
                                    

Ze telah berada di dalam kelasnya semenjak kejadian memalukan di koridor tadi ia masih memikirkannya malu-malu tanpa disadari sedari tadi seorng guru sibuk berceramah ria di depan kelas.

"Dia siapa ya? Kok gue pernah lihat." gumam Ze

Ze mengetuk-ngetuk jarinya di meja sampai berbunyi tapi tak ada yang masalah akan apa yang ia lakukan.

"Anak-anak ibu hampir lupa kita ke datangan seorang teman baru yang pastinya akan menambah hari-hari kalian untuk jauh lebih berwarna."

Ucap Bu Tina panajang lebar. seluruh siswa melontarkan banyak pertanyaan,sehingga menimbulkan gaduh.
"Bu dia cowok atau cewek? "

"kalau cowok ganteng gak buk?"

Begitulah pertanyaan dari beberapa siswi yang berharap cowok ganteng jatuh dari langit untuk dijadikan mangsa selanjutnya. Seketika Ze terlonjak kaget karena melihat seseorang yang baru masuk ke dalam kelas sedangakan siswi lain terkagum-kagum akan ketampanan anak baru yang sekarang tengah berdiri dengan kedua tangan di dalam kantong abunya.

"Ze bukannya itu abang tampan yang tadi ya yang nabrak lo di koridor."

Ze mengangguk lemas ia merasa terkejut bahwa cowok menyebalkan itu satu kelas dengan dirinya, ini bisa jadi masalah besar dalam hidupnya."

"Nak silahkan perkenalkan diri."

Cowok itu menganggu dan menatap seluruh siswa dengaan ekspresi datar.

"Nama gue Rehan Arbimantara, gue pindahan dari Semarang."

Ucapnya mengakhiri perkenalan.

"Anak-anak ada yang mau ditanyakan?"

Bu Tina melempar tatapan pada semua siswa dan mereka semua ribut teruta para siswi yang terkagum-kagum akan ketampanannya.

"Udah punya pacar belum kalau belum sama gue aja."Ucap Sara

"Mau dong dilamar." ucap Reni

Beberapa siswi mempertanyakan hal-hal yang tidak penting membuat Bu Tina mulai jengah.

"Sudah-sudah jangan ribut pertanyaan kalian tidak ada yang berbobot. Rehan sekarang kamu duduk di__ sana."

Sambil menunjuk wajah Ze yang sudah mulai terkejut. Ze bingung harus apa kalau dia menolak pasti semuanya akan mempertanyakannya.

"Enggak buk saya duduk sama dia aja." menunjuk seorang laki-laki bernama Arfan.

Guru hanya mengangguk sedangkan Ze bernapas lega akan ke putusan laki-laki itu. setelah berada di bangku Arfan Rehan duduk dan mengetuk-ngetuk meja.

"Kenapa yang dia lakukan sama dengan apa yang Rebin lakukan."

Flassback on

Seorang anak tengah mengetuk-ngetuk bangku taman sambil sesekali melihat ke kanan dan ke kiri.

"Rebin kenapa?."

"Rebin gak papa. Kalau Rebin di tempat baru Rebin suka bingung mau ngapain."

Gadis kecil itu hanya mengangguk paham dan mulai melakukan seperti yang anak laki-laki itu lakukan.

"Kenapa Zeze mengikuti Rebin?"

Tanya anak laki-laki itu bingung sambil menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Tidak lama gadis kecil itu tersenyum dengan sangat manis.

"Zeze suka dengan semua yang Rebin lakukan."

Anak laki-laki itu hanya mengangguk paham.

Flassback on

"Tapi gue gak suka Re pas lo ninggalin gue, rasanya sakit. Lo bilang mau nemuin gue lo bilang mau kirimin gue surat tiap minggu tapi nyatanya satu pun gak ada bahkan gue gak tahu sekarang lo dimana." gumamnya ditengah lamunannya.

Semua siswa mulai sibuk menerjakan tugas dari Bu Tina sedangkan Ze jangan ditanya ia masih sibuk dengan dunianya yang gak ada bosen-bosennya untuk diinget walaupun akhirnya pahit. yang dia pikirkan adalah ada dan tidak adanya dia hidupnya harus terus berlanjut.

Semoga suka.


RELVINA (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang