Senja

30 5 0
                                    

Sesampainya di rumah Ze duduk di balkon kamarnya melihat matahari yang mulai lelah akan aktifitasnya, sebuah senyuman manis terukir di wajahnya. Ze terus menatap langit yang menguning hatinya mulai menghangat dan lama-lama memanas, semuanya terlalu manis untuk dibuang. semuanya juga terlalu pahit untuk di ingat.

"Kenapa lo menghilang Re, seakan-akan semuanya hilang tanpa jejak, walau pas itu gue masih bocah gue tahu hati gue untuk siapa. Gue yang udah kayak orang bodoh nungguin lo sedangkan lo, gue gak tahu gimana lo sekarang. Gue kangen Re, kangen banget sama lo."

Ze bergumam sambil terus menatap langit yang sendu. Ia benar-benar prihatin dengan dirinya sendiri.

Tok Tok Tok

"Ze ada temen kamu di bawah."

Ze yang mendengar lontaran bundanya hanya mengerutkan dahi, teman? siapa yang bundanya maksud? apa dia Naya? Ah tidak mungkin kan mereka tidak ada janji bertemu. Ze sesegera mungkin turun untuk melihat teman versi bundanya tadi.

Sesampainya di ruang tamu Ze melotot.
"Elo? Kok tau rumah gue?"
Manusia dihadapannya menyengir.

Aduh kenapa pakek senyum segala kan jadi baper.

Ze memukul mukul kepalanya yang berpikir tidak-tidak.
"Kenapa? Gue ganteng ya? "
Ze memicingnkan matanya.

Cenayan kali ni anak, tau aja isi otak gue.

"PD banget lo jadi orang, gantengan juga kucing gue".
Manusia dihadapannya terbahak mendengar jawaban Ze sedangkan Ze menekuk wajahnya karena jengkel pada makluk ini.

"Ternyata cantik kalau dari deket walau agak bar-bar". Batinnya

"Ngapain lo malem-malem kesini? "

"Masih sore kali".
Ze memicingkan matanya orang ini benar-benar membuat Ze muak.

"Pulang gih gue sibuk". Bangkit dari duduknya tetapi tangannya ditahan.

"Temenin gue dulu".
Ze melotot dan menghempaskan tangan pemilik.

"Keluar kata gue".
Ze mendorong manusia dihadapannya keluar dan menutup pintu kasar.

Author lagi sibuk uts. 🤓🤓

RELVINA (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang