Seorang cewek tengah menggenggam erat jemari seorang cowok. Ia mengembangkan senyumnya terus menerus.
"Ngapain disini?"
Tanya cewek itu bingung menemukan cowok dingin itu di cafe.
"Lagi bosen aja di rumah."
Gadis itu hanya mengangguk dan ber"o" ria. Tiba-tiba gadis itu memegang bagian pinggangnya yang terasa nyeri.
"Aw."
Ia meringis membuat cowok di hadapannya bangkit dan memapahnya ke mobil melaju kerumah sakit.
"Gimana dok?"
Tanya cowok itu pada dokter yang baru saja keluar.
"Nia tidak apa-apa Re, jangan khawatir."
Rehan mernapas lega, ya cowok itu Rehan. Rehan mendudukkan badannya di bangku rumah sakit sambil mengusap wajahnya.
"Sebaiknya kamu istirahat Re, belilah sesuatu jika ingin menginap."
Rehan mengangguk dam berjalan menuji kantin rumah sakit. Tiba-tiba langkahnya terhenti.
🐾🐾🐾
Naya sedang bercanda dengan Ze membuat keduanya larut dalam pembicaraan. Tiba-tiba pintu terbuka menampakkan sosok cowok tampan.
"Reka."
Ze memanggil dengan parau. Reka masuk dengan senyuman mengembang, ia menghampiri Ze dan mengusap pelan jidatnya.
"Kamu gak papa?"
Ze hanya menggeleng dan menyentuh tangan di jidatnya.
"Kamu tau dari mana aku di sini?"
"Gue yang kasih tau Ze."
Suara Naya membuat pandangan Ze teralih. Ze tersenyum dan mengangguk.
"Mau makan?"
Ze mengangguk. Reka melangkahkan kakinya.
"Aku ikut."
"Kamu masih sakit."
"Pokoknya ikut."
Reka membuang napas kasar dan mengambil kursi roda sebelum itu ia pergi bertanya ke ruangan dokter. Dokter mengizinkan asal tidak terlalu jauh. Mereka berjalan menyusuri koridor dengan saling melempar candaan, mereka benar-benar pasangan kekasih yang terlihat bahagia.
"Ze."
Panggil seseorang membuat keduanya mengalihkan pandangannya. Ze membeku sedangkan Reka menatap datar. Orang itu berlari menghampiri Ze bertumpu dengan lututnya memeluk Ze erat. Ze hanya diam saja tanpa membalas.
"Balas gue Ze."
Ze yang tersadar hanya mengerutkan keningnya.
"Reka bawa aku pergi."
Rehan mengurai pelukannya dan memandang Ze sendu. Reka mengangguk memutar kursi roda Ze."
"Ze."
Lagi-lagi Reka dan Ze berhenti.
"Lo minta gue bales apa yang lo lakuin. Ini gue lagi bales."
Ze memukul pelan lengan Reka dan Reka mengangguk paham. Rehan hanya menggelengkan kepala.
"Maafin Re, Ze."
Rehan bangkit dari tumpuannya dan tidak melanjutkan jalannya, pikirannya kacau ditambah melihat Ze yang sangat pucat.
"Udah puas?"
Rehan mendongakkan kepalanya yang tertunduk.
"Dara, Lo disini?"
Cewek itu tersenyum miring.
"Gue selalu di sekitar lo Re, termasuk pas lo nemuin cewek sialan itu di belakang Ze."
Rehan mendengarnya menggeram tidak suka.
"Dania bukan cewek sialan, dia yang nyelametin gue Ra."
Lagi-lagi Dara tersenyum miring.
"Iya menurut lo dan dia. Tapi, menurut gue enggak. Orang yang bener-bener memberi bagiannya pada orang lain, mereka gak akan pernah ngungkit."
Dara pergi meninggalkan Rehan, Rehan sulit mencerna apa yang di lontarkan Dara. Akhirnya ia kembali ke kamar Dania untuk melihat perkembangan kesehatan Dania.
🐾🐾
"Gue udah tahu semuanya."
Laki-laki di hadapannya mengangguk.
"Awasi dari jauh. Gue gak mau mereka curiga."Wanita itu mengangguk dam beranjak pergi.
"Lo harus bayar semuanya."
Laki-laki itu beranjak pergi meninggalkan duduknya.
🐾🐾
Rehan duduk bersandar di taman rumah sakit, ia menatap langit-langit.Bebannya berat.
"Kenapa Lo?"
Rehan menggeser pandangannya ke samping.
"Gak, cuma banyak pikiran doang. Lo kok di sini?"
Orang di hadapannya mengangguk.
"Jengukin temen yang sakit."
Rehan menagguk.
"Dim."
Dimas mengalihkan pandangannya.
"Kenapa?"
"Gak papa."
Dimas membuang napas kasar.
"Bimbang Lo?"
Tidak ada sautan dari Rehan membuatnya menatap Rehan seksama dan kembali membuang pandang ke depan.
"Hadepin Re, tinggalin kalau memang lo cuma pengen satu, tapi kalau lo pengen dua itu seraka. Tapi kalau lo gak sanggup milih lepasin. Tapi gue yakin lo gak bakal milih yang ke tiga kecuali hati lo bener-bener buta dan otak lo geser."
Malem sabtu besok baru malem minggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELVINA (Completed)
Novela JuvenilRevisi dan versi revisi bakalan di publis di storial❤❤ Semuanya tersembunyi begitu rapi sampai tidak ada satupun tanda yang kamu mengerti. Aku kira begitu, ternyata kamu tahu tapi tetap diam. -Rehan Untuk apa mengatakan apa yang aku tahu. Jika kamu...