Ze termenung sesaat setelah kepergian Rehan, pikirannya terus dipenuhi banyak pertanyaan tentang gadis yang memanggilnya. Siapa gadis itu? Kenapa Rehan senyum? Sedangkan kalau didekat Ze selalu menyebalkan. Ze menggelengkan kepala cepat, ia tidak perlu memikirkannya.
Ze menelungkupkan tangannya di meja merebahkan kepalanya ke dalam berusaha memejamkan mata, ini demi mengusir setan es batu di ke palanya. Ingat ia tidak cemburu! Hatinya masih milik Rebin seorang.
----
Rehan melangkah memasuki kelas setelah bertemu dengan gadis yang memanggilnya tadi, matanya menangkap sosok yang sangat ia kenali awalnya ia ingin mengabaikannya tapi suara gadis itu menghentikan langkahnya.
"Rebin, Ze rindu. Kenapa Rebin pergi? Rebin gak mau ketemu Ze lagi? Jangan tinggalin Ze sendirian Ze janji akan berhenti makan es krim. Ze janji."
Terdengar isakan pilu dalam tidurnya, Rehan mendekat diusapnya kepala gadis di hadapannya. Terdengar erangan kecil lalu ia menegakkan tubuhnya. Ia mengusap matanya.
"Kok berair?"
Tanyanya pada diri sendiri melihat tangannya basah. Ze terkekeh sebentar lalu menaikkan tatapannya.
"Apa Ze ngeganggu?"
Tanya polos melihat Rehan menatapnya datar, Rehan menggeleng kecil lalu pergi. Ze menaikkan bahunya.
Ze meninggalkan bangkunya membawa sesuatu ditangannya yang ia ambil dari ranselnya. Ia berjalan menyusuri koridor dan duduk di bangku taman belakang.
"Ze rindu."
Ucapnya sambil mengusap matanya menggunakan punggung tangan. Diusap benda di tangannya dengan lembut. Ia tersenyum dan menggeleng pelan.
"Ze sudah dijodohin sama anak teman bunda, namanya Rehan tapi Ze tetap pengen Rebin."
Ze berdiri karena sudah merasa cukup sendiri, ia masih menatap benda di tangannya dengan menunduk. Ia terhenti menabrak benda keras di hadapannya. Ze mendongak menatap seseorang yang berdiri menjulang.
"Jadi lo Ze?"
Ze mengerutkan jidatnya, kan memang selama ini dia Ze.
"Ini aku Rebin."
Ze terbelalak lama kelamaan matanya memanas kemudian berhambur kepelukannya. Ze rindu sangat rindu ternyata Rebin selama ini ada di hadapannya.
"Ze kangen, Ze kangen Reka eh Rebin."
Jawabnya sambil terkekeh dalam pelukan Reka. Mereka bercanda sesekali tertawa membuat keduanya lupa situasi bahwa masih berada di lingkungan sekolah.
Mereka berjalan ke parkiran bersama dengan bergandeng tangan, tapi Ze menangkap sosok Rehan sedang menggandeng seorang gadis, ah gadis itu gadis yang memanggilnya tadi. Ze memegang dadanya, kenapa sakit? Bukan sakit lebih tepatnya sesak.
"Ze naik."
Ze menatap Reka dan mengangguk.
Ze sampai di rumahnya dengan berjalan lunglai, ia sangat lelah ingin tidur sedikit lebih lama untuk menenangkan tubuh dan hatinya.
Ze menatap langit-langit kamarnya tiba-tiba senyumnya mengembang.
Jadi Reka itu Rebin.
"Ze, makan dulu!"
"Iya bunda!"
Ze turun dengan setengah berlari membuatnya hampir terjatuh dari tangga.
"Hati-hati Ze."
Ayah melihat kelakuan putri tunggalnya yang memang sangat ceroboh. Ze hanya menyengir sambil duduk di sebelah kiri ayahnya.
"Ayah tahu gak-."
"Gak."
Ze cemberut dan menatap sebal ayahnya, sedangkan ayahnya malah terkekeh dan mengacak rambut Ze.
"Iss."
Menyisir rambutnya sambil meniup poninya dengan mata melihat poni.
"Ze udah ketemu Rebin."
Ze mencondongkan tubuhnya dan berbicara setengah berbisik.
"Bagus dong itu berarti per-"
"Benar ayah, itu berarti Ze gak jadi di jodohkan sama manusia kulkas!!"
Ucap Ze semangat sambil menggeprak meja membuat ayahnya memundurkan wajahnya dan ibu menjatuhkan sendok.
"Jangan terika Ze!"
Ze mengangkat dua jarinya memohon ampun kepada bunda.
"Jadi menurut ayah gimana?"
"Ayah terserah bunda."
Ze mengangguk semangat.
Tok Tok Tok
"Siapa yah?"
Ayah mengidikkan bahunya membuat Ze sebal.
"Buka pintu sana."
Ze berjalan kearah pintu dengan sesekali berputar dan ketika pintu terbuka.
"Hai."
Vote and comment
Rehan?
Reka?
Zeze?Atau
Ayah?Wkwkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
RELVINA (Completed)
Teen FictionRevisi dan versi revisi bakalan di publis di storial❤❤ Semuanya tersembunyi begitu rapi sampai tidak ada satupun tanda yang kamu mengerti. Aku kira begitu, ternyata kamu tahu tapi tetap diam. -Rehan Untuk apa mengatakan apa yang aku tahu. Jika kamu...