Seorang cowok tengah berjalan santai di lorong sekolah. Ia tidak berminat menanggapi kejadian di sekitarnya. sekarang ia hanya perlu berjalan lurus sampai ke kelas.
Plak!
Rehan menghentikan langkahnya setelah mendapat tamparan keras dari Naya. awalnya Rehan sudah melihat Naya mendekatinya tetapi ia pikir hanya kebetulan ternyata cewek ini sedang marah besar terhadapnya.
"Udah berapa kali gue bilang, Ze gak sekuat yang lo liat Re!"
Rehan yang masih bingung hanya memegangi pipinya yang terasa sakit. Rehan mengangkat pandangannya dan mendapati Reka berada di belakang Naya dengan tersenyum miring.
"Lo tau? Ze pergi sialan. Dia pergi!"
Naya berteriak membuat beberapa murid menatap mereka bingung. Berbeda dengan Rehan yang tampak terkejut tetapi kembali merubah raut wajahnya menjadi datar.
"Terus apa urusannya sama gue?"
Pertanyaan Rehan malah membuat amara Naya naik ke ubun-ubun. Naya mengepalkan tangannya dan memberi satu bogeman kepada Rehan tapi sebelum tangan itu memukulnya sebuah tangan menahannya.
"Jangan kotorin tangan lo lagi untuk cowok gak berguna Nay. Dia terlalu buta dengan biji kacang yang membusuk di depannya."
Naya menurunkan tangannya dan mentap Dara sesaat sebelum kembali mentap Rehan. Naya mengambil langkah maju tetapi bahunya kembali didorong mundur. Naya menatap orang itu tajam dan tersenyum sinis.
"Well, biji kacang mau ngelindungi kulitnya? Bukankah seharunya sebaliknya?"
Naya tersenyum sinis dan dibalas dengan tatapan merendahkan oleh Dania.
"Jaga cara bicara lo Naya Stefani!"
Naya hanya tersenyum tipis dan melipat kedua tangannya di dada. Saat Naya ingin membalas perkataan Dania, Dara lebih dulu mengambil alih.
"Lo yang harunya sadar diri. Lo siapa? Rehan siapa dan Naya siapa?"
Dania tapak ingin menangis dan menatap Rehan dengan bekaca-kaca. Sialan iblis ini benar benar bermuka dua.
"Lo yang seharunya tutup mulut Dara. Ini masalah gue, lo gak bakalan ngerti karena lo ga di posisi gue."
Dara tetawa remeh dan ikut melipat kedua tangannya di depan dada dan menyandarkan tubuhnya di tembok.
"Lo bener Re, gue gak ada di posisi lo, gue bukan orang yang harus ngambil keputusan seperti lo. Tapi, kalau gue jadi lo gue gak bakalan percaya sama ular di sebelah lo. Lo udah teralu buta cuma karena dia nyelamatin lo sekali. Tapi, apa lo pernah sadar orang cacat gak bakalan bisa dugem di club malam dengan pakaian kurang bahan dan sanggup ngabisin beberapa botol minuman yang lo tahukan kalau orang cacat ginjal gak bisa konsumsi minuman keras."
Rehan menatap Dania yang menggeleng kecil dan mempertahankan matanya yang berkaca-kaca. Sedangkan Naya dan Dara sudah sangat muak dengan kelakuan ular berbisa berkepala kacang di hadapan mereka.
"Terserah lo mau percaya siapa."
Naya masih bingung dari mana Dara tau semua tentang Rehan. Tapi dari apa yang Dara jelaskan bisa ditarik kesimpulan bahwa Dara dan Rehan adalah teman lama. Tapi, Naya menyimpan segala pertanyaannya, sekarang ia hanya harus membuat ular di depannya ini sadar diri dimana posisinya.
"Gue pastiin Re, lo bakalan nyesel lebih milih cewek sialan ini."
Itu Naya yang menganbil bagian. Ia pergi dari hadapan Rehan diikuti oleh Dara di belakangnya. Naya sempat berpapasan dengan Reka tapi ia tetap masa bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELVINA (Completed)
Teen FictionRevisi dan versi revisi bakalan di publis di storial❤❤ Semuanya tersembunyi begitu rapi sampai tidak ada satupun tanda yang kamu mengerti. Aku kira begitu, ternyata kamu tahu tapi tetap diam. -Rehan Untuk apa mengatakan apa yang aku tahu. Jika kamu...