Aku,Kamu,Kita,Dia

17 4 0
                                    

* Jika ada pagi yang ingin ku lihat hanya pagi ketika kamu datang menghambur kepelukanku*
-Rehan Arbimantara-

Pagi ini hari Ze datang ke sekolah terburu-buru ia ingin menyelesaikan PR matematikanya,  sungguh matematika bembuatnya berasap. Sesampainya di depan kelas Ze menarik nafas panjang lalu masuk dengan semangat lalu Ze melongo.

"Kalau belum ada yang dateng siapa yang mau gue contek"

Bodoh memang ini masih teramat pagi bahkan satpam pun malas datang sepagi ini kalau tidak di bayar. Ze mendengus kesal duduk dengan bibir ditekuk sunggu mengenaskan.

"Rajin banget lo udah dateng?"

Ze yang terkejut mendongak ke atas lalu ia melotot.

"Matanya biasa aja."
Datar, dingin dan menusuk.  Ze merasa tertohok.  Ze memalingkan wajahnya dan mencibir dalam hati tanpa menjawab

"untung bukan temen kalau temen udah gue sikat ni." batin Ze

Wc kali disikat.

Laki-laki merasa terabaikan lalu mendekat kearah wajah Ze sehingga membuat Ze reflek memundurkan wajahnya.  Tapi dia malah terus mendekat.

"Kalau ditanya dijawab pakek mulut,  gunain suara lo selagi ada dan selagi masih gratis,  jangan sampai suara lo gue bikin ilang. "

Bisik laki-laki itu ditelinga Ze,  lalu meniup poni perempuan itu.

"Berharap banget gue cium? "

Ze membuka matanya lalu pipinya bersemu merah karena malu, terangkat sedikit bibir laki-laki dihadapan Ze.

"Sorry aja ni ye gue masih ada harga diri mana mungkin gue berharap di cium sama muka tembok. " batin Ze

"Gayaan tadi juga merem sok-sokan lupa ingatan"-author

"Ye itumah bukan merem,  cuma mata gue capek aja melotot."

"Semerdeka lu aja Ze."-author

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

" huaaaaaaa,  gue belum buat tugas matematika."

Teriak Ze yang mengejutkan Rehan.  Ya laki-laki itu Rehan si muka datar.

"Aduh. "

Ze memegang kepalanya yang terkena lemparan buku, lumayan kuat ia menoleh kebelakang agak serong ke kiri.

"Jangan berisik salin cepetan."

Ze menatap buku itu lalu membuang mukanya tidak berminat,
Maksudnya tidak berminat menolak.
Ia mengambil buku itu dengan jempol dan telunjuk di angkat seperti jijik tetapi dengan wajah yang di palingkan ke arah lain.  Rehan yang melihat itu hanya menggeleng.

"Dasar gengsian" batin Rehan

Tiba-tiba seseorang mengejutkan Ze,

"Ze ayo buruan ikut gue."

Menarik Ze keluar kelas sedangkan Rehan memandangnya datar.

Helloo lohhaaa jangan lupa tinggalkan jejak,  ingat kaki saja pergi berbekas masa kamu enggak kan kamu lebih dari sebuah kaki.

RELVINA (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang