Cantik

7 2 0
                                    

Ze tengah berada dalam mall bersama dengan Adam, Adam mengajaknya berbelanja untuk acara ulang tahun teman mereka Kenzy, Kenzy adalh teman sekelas Ze dan Adam karena acara ulang tahu mereka harus membawa pasangan jadilah akhirnya Ze dan Adam akan menjadi pasangan dalam acara malam nanti.

"Cantik gak?"

Adam memandang Ze sambil mengelilingi Ze yang baru saja mencoba baju yang akan ia beli, gaun berwarna pink muda yang tampak manis dan tidak berlebihan masih sangat pantas untuk usianya yang masih remaja.

"Cantik tapi tetep pendek."

Ze cemberut saat Adam mengatainya lagi membuat Ze kembali melayangkan tangannya memukul bahu Adam.

"Sialan!"

Ze berteriak dan kembali masuk ke ruang ganti, sedangkan Adam tekekeh sambil mengusap bahunya yang sedikit perih.

Setelah membeli baju dan segala perlengkapan mereka mereka memutuskan makan sebentar dan pulang, mereka tidak boleh terlalu lelah untuk aca malam ini. 

Tempat tinggal Kenzy

Halaman kediaman Kenzy tampak mulai ramai, banyak balon dan mkanan tersusun rapi serta penampilan beberapa pasangan yang tampak serasih dengan baju yang sama. Seperti pesta ulang tahun pada umumnya.

"Selamat ya bro, makin tua aja lo."

Ucap Adam pada Kenzy sambil terkekeh.

"Baru juga lo ketemu gue beberapa hari dari mana lo nyimpulin kalau gue udah tambah tua."

Adam tertawa keras membenarkan apa yang Kenzy ucapkan. Sementara Ze hanya tersenyum di sebelah Adam. Kenzy menatap Ze dan tersenyum nakal pada Adam.

"Gila, Kok lo mau Ra sama si sinting ini?"

Adam mendelik pada Kenzy yang mengatainya sinting sedangkan Ze sudah tidak tahan lagi untuk tertawa.

"Terpaksa."

Kenzy memperbesar tawanya sedangkan Adam sudah cemberut karena pernyataan Ze yang terlalu jujur.

"Kalau gitu mendingan lo gue kenalin sepupu gue aja, dari pada sama si sinting ini.

Cowok di sebelah Ze ingin memprotes ucapan Kenzy tapi kalah cepat oleh Ze.

"Boleh jugak."

Dengan mengekori Kenzy dari belakang sedangkan Adam sudah mengupat banyak. Ia benci dengan Kenzy sialan ini. Setelah sampai di belakang sepupu Kenzy, ia langsung memanggil sepupunya dengan menepuk pelan, membuat orang di hadapan Ze berbalik.

"Ra, kenalin in-"

Jantung Ze sudah berpacu cepat melihat seseorang di hadapannya, bukan hanya Ze tapi juga sebaliknya.

Rehan POV

Gue lagi ngobrol ringan sama temen- temen gue yang udah lumayan lama gak ketemu, hal ini ngebuat gue lupa dengan lingkungan sekitar. Bahkan gue belum ngucapin apa- apa sama yang punya acara. Sampai sebuah tepukan ngebuat gue berbalik.

"Ra, kenalin ini-"

Jatung gue mulai senam, orang di hadapan gue juga keliatan kaget. Pasalnya udah beberapa hari gue selalu cari dia, walau gue keliatan gak perduli tapi gue khawatir dan pengen tahu dia dimana. Tapi lamunan gue harus gue sudahi pas ngeliat cowok di sebelanya.  What the hell, siapa cowok sialan yang berani deketin tunangan gue? ehm, ralat maksud gue mantan tunangan.

"Ngapain lo ngikutin?"

Tanya Kenzy ke cowok di sebelah Ze, gue ngeliat dia mulai berani letakin tangan sialannya ke pinggang Ze.

"Gue yang bawa Ze kesini kalau lo lupa."

Terlihat Kenzy mendengus kesal dan melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

"Ra, ini Rehan sepupu gue. Asal lo tahu dia baru batal tunangan jadi lo punya peluang."

Gue tersenyum miring, jelas- jelas orang yang ngebatalin pertunangan itu ada di hadapan gue. Apa tadi Ra? panggilan dari mana itu? Apa semenjak pisah sama gue dia ganti nama?

"Ara."

Bener dia pura- pura gak kenal sama gue, kita liat sampai dimana dia bisa pura- pura sekonyol ini.

Author POV 

Sekarang terlihat para pasangan sedang berdansa dengan sangat manis, sedangkan Rehan hanya menatap datar pesta ini, sepupunya memaklumi saat ia tidak membawa pasangan. Rehan terus menatap pasangan yang berdansa mesra di hadapannya. Rehan menghabiskan minumannya dan berjalan menuju keduanya ketika mereka menepi mengobrol dengan beberapa orang termasuk kenzy.

"Bolehkah kita berdansa?"

Tanya Rehan sopan sedangkan Ze sudah membelalak karena terkejut. Ze dapat melihat seringai kecil di wajah Rehan. Ia ingin menolak tapi pernyataan Kenzy mengurungkan niatnya.

"Terima aja, Ra. Jarang- jarang sepupu gue ke sini. Anggap aja permintaan di hari gue."

Ze mengangguk dan memaksakan senyumnya kepada Rehan. Sedangkan Adam memandang Rehan datar. Ze sempat memandang Adam yang diangguki oleh Adam. Toh Adam tidak berhak melarang, lagian hanya dansa tidak membuatnya pacarankan?

Musik telah mengalun lembut membuat Rehan meletakkan tangannya di pinggang Ze dan meletakkan tangan Ze di pundaknya. Ze ingin protes tapi ancaman Rehan menciutkan nyalinya.

"Kalau lo turunin gue bakalan nyosor lo di depan umum."

Ze mendengus kesan dan berdansa tanpa menatap Rehan. Ia malas menghadapi manusia di hadapannya, buang- buang waktu.

"Liat gue."

Ze masih saja membangkang membuat Rehan kesal dan menarik dagu Ze untuk menatapnya. Dengan terpaksa tatapan mereka bertemu. Ze dapat melihat ada binar senang di sana dan juga banyak penjelasan yang ingin Rehan sampaikan tapi ia juga tidak bisa memaksa Rehan toh hubungan keduanya sudah selesai. Tanpa sadar Ze merapatkan pelukan tangannya dan sedikit menangis tanpa Rehan tahu. Rehan hanya menikamti pelukkan saja tanpa perduli suasana sekitar dan keadaan Ze di bawah sana.

"Lo cantik."

Tiba- tiba Ze melepaskan pelukan mereka membuat Rehan terdorong undur.

"Dansa kita selesai, gue harus pergi."

---------------

"Dia ya?"

Ze mendongak menatap Adam yang tengah berdiri di sebelahnya dengan mentap lurus ke depan dan tangan di kantong celananya. Ze menghapus kedua air matanya.

"Bukan, pacar gue namanya Reka bukan Rehan."

Adam terkekeh membuat Ze tampak bingung.

"Ia pacar lo Reka tapi tunangan lo Rehan dan masa depan lo Adam."

Ze terbelalak mendengar pernyataan Adam. Masa depan? Adam? Big no.

"Ogah! Lo bercanda mulu."

Ze memukul paha Adam kuat membuatnya meringis dan mendudukkan pantatnya di sebelah Ze di bangku taman tidak jauh dari rumah Kenzy.

"Kalau gue serius gimana?"

Tanya Adam menatap manik mata Ze, awalnya Ze mengerutkan keningnya tapi sesudah itu menatap ke depan dan menaikkan bahunya.

"Ya gak gimana-gimana."

Adam mengehela napasnya kasar, bicara dengan Ze percuma tidak berfaedah.

Adam merangkul bahu Ze yang kedinginan membuat Ze mendongak tapi tidak menolak. Sedangkan dari kejauhan tampak seseorang tengah mengepalkan tangan dan mendang datar keduanya dan berlalu pergi.

Syalalala

15/6/19



RELVINA (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang