Ze berjalan sambil berputar-putar di koridor sekolah, ia sangat bersemangat menyambut pagi, ini adalah pagi yang paling menyenangkan untuknya.
"Bahagia banget sih."
Reka datang berjalan sejajar dengannya sambil menusuk-nusuk pipi Ze, Ze memutar kepalanya dan mengembangkan senyumnya.
"Iya dong."
Ze kembali menatap ke depan dengan sesekali bersenandung, membuat Reka tersenyum tipis.
"Pacaran yuk?"
Ze berhenti di tempat membuat Reka juga menghentikan langkahnya.
"Gimana?
Tanya Ze yang sudah lola. Reka hanya tersenyum samar dan mengacak rambut Ze.
"Kita pacaran yuk."
Awalnya kening Ze berkerut tetapi selang beberapa detik matanya berbinar dan mengangguk cepat. Reka hanya tertawa melihat sifat kekanak-kanakan Ze.
Reka mengandeng tangan Ze sampai masuk ke dalam kelas, membuat Naya mengerutkan jidatnya. Saat Ze sudah duduk di tempatnya, Naya menyondongkan badannya ke arah Ze.
"Lo utang cerita sama gue."
Ze mengangguk sambil terus tersenyum. Sedangkan Rehan yang baru masuk hanya mengerutkan kening melihat Ze seperti itu.
Rehan duduk di kursinya sambil sesekali mengetuk jarinya, Ze yang mendengar ketukan hanya memandang Rehan sekilas.
Sebelumnya Rehan berpapasan dengan Reka di depan pintu dengan tersenyum tidak jelas.
🐾🐾
Rehan duduk di kantin setelah jam istirahat berbunyi, Seorang cowok datang menghampirinya meminta izin untuk duduk bersama.
"Nama lo Rehan kan?"
Rehan hanya mengangguk dan kembali fokus makan.
"Gue Dimas, salam kenal. Mungkin kita bisa jadi temen."
Rehan hanya mengangguk.
"Gue liat, kehidupan lo ribet bro."
Dimas mengunyah bakso yang ia beli sedangkan Rehan mengerutkan keningnya.
"Maksud lo?"
Dimas mengedikkan bahunya.
"Gue juga gak tau, semuanya abu-abu gue gak bisa liat apapun. Satu hal yang pasti hidup lo ribet dan ada rahasia besar yang di simpen seseorang yang lo lindungi, karena lo percaya sama dia semuanya abu-abu."
Rehan makin bingung.
"Lo bisa liat masa depan?"
Dimas menggeleng.
"Itu cuma terlintas aja dipikiran gue, lo tau kenapa gue gak nimbrung sama anak-anak lain? Karena gue males di katain aneh pas mulut gue tiba-tiba ngomong hal gak jelas kayak tadi."
Rehan hanya mengangguk.
"Terus kenapa lo ngomong sama gue, ngajakin temenan?"
"Gue juga gak tau, hati gue bilang gue harus temenan sama lo, itu doang."
Rehan kembali mengangguk. Ia memberi Rehan kartu namanya dan memberi tahu kelasnya, Rehan pikir mungkin ini awal yang baik.
"Inget baik-baik kata-kata gue Re, Jangan korbanin sesuatu yang lebih dulu hadir dalam hidup lo, apapun situasinya. Kalau lo lakuin bisa jadi ada hal besar yang akan hilang atau kepisah dalam waktu lama dan cuma takdir yang bisa jawab kapan waktu itu berakhir."
Rehan mengangguk pada Dimas, sedangkan pikirannya berkecamuk.
🐾🐾
Vote and comment
Bye
Bye
KAMU SEDANG MEMBACA
RELVINA (Completed)
Teen FictionRevisi dan versi revisi bakalan di publis di storial❤❤ Semuanya tersembunyi begitu rapi sampai tidak ada satupun tanda yang kamu mengerti. Aku kira begitu, ternyata kamu tahu tapi tetap diam. -Rehan Untuk apa mengatakan apa yang aku tahu. Jika kamu...