8 | Sick and Tease

4.8K 599 78
                                    




[!]

Setelah kejadian semalam, Mikasa tidak berhenti tersenyum. Ia tidak tahu Levi akan sebaik itu. Apalagi senyum yang ia berikan saat sudah sampai didepan rumah Mikasa.

Mikasa meraih paper bag berisi jaket milik Levi. Ia sengaja tidak mencuci terlebih dahulu, karena wangi jaket itu sangat memabukkan. Dan gilanya, Mikasa memeluknya semalaman.

Gadis berambut sebahu itu berjalan menuju kelasnya, melirik sebentar pada lorong kelas tiga. Berharap mendapati seseorang yang ia cari.

"Kudengar Levi-kaichou sakit. Ia tidak sekolah." Mikasa menolehkan kepalanya kepada dua gadis yang sedang berbincang itu.

Itu Sasha dan Historia. Mereka sedang membicarakan Levi, mau tidak mau akhirnya Mikasa menguping pembicaraan mereka.

Sasha mengangguk membenarkan kata Historia. "Aku juga melihatnya ditaman dekat mini market saat akan bekerja paruh waktu. Sekitar pukul 4. Aku pulang pukul 8, dan Kaichou masih duduk disana. Padahal udara dingin sekali." Jelas Sasha panjang lebar. Tidak lupa sesekali mengigit roti miliknya.

"Kau tidak mencuri roti kan, Sasha?" Tanya Historia bercanda. Sasha menatapnya sebal, mereka kemudian tertawa dan berjalan menuju kelas.

Mikasa mematung mendengar hal itu. Itu jam janjiannya bersama Levi.

Pembohong. Lelaki brengsek itu pembohong yang hebat. Ia bahkan masih sempat menenangkan Mikasa yang menangis, sedang ia tahu bahwa Mikasa mengingkari janjinya. Membuatnya menunggu selama hampir empat jam. Jadi itu alasan kenapa petanyaannya malam itu dialihkan.

Cengkeraman Mikasa pada paper bag itu menguat kala ia melihat Eren berjalan bersama Annie.

Mereka semua sama saja!

Mikasa melepaskan syal yang ia pakai, memasukkannya ke dalam paper bag yang berisi jaket milik Levi.

Mikasa mengambil ponselnya. Menelepon Levi.

"Ha-lo?"

"Kaichou, kau dimana?" Tanya Mikasa.

Tidak ada sahutan di seberang sana. Mikasa kembali memanggilnya.

"Aku diruang anggota dewan, ada apa tiba-tiba?"

Pembohong besar!

Mikasa menarik napas. "Aku ingin bertemu, aku segera kesana."

Nada suara Levi terdengar panik. "A-Aku sedang sibuk. Besok saja."

"Tidak. Sekarang." Tolak Mikasa telak.

"Besok saja! Kenapa kau memaksa sekali?" Levi membalas dengan kesal.

"Aku mau sekarang! Saat ini juga!" Mikasa tak mau kalah.

Levi terdengar menghela napas. Mikasa benar-benar keras kepala. "Baiklah, datang lima belas menit lagi, rapatku akan selesai." Jawab Levi.

Rapat? Levi ada disekolah? Tapi Historia bilang ia tidak sekolah.

Tatapan mata Mikasa menajam saat melihat Hanji dan Erwin berjalan bersama. Mereka juga anggota dewan.

Bukankah ada rapat?


Kaichou

Levi bangkit dari tidurnya saat Mikasa berkata akan menemuinya. Ia tidak mau membuat Mikasa merasa bersalah. Tanpa basa basi ia meraih seragamnya.

Levi mengerang saat merasakan nyeri di kepalanya, ia menyentuh kepalanya sejenak. Ini karena ia terserang demam setelah mengantar pulang Mikasa semalam.

[✔️] KAICHOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang